Our Destiny
Story by Strawbaekki_
•
•
HANEUL membolak-balik dokumennya, lalu menandatanganinya tanpa membaca dan mencermatinya lebih dulu seperti yang biasa dia lakukan. Kemudian, menutupnya dan beralih pada dokumen lain. Sama seperti dokumen sebelumnya, dia pun menandatangani dokumen itu secara asal.
"Yak, bekerjalah dengan benar!" tegur Sunghee. Haneul mengerutkan bibir dan mendesah malas. Ia memandang Sunghee sejenak, lalu menangkup wajahnya ke atas meja.
"Unnie~"
"Heol, Byun Haneul! Cobalah lebih bersemangat! Setengah jam lagi kita akan bertemu klien dari Jepang, dan aku tidak mau kau menunjukkan wajah jelekmu itu!" bentak Sunghee.
Haneul mengangkat wajah, dan rautnya menjadi lebih datar. "Unnie~ tolong panggilkan Sehunnie~ aku kangen Sehunnie~" rengeknya.
Bukan hal aneh lagi bagi Sunghee melihat Haneul merengek mencari Sehun ketika dia merasa frustasi. Haneul terlalu membutuhkan Sehun, dan hal itu terkadang membuat Sunghee bertanya mengapa Haneul tidak memandanga Sehun sebagai pria pengisi kehidupan, dan tetap mempertahankan prinsip bahwa Sehun adalah sahabatnya.
Wanita bersurai coklat itu mendesah panjang, lalu bersedekap. Memandang penuh perhatian gadis yang sudah ia anggap adiknya sendiri itu. "Kau ada masalah apa lagi? Jangan cari Sehun kalau aku sedang berada didepan wajahmu," ujarnya tajam. "Nah, aku mendengarkan~"
Haneul menegakkan tubuhnya. Mengembuskan nafas panjang, kemudian memindahkan atensinya keluar jendela.
____
"Nah, penglihatanmu sudah lebih baik, kan?"
Luhan mengangguk malu-malu sambil mengerjapkan mata. "Uh, i-iya, Haneul-ssi. T-Terima kasih. Aku a-akan mengganti uangmu," dan dia mendapati senyum Haneul. "Well, bos tampanmu takkan marah lagi. Seharusnya, kau bilang saja pada kami dari awal kalau penglihatanmu buruk. Benar, kan, Hun?"
Sehun, yang bersender pada badan mobil, kini beralih menatap keduanya. Lalu, berpaling cuek. Sudah cukup ia merutuki dirinya sendiri karena terpana akan wajah Luhan yang semakin menawan. Softlense biru tua itu membuat matanya semakin indah.
Sial.
"Sehun?"
"Ck. Iya, iya!"
Senyum Haneul melebar. "Nah, kan! Hehe, Luhan ge, tak perlu sungkan kalau mau minta bantuanku atau Sehun. Dan lagi, jangan formal denganku," keningnya mengerut. "Gege kan bisa memanggilku tanpa embel-embel. Pegawai Sehun yang lain juga begitu. Kita kan teman. Haneul saja. Ok?"
Well, sebenarnya yang membuat peraturan itu adalah Haneul sendiri. Membuat semua pegawai Sehun menjadi informal padanya. Bahkan, yang lebih muda pun, seenaknya memanggil Sehun dengan 'Oppa' maupun 'Hyung'. Sehun jadi merasa dia bukanlah atasan mereka. Sekali lagi, semuanya karena Byun Haneul, dan Oh Sehun tidak bisa membantah.
"B-Benarkah? Te-Tetapi, Haneul-ssi dan Tuan Oh adalah pemilik jabatan tinggi yang harus kuhor-"
"Oh, come on, ge! Peduli setan dengan jabatan!" seru Haneul jengkel, namun dia menyesal sesaat kemudian melihat wajah Luhan memucat. "Aigo, Luhan ge~ kau ini mudah sekali takut? Ok, maafkan aku, ya? Aku lebih suka kalau Gege bersikap santai denganku. Bagaimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destiny - ChanBaek.
Fanfiction[COMPLETE] Byun Baekhyun, seorang penyanyi solo terkenal. Kakak dari seorang CEO, Byun Haneul. Wanita yang disebut memiliki senyum malaikat dan hati yang lembut. Tapi, bagaimana kalau sebenarnya, Byun bersaudara tak memiliki hubungan yang baik? Dan...