"Astaga! Suara ledakan apa itu?" komandan Fei menutup hidungnya karena asap ledakan dengan segera sudah mencapai daerah luar bangunan tahanan.
Asap yang muncul sebagai hasil dari efek ledakan yang dilakukan oleh Maria masih mengisi seluruh ruangan dan lorong bangunan tempat kami ditahan. Saat ini kami masih belum bisa melihat apa-apa selain asap. Debu beterbangan di mana-mana membuat kami kesulitan untuk bernafas. Dalam keremang-remangan, aku mendengar Maria bersorak gembira atas keberhasilannya menghancurkan jeruji besi yang selama ini cukup sulit baginya untuk menghancurkannya.
"Yahoo! Jurus baruku berhasil menghancurkan batang-batang besi sialan itu!" Sorak Maria.
"Sebaiknya ... uhuk! Kita segera keluar!" Ajak Ingga.
"Tunggu! Uhuk! Aku masih belum bisa melihat apa-apa!" Teriak Reni.
"Semuanya cepat! Sebelum pasukan elf datang ke sini!" Teriak Pitcher.
"Baiklah, Wind Blast!" Maria sekali lagi mengeluarkan kemampuannya. Dan dengan kemampuannya itu, seketika asap langsung menyingkir―namun tidak menghilang sepenuhnya. Asap itu hanya menyingkir dalam radius kecil sehingga terbentuk sebuah area melingkar tanpa asap di mana kami semua berada di dalamnya. Maria lalu menoleh kepada kami dengan tersenyum.
"Ayo semuanya, saatnya kita juga bergerak!" Maria mengarahkan kedua tangannya ke depan. "Shield on!"
Kami segera meninggalkan tempat. Maria dan Pitcher berada di baris depan―maju sambil mengacungkan tongkat sihir mereka, sementara kami bertiga berada di baris belakangnya. Kami juga harus bersiaga apabila tiba-tiba ada yang menyerang, jadi kami menggunakan armor kami saat ini juga. Tak lupa kami juga memanggil pedang kami agar kami bisa menyerang balik dengan cepat.
Kami masih menelusuri lorong ruang tahanan. Tidak ada elf, pikirku. Ini adalah kesempatan yang bagus. Kami terus bergerak―hingga kami harus berhenti ketika ada beberapa orang elf menahan kami di ujung lorong dengan senjata mereka.
"BERHENTI!!"
"Apa yang kalian lakukan! Kalian hendak melarikan diri?" teriak seorang elf.
"Kami harus bertemu dengan komandan kalian!" Bujuk Maria. "Aku tahu komandan kalian berada di luar. Dan kami membawa informasi yang sangat penting untuk Beliau."
"Dari mana kalian tahu?" elf itu menatap tajam. "Informasi macam apa yang hendak kalian sampaikan?"
"Kami tahu soal musuh yang akan kalian hadapi. Kami memiliki penjelasan tentang mereka." Jawab Maria.
"Kalian pasti berbohong!" Elf itu malah membentak. "Ini semua pasti tipu daya kalian untuk meloloskan diri!"
"Jika kalian mengerti tentang mereka, artinya tidak salah kalau kalian juga bagian dari sekutu mereka!" Seorang elf yang lain malah menuduh kami.
"Enak saja! Kami bukan sekutu mereka!" Teriak Pitcher dengan nada kesal.
"Aku bersumpah demi kepalaku jika aku berbohong!" Teriak Maria. Ia lalu menyerahkan tongkat sihirnya. "Kalian boleh melucuti senjata kami dan menggeledah kami jika kalian merasa kami adalah orang-orang yang berbahaya. Kami tidak akan melawan sedikit pun. Yang penting, bawa kami untuk bertemu dengan komandan kalian."
"Maria benar-benar hebat ..." gumam Ingga.
Benar saja, dengan segera salah seorang elf mengambil senjata-senjata milik kami: tongkat Maria, tongkat Pitcher, serta pedang-pedang milik kami juga diambil oleh mereka. Mereka juga menggeledah kami satu per satu. Aku terpaksa harus merelakan diriku digeledah oleh seorang elf laki-laki. Dan kurasa Reni juga merasakan dilema yang sama karena aku sempat melihat ia memberontak. Awalnya Ingga sempat geram juga. Namun aku tidak ingin keadaan semakin memburuk. Jadi aku memaksa mereka untuk menerima apa pun keputusannya karena ini yang terbaik untuk saat ini. aku berbisik di telinga mereka bahwa elf laki-laki tidak mungkin tertarik dengan manusia perempuan karena kita makhluk yang berbeda. "Maria sudah dengan cukup berani mengorbankan dirinya. Lebih baik anggap saja kita sedang di geledah oleh sekumpulan primata yang meminta agar sekantung kacangnya diberikan." Bisikku pada mereka. Ingga sempat tersenyum mendengar kalimatku itu. Dan mereka pun akhirnya menyetujuinya. Setelah semuanya selesai, elf yang diperintahkan untuk menggeledah kami segera kembali kepada pasukannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/80710967-288-k469081.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Journey Into Paralel World
FantasyKeadaan dunia tiba-tiba saja menjadi kacau. Bencana alam di mana-mana. Anomali cuaca terjadi dan tak dapat diprediksi. Bersamaan dengan itu, Ingga, Kiki, dan Reni; tiga orang remaja yang dipertemukan dengan seorang peri dari dunia lain, memutuskan u...