15. Sungguh

667 20 0
                                    


[15]


Malam ini seperti biasa Syauqi selalu berkumpul di meja makan untuk makan malam lalu di lanjut dengan ngobrol-ngobrol kemudian pergi ke kamarnya masing- masing. begitu saja rutinitasnya namun tidak terasa bosan karna hanya waktu itu saja mereka bisa berkumpul an menghabiskan waktu bersama-sama sebelum akhirnya sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. hingga akhirnya Syauqi menghabiskan beberapa suapan lagi kemudian meminum air putihnya.

"Kemarin gimana pedekatean sama anaknya pak Sopyan? Siapa tuh namanya Pah?" Widiya melirik kearah suaminya yang masih lahap memakan masakannya.

Hardi menegakan tubuhnya lalu menjawab tatapan istrinya "Syakila."

"Iya itu, gimana Qi?" Tersenyum, Widiya menatap anak laki-lakinya.

Syauqi menghela napasnya lalu tersenyum "Alhamdulillah, Syauqi mau Mah, Pah."

Mata ibunyanya berbinar "Waduh! Anak Mamah akhirnya." Ia membuka mulutnya, lalu tersenyum "Apa yang bikin kamu suka Nak?"

Syauqi mengambil toples yang berisi nastar, mengambilnya satu lalu memasukannya ke dalam mulut "Agama dia cukup, cantik, suka anak anak juga, pinter masak, wifeable deh.. ya.. walaupun kalo penampilan dan gaya bicara yang masih frontal, nanti biar Syauqi arahkan."

Widiya terkekeh "Waah.. kayanya anak Mamah emang serius ini mah, Pah."

"Terus, rencanamu nikah kapan?" Kali ini Hardi yang bertanya, sambil mengelap sisi-sisi mulutnya dengan tissue.

"Bulan depan Insyaallah, selepas dia wisuda." kata Syauqi

"Kamu udah ngomong sama Pak Sopyannya?"

"Malah pak Sopyan yang bilang gitu ke aku."

Widiya tersenyum girang "Aduh, alamak ada yang kebelet nikah ini Pah."

"Kamu siap, Qi?" Tanya Hardi.

tanpa ragu Syauqi menjawab "Siap dong."

"Kamu udah mikirin kedepannya gimana kan? Bukan hanya enak-enakannya aja, pernikahan itu bukan bahan candaan loh, harus di komitmenin sebagai pr hidup, kamu harus jaga komunikasi, apapun keluh kesahnya kamu saling berbagi, bisa menerima apapun kekurangan istri kamu, hadepin masalah dengan kepala dingin, harus bisa ngatur waktu antara kerja dan keluarga, gimana nanti kalo kalian punya anak? Pokoknya kamu harus lebih ngertilah soal ini, Papah percaya sama kamu." Jelas Hardi.

Syauqi mengangguk "Iya Pah, Insyaallah minta doa dan restu mamah sama papah aja."

Kedua orang tuanya menjawab serempak "Aamiin.."

"Si Syakila nya udah kelihatan terpesona sama kamu belum?" Kata Widiya lagi.

"Enggak tahu tuh Mah, nantilah Syauqi tanyain lagi."

"Kamu nanya langsung sama dia?"

"Ya iya, tapi nggak to the point, kata Pak Sopyan nya kan, Syauqi harus nyembunyiin identitas Syauqi sebagai calon suami sebelum pak Sopyan ngizinin."

SAHABAT HIJRAHKU [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang