22. Hukuman manis

726 23 0
                                    

Daun berguguran menjadi hambatan bagi ila yang sedang menyapu halaman rumahnya untuk menggiringnya ke lubang sampah, sesekali ila sering bolak balik untuk mengambil daun yang tertinggal.
Melihat tingkah istrinya itu syauqi tertawa geli, sehingga dinding yang sedang di olesi cat olehnya terjadi kesalahan warna, ia mengoleskan warna hitam, padahal tadinya warna biru, untung syauqi langsung menyadarinya.

"Astagfirallah !! Yassalam.." syauqi menepuk jidatnya dan memerhatikan ila sekali lagi, untuk saja ila tidak melihatnya.

Ila tidak bisa emosi dengan daun daun kecil itu, karna mungkin sudah resiko mempunyai rumah yang halaman belakangnya penuh dengan penghijauan, ini sangat nyaman pikirnya.
Ila beristirahat sejenak untuk membuang peluh yang ada di dahinya. Ila duduk bersandar di bawah pohon yang rindang dan memandangi sekumpulan anak kecil yang sedang bermain main disana, sungguh menambah kegembiraan hati ila, tapi di sisi lain ila merasa kehilangan.

"ingin rasanya, bermain bersama anak TK les musik lagi.." gerutu ila seraya mengangkat kedua sudut bibirnya.

"kita buat aja yu?"

Entah datang dari mana, syauqi muncul dan duduk di samping ila sambil membawakan cemilan untuk mengusir rasa penat mereka setelah setengah hari ia merenovasi rumah barunya.
Bahkan ila langsung menyantapnya dengan lahap tanpa ada kata jaim disana walaupun dirinya masih di kerumuni rasa bingung atas perkataan syauqi.

"maksud kaka apa? Membuat?"

"iya, membuat mereka!" wajah syauqi menyimpan tawa kecil melihat kebingungan istrinya. Tanpa menunggu ila berpikir lebih lama lagi syauqi membisikan sesuatu ke telinga ila.

"maksudnya. Kita membuat bayi, dan nanti tumbuh besar seperti mereka.."

Ila membulatkan matanya makanan yang tadi di telannya hampir saja keluar. Bisa bisanya syauqi mengatakan kata kata yang selalu mengiang di hati ila dan juga di takutinya. Wajar saja syauqi bilang seperti itu, karna dari mulai walimah sampai sekarang syauqi belum bisa mendapatkan hak sebagai seorang suami.

"gimana mau gak?" syauqi menampakan wajah meledek dan jari jemarinya mulai menggelitiki pinggan ila, ini perbuatan yang syauqi sukai ketika melihat istrinya yang kebingungan, wajahnya gemes menurutnya.

"Aw! Ka, geli !!"

Syauqi tertawa lepas melihat muka lucu ila, hingga mereka bermain kejar kejaran layaknya anak anak yang di sebrang sana.
Syauqi berhasil menangkap ila di dalam rumah.

"udah ka cukup, aku nyerah!" ila mengangkat tangannya ke atas seperti tawanan polisi, nafas nya terengah engah di selingi tawa yang lepas.

" ga boleh nyerah!" syauqi mendekatkan tubuh ila padanya, tangannya berhasil melingkar di pinggang ramping ila, "ada hukumannya !" tambahnya lagi. Melihat ila yang kaku di peluknya syauqi mengulumkan senyum. "kenapa ga bales meluk?". Dengan rasa kaku ila melingkarkan tangannya ke leher syauqi. Sekarang tubuh mereka tidak ada jarak sedikit pun, hingga ila bisa merasakan aroma parfum yang syauqi pakai.

"Lalu apa hukumannya?" ila berbicara tanpa melihat wajah lawan bicaranya.

"mau tau hukumannya? lihat ke kaka dong? Masa kaka di acuhin gitu.."

Ila menuruti perintah syauqi, akhirnya mata mereka saling memandang agak lama, di dalam pandangan syauqi tak henti henti nya mengucap syukur atas nikmat Allah yang di berikan kepadanya. Satu kali ucapan Basmallah syauqi memejamkan matanya hingga akhirnya..
Syauqi berhasil mencuri ciuman pertamanya, mau tidak mau ila pun menerimanya dan memejamkan matanya. Entah ada di mana jantung ila sekarang, rasanya dunia ini milik mereka berdua, membiarkan kedua hati yang saling bersatu menuju Mahabbah-Nya mencari Ridho-Nya. Kini hal yang tadinya haram pun bisa menjadi halal dengan sebuah kunci pernikahan.

Perlahan syauqi melepaskan tautan bibirnya, memandang wajah indah ila dengan mata yang masih terpejam, syauqi menyusapi bibir bawah ila yang masih terlihat basah.

"gimana, enakan hukumannya?"

Tanpa rasa bersalah syauqi mengatakan tawaran yang membuat ila membuka matanya lebar lebar. " masih ada lagi lho.. Ini baru yang pertama!"

Seketika itu juga ila melepaskan tangannya dari leher syauqi dan menatapnya sinis.

"kenapa! mau lagi?"

Ila menaikan satu alisnya.
"aku nyerah!" ila berjalan mundur dengan mengangkat kedua tangannya, syauqi tertawa kecil memandangi tingkah istrinya menatapnya hingga suara pintu menjadi akhir dari tatapan syauqi padanya. Di sisi lain tersimpan kebahagian yang besar di hati syauqi.

***








Next aja lah...
Maaf kalo gaje ataupun typo nya.. Maklum outhor nya gak bisa romantis apalagi di romantisin. Hehe... ^_^ ckckckc hufttt !!

Sok lah di vote aja? Atau komen mangga? Upah nulis katanye.. Wkwkwkw.

Happy vomment, and keep reading. Ok. Keep stay ^_^

SAHABAT HIJRAHKU [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang