EMPAT BELAS

4.7K 498 13
                                    

Mungkin aku begitu takut menghadapi kegagalan. Hingga tak bisa mengungkapkan cintaku padamu. Aku takut kau akan pergi,
apabila aku mengungkapkannya...

______________________

Our Destiny

by Strawbaekki_
_____________________
.
.
.
.
.
.

Kelopak itu membuka perlahan, memperlihatkan pupil kelam yang indah. Ia berusaha membiasakan serbuan cahaya dalam retinanya, dan mengerjap pelan. Aroma khas obat-obatan merasuk dalam indera penciumannya, ia mengernyit kala merasakan kaku diseluruh tubuhnya.

Ia berusaha menggerakkan lengannya, namun begitu berat. Menggerakkan kepala ke samping, penciumannya segera diserang aroma maskulin familiar. Dagunya menyentuh helai-helai halus, sebelah tangannya refleks mengelus helai-helai itu.

"Umh..."

Ia menjauhkan tangan.

Sang pemilik helai halus mengangkat kepalanya, menguap lebar, kemudian mulai membuka mata. Ia merenggangkan tubuh, dan tersenyum konyol.

"Hai, Baek. Bagaimana tidurmu?" sapanya serak, hingga kesadarannya terkumpul sempurna. Matanya melebar.

"BAEKHYUN?!"

|||||

Baekhyun mengernyit, merasa risih pada tatapan tajam Chanyeol. Pemuda itu tampak tak berkedip dan enggan mengelihkan pandang sekalipun Baekhyun menegurnya. Yixing terkikik geli dari sofa bersama Yoogeum, sedang suaminya dan Minseok hanya menggeleng jengah.

"Err... Bisakah kau hentikan itu? A-Aku sama sekali tidak... nyaman..." Baekhyun meremas ujung selimutnya.

Chanyeol tersenyum gemas, menahan diri agar tidak melompat ke atas ranjang untuk memeluk pemuda manis itu.

"Kenapa? Masih beruntung aku hanya menatapmu. Aku sudah cukup kuat menahan diri untuk tidak menciummu, tahu," godanya  ia tertawa kala pipi Baekhyun memerah. Chanyeol tak takut bila hubungannya dengan Baekhyun diketahui oleh tiga pemuda lain disana, karena nyatanya, mereka memang sudah tahu. Chanyeol menceritakan semuanya, dan dia, tentu saja, tidak bisa menghindar dari pukulan maut Minseok. Yang jujur, itu sakit sekali, duh.

"...C-Chan."

Chanyeol mengangkat tangan, mengelus lengan Baekhyun sayang. "Kenapa, hm?"

Baekhyun menunduk, wajahnya semakin merah. Bahkan merambat hingga telinga. "A-Aku lapar. Aku... ingin hamburger."

Chanyeol tergelak seketika. "Lapar?" ia mengangguk. "Eh, tapi, kan dokter melarangmu memakan itu. Yang lain saja, ya?"

"Aku mau hamburger!" dia bersikeras.

Chanyeol akui, semenjak sadar, Baekhyun menjadi sosok termanja yang pernah Chanyeol kenal. Sikapnya seperti bocah, berbanding terbalik dengan sikap lembutnya yang biasa. Mungkin, karena dia sedang sakit. Chanyeol juga akan manja pada Ibunya kalau dia sedang sakit. Bahkan, ia pernah meminta kakaknya menemaninya bermain sepak bola dalam kamar ketika sang kakak tengah siaran.

Kenapa terdengar seperti aku adalah wanita yang mengidam?

Our Destiny - ChanBaek.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang