Malam telah tiba di London. Cahaya yang menyala keluar dari gendung-gedung bertingkat, layar-layar LED, dan berbagai ikon di London seperti Eye alias Millenium Eye yang bersinar bak bintang, sanggup menyelimuti seluruh kota hingga terang benderang. Ini menjadikan London sebagai salah satu Kota di muka bumi yang paling kentara dalam pencitraan satelit karena cahaya-cahaya yang mereka hasilkan. Karena ini malam minggu, sepertinya akan bertambah panjang hidup di London.
Wuuzzzz...
Sebuah mercy slk putih melaju dengan kecepatan sedang menyusuri jalanan kota London. Di balik kemudi, Ali Syarief cowok keren dengan penampilan yang sangat berkelas, mengendarai mobilnya dengan santai. Rambut Ali tertata rapi, simetris dengan wajahnya yang sedikit bulat. Badannya yang bisa tergolong atletis. Selain badannya yang tergolong atletis ia pun berpostur ideal terasa sangat cocok berada di balik kemudi mobil mewah itu.
Dari penampilannya, jelas sekali jika status sosial Ali lebih dari sekedar jelas menengah atas. Ia adalah sedikit dari anak Indonesia di London yang sanggup menikmati hidup mewah dan glamor bak selebriti.
Beberapa saat kemudian, mercy slk putih itu berhenti di vallet parking sebuah klub malam yang cukup ternama di Kota London.
"Good evening, Sir..." seorang petugas vallet dengan kulit putih menyambut Ali sembari membukakan pintu untuknya.
"Good evening.." balas Ali. Ia keluar dari dalam mobil dan bergegas menuju ke dalam klub.
Dari dalam klub sudah terdengar suara hentakan musik klub yang membahana seperti menyambut kehadiaran Ali. Di depan pintu masuk klub, puluhan sampai ratusan bahkan ribuan orang dengan dandanan yang fashionable nampak mengantri untuk masuk ke dalam klub ternama itu.
Tapi sepertinya, tidak bagi Ali. Ia cukup menunjukkan undangam ke penjaga pintu. Setelah itu... dia bebas melenggang masuk tanpa hambatan.
Di dalam klub, Ali memerhatikan kerumunan manusia dari berbagai macam ras yang sudah membaur di dance floor, tenggelam dalam euforia pesta. Musik yang dimainkan DJ, menyentak terdengar semakin menjadi-jadi. Mata Ali bertualang di seluruh area klub, mencari kumpulan teman-temannya itu.
Pencarian berhenti. Ia berhasil mendapati sekelompok orang di salah satu spot di klub.
"Itu dia temen-temen gue" gumamnya pelan, dan Ali langsung menghampiri kerumunan belasan temannya, campuran mahasiswa Indonesia dan mahasiswa bule yang sedang larut dalam kegembiraan.
Ali menepuk bahu salah satu teman Indonesianya, Kevin. Kevin menoleh, "Aliiii..." serunya. Ia lalu memberikan sebuah salam high five.
"Gue kira lo nggak akan dateng, Bro!" Ujar kevin.
"Mana mungkin gue nggak dateng, Vin. Happy Birthday, Kirun! Seventeen, huh?" Ali berucap dengan sedikit ledekan.
"Iya, tujuh belas... pengennya" ujar Kirun atau nama panjangnya Ricky Harun.
"Haa haa haaa....."
Mereka tertawa bersama dengan keras. Ali kemudia memberikan Kirun hug kepada Kevin. Setelah itu, ia langsung berbaur dan menyapa temean-temannya yang lain.
Waktu terus bergerak dan pesta semakin meriah. Saat semua yang hadir tengah menikmati suasana, tiba-tiba sebuah kehebohan terjadi.
"Granny! Look who's here?!" Ali berteriak antusias saat melihat seorang wanita tua berusia kurang lebih 70-an tahun datang dari antara kerumunan sambil menenteng segelas whiskey. Wanita tua yang nampak mabuk itu langsung mencium pipi Ali saat Alk hiteris melihatnya.
"Aliiii..." celotehnya dengan nada sengau.
Ali mendelik ke arah Kevin. "Lo udah gila kali ya, bawa nenek lo ke tempat kayak gini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
London Love Story (Aliprilly)
RomantizmBuka mata kamu! Bilang sama mereka, kamu nggak akan menyerah. Kamu inget, aku pernah minta apa sama Tuhan? AKU MINTA, TUHAN AMBIL NYAWA AKU SATU HARI, SEBELUM TUHAN AMBIL NYAWA KAMU ! .