"Oke, sepertinya ini buruk," kataku. "Tidak adakah cara lain?"
"Aku bahkan belum sarapan jika harus bertarung sepagi ini," kata Ingga. "Benar-benar merepotkan!"
"Kumohon percayalah!" Maria berusaha membujuk para elf. "Kami tidak bermaksud buruk dengan datang ke dunia ini. Kami ke sini hanya untuk mengejar para demon yang masuk ke dunia ini dan mengalahkan mereka. Setelah itu, kami akan segera pergi!"
"Kalian pasti sekutu mereka!" salah seorang elf berteriak. "Kalian pasti bukan orang-orang biasa sama seperti mereka yang mampu berpindah-pindah dunia!"
"Kemudian kalian mulai berbuat kerusakan lagi dan membunuh orang-orang kami!" Elf yang lain ikut menyahut.
Salah seorang elf mendekati kami namun belum sampai masuk area lingkar serbuk batu bata merah yang Maria buat semalam. Ia berkata. "Setahuku, tidak ada seorang pun dari tiap bangsa yang memiliki kemampuan untuk berpindah antar dunia kecuali mereka memiliki kekuatan khusus. Jadi, kekuatan apa yang kalian gunakan hingga sampai ke dunia ini?"
Kami terdiam sejenak, hingga Maria kembali berbicara. "Aku! Semuanya menggunakan kekuatanku. Aku memiliki kemampuan untuk memanggil kereta antar dunia Yggdrasil!"
"Kalau begitu, kalian harus ikut kami jika kalian menolak untuk pergi." Jawab seorang elf yang kini sedang berhadapan langsung dengan kami.
Maria memberi isyarat kepada kami agar mendekat. Sepertinya ia memiliki rencana. kami segera mendekat untuk mendengarkan apa yang akan ia katakan.
"ikuti aba-abaku! Kita akan lari dari sini!" Bisik Maria. "Setelah ini, kita akan kabur melalui hutan. Tidak ada waktu untuk meladeni mereka."
"Apa itu tidak akan membuat mereka marah?" tanya Reni.
"Maria benar, kita harus tetap fokus pada prioritas kita. Meladeni mereka itu hanya buang-buang waktu." Timpal Ingga.
"Apa kalian tidak mendengarkanku?" sepertinya elf itu mulai marah. "Kenapa kalian malah berbisik? Kalian hendak merencanakan sesuatu untuk kabur?"
Maria tidak menjawab, ia hanya mengacungkan tongkat sihirnya ke depan. "Maaf, kami tidak ada waktu untuk ikut dengan kalian. SMOKE BLAST!"
BLAM!
Terjadi sebuah ledakan. Kepulan asap putih yang sangat pekat keluar sebagai hasil dari ledakan tersebut dan dengan segera asap itu menyebar ke segala arah. Sesaat aku tidak bisa melihat. tapi aku masih mampu mendengar Maria berteriak.
"SEMUANYA! LARIII!"
Aku langsung bergegas mengikuti teman-temanku dengan mengikuti derap langkah mereka. Kami langsung berbelok memasuki hutan yang ternyata adalah hutan tumbuhan paku. Rencana Maria cukup tepat mengingat tumbuhan paku di sini memiliki tinggi hingga puluhan meter yang cocok jika digunakan untuk bersembunyi. Hingga berapa kilometer jauhnya kami berlari, aku masih belum mendapati ada seorang elf yang berhasil mengejar kami.
"Sepertinya kita sudah cukup jauh." Seru Reni.
"Tetap berlari! Kita tidak tahu seberapa cepat mereka dan kemampuan mereka untuk melacak kepergian kita!" Sahut Maria.
"Tapi sampai kapan?" tanyaku.
"Kalian terus saja berlari. Aku akan membuat jebakan dan beberapa pengecoh, Fairy Flash!"
Maria menyambar beberapa pohon hingga tumbang, sampai jalan yang kami lalui tadi tidak bisa digunakan untuk melintas lagi. Selain itu Maria juga menyambar beberapa pohon di titik lain agar terkesan kami melewati jalan tersebut. Setidaknya itu cukup untuk menghalangi para elf yang sedang berusaha mengejar kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Journey Into Paralel World
FantasyKeadaan dunia tiba-tiba saja menjadi kacau. Bencana alam di mana-mana. Anomali cuaca terjadi dan tak dapat diprediksi. Bersamaan dengan itu, Ingga, Kiki, dan Reni; tiga orang remaja yang dipertemukan dengan seorang peri dari dunia lain, memutuskan u...