ENAM

4.8K 577 11
                                    

KILAU lantai marmer membiaskan bayang-bayang para pejabat tinggi beserta hasil karya terindah milik Byun Haneul. Semua orang begitu takjub atas lihainya jemari lentik Haneul untuk menciptakan berbagai produk fashion yang kini terdapat disetiap sisi ruangan. Bahkan, ruangan ini pun didesain mewah dan menakjubkan, membuat mereka merasakan betapa glamournya kehidupan seorang Byun.

Sehun meneguk wine-nya, memperhatikan bagaimana cantiknya Haneul dalam balutan gaun putih ketat mengilau itu. Rambut panjangnya tergerai dengan gelombang manis diujung. Serta senyum anggun yang tak henti ia tampilkan untuk menarik para pejabat dan investor baru dalam perusahaannya ini.

Dasar penjilat, batin Sehun jengkel.

Dia kesal bukan karena Haneul berhasil menggaet banyak investor, tetapi para lelaki kaya yang sengaja terlihat berminat pada karyanya, agar bisa dekat dengan wanita cantik itu. Bahkan, kini Sehun bisa melihat satu diantara mereka merangkul pinggang Haneul untuk menggodanya, dan Haneul, meskipun risih, tampak tak menggeser tangan laknat itu dari tubuhnya. Tangan Sehun terkepal, dan ia menghentak gelasnya ke meja, bersiap menyerang lelaki itu saat sebuah suara terdengar.

"Yak! Jangan berani kau beranjak dari tempat itu!"

Sehun terlonjak, dan buru-buru menoleh. Matanya membola mengetahui siapa yang menegurnya barusan.

"Chanyeol hyung?"

Sederet gigi putihnya muncul saat dia tersenyum. Chanyeol mengenakan jas putih, dan surai merahnya mengilap acak dibawah pantulan sinar lampu. Sehun merasa ciut kalau disandingkan dengan pria ini. Dia terlalu memesona, dan sebab itulah Haneul memilihnya sebagai kekasih. Bukan Sehun.

"Eoh, Sehun-a, lama tak berjumpa," sapa Chanyeol seraya menjulurkan tangan.

Sehun menyambutnya dengan senyuman. "Ne, hyung. Kau lebih suka bertemu Haneul, ketimbang sahabatnya yang tampan."

"Yak! Kau berkata seolah aku ini selingkuhanmu, tahu?"

Keduanya tergelak. Walau nyatanya ia iri dengan kelebihan Chanyeol, dia juga kagum padanya. Chanyeol adalah sosok pemuda ramah dan menyenangkan. Tidak membedakan siapapun, dari sosial manapun, untuk menjadi teman.

"Tidak menghampiri Haneul? Kulihat dia digoda banyak pria disana," dengusnya tanpa sadar. Beruntunglah, Chanyeol hanya menganggapnya sebuah candaan, dan menjawab santai.  "Nanti juga dia yang menghampiriku," dan tepatlah ketika itu suara Haneul memanggil dan ketukkan sepatu mahalnya terdengar. Chanyeol nyengir pada Sehun. "Benar, kan?"

"Asyik sekali kalian berdua," Haneul bergelayut pada lengan kekasihnya. "Hoi, Hun, banyak yang salam padamu. Kau tidak mau berbaur dengan para wanita? Siapa tahu ada yang menyangkut dihatimu," kemudian matanya mengarah pada sosok tinggi diantara kerumunan yang tengah berbincang seru dengan pemuda lain yang lebih pendek. "Jongin saja berhasil menarik perhatian Do Kyungsoo disana. Dasar gay genit. Aku yakin dia akan memutuskan si Taemin-Taemin itu setel—Aih! Oppa!"

Chanyeol mencubit gemas pipi kekasihnya. "Yak~ Kau mengundang kami untuk mendengarkan gosip darimu, eoh?"

"Aku, kan, hanya berbagi pendapat saja!" Bibirnya mengerucut. Chanyeol tertawa dan mengusap pipi wanita itu, membuat Sehun mencelos melihat kedekatan mereka. Apalagi sorot Haneul yang menggambarkan betapa cintanya ia pada pemuda Park tersebut.

"Yo, Oh Sehun! Hampiri wanita-wanita itu sebelum kau jadi perjaka tua!"

"Jangan seperti itu, Haneul sayang. Sehun bisa mendapat yang lebih baik menurutnya. Ya, kan, Hun-a?" Chanyeol tersenyum.

Our Destiny - ChanBaek.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang