Pagi ini tidak seperti biasanya, pengunjung cafe pizzeria tempat Prilly bekerja luamayan ramai oleh pengunjung. Prilly dan para pegawai yang lain, sibuk tanpa jeda melayani para pelanggan.
"Next!" Prilly berseru nyaring di depan meja kasir.
Ngek ngok ...
Sebuah boneka lucu yang tidak begitu besar, lebih menyerupai boneka untuk bayi, muncul di hadapan Prilly, merayap lembut di meja kasir sambil mengeluarkan bunyi, mengundang rasa penasaran Prilly. Ia melirik perlahan tangan yang membawa boneka tersebut.
Rasya
Prilly terkejut. Di hadapannya sudah berdiri Rasya memasang senyum manisnya. Cowok yang bertampang unyu, tapi bergaya slengean. Nggak pernah serius.
Tiba-tiba tanpa dapat diprediksi...
"Hai Pillot.." ujar Rasya dengan tampang sok manis.
Prilly mendelik dan buru-buru mengambil boneka itu dan menyingkirkannya jauh-jauh. "Rasya! Kamu ngapain ke sini?"
"Elo, suka nggak bunga yang kemarin?" Tanya Rasya mengalihkan pembicaraan.
"Please dong.. aku lagi sibuk!" Prilly menanggapi Rasya.
"Kenapa sih lo, Prill?" Tanya Rasya.
"Number 17!" Seru Prilly. Ia masih tetap tak mengindahkan Rasya.
"Gue tau lo pikir gue gila, kan? Lo pikir gue nggak tau malu juga, kan?" Lagi lagi Rasya bertanya. Dan tidak di respon oleh Prilly.
Prilly tetap sibuk dengan kegiatannya. Ia mengambil pizza dan meletakannya di take away. Sesekali ia berteriak kepada pegawai yang ada di dapur.
Tak tahan lagi, Rasya langsung mencekal tangan Prilly. Ia ingin sekali mendapat perhatian Prilly. Prilly terkesiap.
"Lo tau nggak, semua yang gue sebutin tadi adalah risiko orang jatuh cinta? Kasih gue kesempan Prill. Dan.gue, akan buktiin kalo gue nggak bakal selingkuh. Bahkan, kalo lo jadi istri gue, gue nggak bakal poligamiin lo juga."
"Astaga Rasya! Please, jangan bikin aku malu. Kamu mau aku dipecat?"
Rasya hanya membisu.
Tringg...
Sebuah bel berbunyi mengagetkan Prilly dan Rasya. Ternyata Arbani. Ia yang sedari tadi memerhatikan keduanya dari pembatas dapur, berusaha menggoda mereka dengan aksi jailnya.
"Arbani!" Teriak Prilly. Arbani pun cepat-cepat menghilang kembali ke dapur.
Prilly kembali fokus ke kerjaannya "Next!" .
"Prill," Rasya masih berusaha.
Tapi, Prilly bergeming. Ia hanya menunjuk tulisan di dekat kasir.
WE SERVE YOU QUICK, 1 MINUTE/PERSON
"Waktu kamu tinggal sepuluh detik lagi," ujar Prilly.
Di belakang Rasya, enam antrian sudah mulai mengoceh tidak sabar dengan bahas Inggris. Rasya menghadap ke mereka. Ia mengeluarkan senyuman khasnya. Otaknya berpikir keras.
Ok. I get it. Lampu bohlam di kepala Rasya menyala. Ia mendapatkan ide.
"Free pizza for all of you.." sahut Rasya dengan santai.
"What?"
Orang-orang di antrian santak kaget. Suasana mendadak riuh seketika. Prilly juga tak kalah terkejutnya.
Rasya berbalik pada Prilly. "Sekarang aku punya waktu enam menit buat bicara sama kamu."
Prilly yang mati gaya dibuat kesal oleh tindakan Rasya barusan. "What are you doing?" Cetus Prilly dengan suara agak tertahan.
Sekali lagi, Rasya hanya tersenyum manis menanggapi kekesalan Prilly.
Tring...
Bel kembali berbunyi. Arbani memunculkan wajahnya lagi di pembatas dapur sambil meletakkan loyang pizza baru. Ia tertawa melihat gerak gerik Prilly.
"Kalo lo nggak mau sama dia, sama gue gimna, Prill?" Goda Arbani terhadap Prilly.
Mata Prilly mendelik ganas. Tanpa suara, Prilly melemparkan sebuah serbet pada Arbani.
"Nih, baca ini!" Rasya menyodorkan selembar kerta kecil. Ada tulisan yanh barusan ia tulis dengan buru-buru.
Prilly membacanya dengan tingkat ke penasarannya yang sudah tingkat tinggi. Sebuah request dari Rasya agar mereka bertemu di suatu tempat.
"Gimana, lo.oke nggak? Kalo lo nggak oke, gpp juga. Tapi, ya konsekuensinya, gue nggak pergi-pergi, nih."
Prilly tak lagi punya pilihan. Rasya akan semakin menjadi jika permintaannya tam dituruti. Walau sebal, ia cepat-cepat mengangguk, meluluskan permintaan Rasya.
Rasya menyeringai lebar. YEAH! Ia bersorak dalam hatinya. Bahagia tentunya.
"Life is about moment not memory" - London Love Story.
#tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
London Love Story (Aliprilly)
RomantizmBuka mata kamu! Bilang sama mereka, kamu nggak akan menyerah. Kamu inget, aku pernah minta apa sama Tuhan? AKU MINTA, TUHAN AMBIL NYAWA AKU SATU HARI, SEBELUM TUHAN AMBIL NYAWA KAMU ! .