Sepuluh -Julita

7K 529 0
                                    

"Eii.. Itu Julita!"

"Gimane lo?"

"Pasti lo uda takut setengah mati kan?"

Ketika pertama kali aku memasuki ruangan kelasku, teman-temanku sudah menyapaku dengan heboh. Dan aku hanya memasang muka datar. Aku berusaha untuk biasa-biasa saja. Memangnya kenapa sih? Aku kan tidak berbuat salah yang begitu fatal. Tapi memang sih, aku sudah gila karena sudah berani ngatain si Dominic itu. Tapi ya mau bagaimana lagi, kemarin itu kondisiku sedang ngantuk.

Dan yang paling aku geram adalah si Ronie--ketua kelas kami yang sok kegantengan itu menggangguku terus.

"Eii Lita, katanya lo mau bakar rumah gue? Mana? Rumah gue baek-baek aja nyatanye."

"Diem lah lo! Sebelum gue plastet mulut lo." Ucapku dengan ketus. Baru saja bel istirahat berbunyi, anak itu sudah langsung datang ke mejaku.

Dan yang aku bingung adalah Renia langsung terkekeh dan memasang muka 'ngakak' padaku. Ada apa sih? Apa aku tadi salah ngomong?

"Plastet? Maksud lo plaster? Hahaha.." Cerocos Renia.

Oh! Tadi aku bilang plastet ya? Ahh.. Sudah salah ngomong aku.

"Iya, Lita otaknya udah miring gara-gara udah takut banget. Hati-hati lo ntar minggu depan waktu atletik di makan sama Dominic."

"Bodo." Jawabku ketus.

"Eh bytheway oh bytheway gue boleh minta line id adek lo nggak?"

"Buat ape? Mau modus?" Tanyaku melotot padanya.

"Bukan loh, bukan gitu. Gue cuman mau.. Hmm mau.."

Aku langsung memotong perkataannya. "Cuman mau kenalan doang, siapa tahu dia cocok sama gue. Itu kan yang lo mau bilang?"

"Ya kira-kira begitulah." Ia cengar-cengir tak jelas.

"Jangan kasih Lita, adek lo nggak pantes buat Ronie, kagak cocok!" Ujar Renia yang ada di sampingku.

Ahh.. Aku sudah tahu pasti banyak cowok yang akan mengincar Lenia. Dan aku yang menjadi sasarannya, dan itu sangat menjengkelkan! Contohnya seperti Ronie ini.

"Diem lah lo Nia, Lita.. Lita.. Tolong dong.. Cogan lagi minta tolong nih.." Rengeknya seperti anak kecil.

"Bodo." jawabku cuek.

"Ihh kok gitu.."

"Bodo."

"Ihh Lita!" Dan ketika aku melotot ke arahnya, tangannya dengan cepat mengambil botol minumku yang ada di mejaku. Dan ia langsung berlari keluar kelas.

"Eihh Ronie, balikkin botol gue!" Aku mengejarnya.

"Gue nggak bakalan kasih sebelum lo ngasih gue line id nya Lenia."

"Sialan ya lo!"

"Bodo." Jawabnya, ia terus berlari di sepanjang koridor. Dan aku terus mengejarnya. Ia berjalan mundur sambil menjulurkan lidahnya. Arghh!

Dan pada saat aku sudah mendekat padanya, dan aku segera menjinjit. Berusaha untuk mengambil botol minumku dari tangannya Ronie. Dan pada saat aku berhasil mengambil botol minumku, tiba-tiba saja aku kehilangan keseimbanganku.

Aku terhuyung ke belakang beserta botol minumku yang ada di genggaman tanganku. Tapi aku tidak terjatuh, dan aku merasa seperti ada seseorang yang ada di belakangku.

Pokk

Dan terdengar suara yang tidak begitu keras, tapi terdengar jelas olehku.

"Mampus dah lo!" Ujar Ronie padaku. Dan mataku langsung membulat. Jangan bilang ada orang di belakangku.

Aku langsung membalikkan badanku. Arghh.. Sungguh sialnya aku! Sial dan sial.

Orang itu..

Aku bertemunya lagi, dan kali ini aku sepertinya akan membuatnya tambah geram denganku. Dan keningnya sepertinya tadi terbentur pelan dengan botol minumku.

Dan orang itu adalah Dominic!

Dominic dan Dominic lagi!

Sungguh sialnya aku! Kenapa sih aku harus selalu bertemu dengannya? Dan ketika kulihat matanya, aku segera ingin menghilang dari bumi ini. Tatapannya.. Tatapannya benar-benar sudah sangat mengerikan! Dia pasti akan memakiku! Aihh..

To be continued
Julita kembali lagi! Aduh Julita kasihan banget ya asik kena masalah aja haha.
Bakalan fast update!

Vote dan commentnya ya😊

Jika tertarik dengan kisah ini, yuk segera add to library biar nggak ketinggalan hehe.

Seeyou

Bukan Salahnya Hujan (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang