7-What is Love?

725 88 3
                                    

Halo-halo..
Masih ada yang nungguin cerita ini? Mewhee mau bilang terima kasih (lagi) buat kalian yang udh vote dan kommen, kritik sarannya sekali lagi boleh kok Mewhee ga akan marah kayak angry bird:( kkk
Yaudah yukk ah baca.. Enjoy the story^^

Sehun POV

Sebenarnya untuk apa aku datang ke club dan memata-matai gadis itu? Seharusnya saat ini aku bersama Krystal, menikmati hangatnya malam. Aish, sebenarnya kenapa aku ini?
Saat aku memutuskan untuk kembali pulang, aku melihat gadis itu tergeletak di lantai, dan kekasihnya itu sudah pergi menghilang di tengah keramaian club. Dengan cepat aku menghampiri gadis itu. Masa bodoh! Kutabrak semua orang yang menghalangi jalanku.
Aku melihat dengan jelas dia tergeletak mengenaskan. Dia mengeluarkan busa dari mulutnya. Wajahnya pucat, dia terlihat lemah, tidak seperti biasanya. Semua mata mulai sadar melihat dia (Seulgi) yang tergeletak di lantai.
"Siapapun panggilkan ambulan." Ucapku

Melihat mereka yang masih terkejut melihat Seulgi, akupun menaikkan nada bicaraku, sekarang terkesan berteriak "AKU BILANG PANGGILKAN AMBULAN!!" semua orang pun sadar dan langsung menghubungi kontak gawat darurat.

Mataku tertuju padanya yang menutup mata. Aku mulai mengecek nadinya untuk memastikan nyawanya, jantungnya lemah tetapi masih bisa kurasakan. Tak lupa, aku mengambil sapu tangan di saku belakangku, dan membersihkan busa yang terus menerus mengalir dari mulutnya.

"Seulgi, kau bisa dengar suaraku?" "Seulgi-ssi" "Kang Seulgi!"

Tak ada respon darinya. Sebagai dokter aku harus tetap tenang. Aku mulai mengecek nadinya lagi dan lagi. Tak lama bantuan pun datang, aku segera membawa Seulgi ke dalam ambulan dan segera membawanya pergi menuju rumah sakit.

***

Author POV

"Dia keracunan.." ucap Ahn Jaemin salah satu dokter yang juga teman Sehun.
"Ya aku tahu. Tadi itu sangat jelas sekali kalau dia keracunan." Sehun mengangguk "bagaimana kondisinya sekarang?"
"Dia belum sadarkan diri, tetapi aku sudah mengeluarkan semua bahan-bahan kimia yang masuk dalam tubuhnya." Jelas sang dokter.
Sehun mengusap wajahnya kasar "emm. Syukurlah."
"Siapa dia? Teman semalammu?" Tanyanya lagi blak-blakan, Sehun terkekeh "merasakannya saja belum. Dia adalah wanita yang dijodohkan ayahku."
"Ayahmu? Direktur Oh Seojin?" Tanyanya kaget sampai-sampai bola matanya hampir saja keluar.
"Eishh! Memangnya siapa lagi ayahku?"
"Bukan -bukan itu.. aku tidak menyangka direktur seperti itu." Ucapnya dengan tatapan yang 'masih' terkejut. "Jadi bagaimana hubunganmu dengannya? Tanggal berapa kalian akan mengadakan pesta pernikahan?"

Sehun menarik dan membuang nafasnya kasar, "entahlah.."

"Hya! Jangan bilang kau tidak menyukainya?" Tanyanya terkejut lagi.
"Emm.." sehun tidak bisa menjawab.
"Bodoh! Kalau aku adalah kau, aku tidak akan menyianyiakan wanita secantik dia!"
"Itu kan kau, bukan aku!" Sehun mulai kesal.
"Aish! Terserah! Toh yang menyesal adalah kau." Ucap dokter Ahn yang juga ikutan kesal.

***

Sehun POV

Ibu Seulgi menangis histeris saat melihat Seulgi terbaring lemah di ranjang, tak tega melihat muka pucat pasi anaknya. Maklum -ibu mana yang tidak histeris mendengar anaknya tiba-tiba masuk rumah sakit dan terbaring lemah di ranjang.
Ayahnya dan juga ayahku sama-sama mengintrogasiku, menanyakan sebenarnya apa yang terjadi pada Seulgi. Tanpa basa-basi aku menjelaskan semua kejadian yang aku lihat kepada mereka. Aku mulai menenangkan kepada semua bahwa Seulgi baik-baik saja. Mereka mengangguk mengerti.

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Mereka semua (ayah-ibu Seulgi dan juga ayahku) termasuk diriku masih setia menunggu Seulgi siuman. Tetapi nihil, dia tak kunjung sadarkan diri.

"Kang Do Hoon, sebaiknya kau dan istrimu pulang saja. Ini sudah malam, biarkan Sehun di sini menemani Seulgi sampai dia bangun." Ucap ayah membuyarkan lamunan kita semua.

"Ahh, benar. Aku lupa akan diri sendiri. Kajja yeobeo, ayo kita pulang."
"Tidak. Aku tidak mau! Aku ingin melihat Seulgi sadar terlebih dahulu." Ibu Seulgi menolak
"Aku tidak mau kau jatuh sakit. Bagaimana nanti jika anak kita sudah siuman dan kau malah sakit. Aku tidak mau itu terjadi. Ayo cepat kita pulang saja, percayakan Seulgi pada Sehun. Oh Seojin, kau akan pulang juga kan?"
"Oh, aku pun akan pulang. Percayakan Seulgi pada Sehun."

Setelah lelah berdebat akhirnya ketiga orang tua ini memutuskan untuk pulang ke rumahnya masing-masing.

Kini tinggal aku dan Seulgi yang masih setia terlelap. Entah apa yang telah merasuki tubuh Seulgi hingga hampir 4 jam ini tak kunjung membukakan matanya.

Mataku sudah mulai berat, aku pun sudah mulai mengantuk. Tetapi Seulgi belum kunjung membukakan matanya. Tak pedulilah! Aku pun menidurkan kepalaku di sisi samping ranjang yang masih Seulgi tiduri.

***

Seulgi POV

Perlahan aku membuka mataku, menyesuaikan dengan kondisi di sekitaranku. Tampak asing, ini bukan seperti apartemenku maupun rumah orang tuaku. Ini terlihat seperti rumah sakit. Benar! Ini memang rumah sakit. Tetapi kenapa aku di sini?
Aku pun memosisikan tubuhku dari terlentang menjadi duduk. Mataku menemukan sesosok lelaki berambut hitam pekat tidur di bagian samping ranjang yang aku tiduri. Aku menghela nafas berat. Dia Oh Sehun. Aku tak tega membangunkannya dan tak ingin juga untuk membangunkannya. Dengan hati-hati aku pun turun dari ranjang dan membawa infus yang masih tersambung dengan tanganku ke luar.

***

Aku berjalan gontai entah ke mana. Tetapi masih dalam lingkungan rumah sakit. Aku mulai mengingat kejadian yang menyebabkanku berada di tempat ini. "Auch!" Aku meringis kesakitan. Aku memegangi perutku yang sepertiny baru saja dioperasi. Aku mencoba mencari tempat untukku duduk. Dengan nafas yang naik turun karena menahan sakit, akhirnya aku bisa duduk dan menormalkan rasa sakit yang ada di perutku.

Pikiranku kembali pada kata-kata Jongin yang mengajakku bertemu di neraka. Brengsek! Orang itu membuatku merasakan sakit seperti ini. Sialnya, kami bahkan belum menyelesaikan status hubungan kami. Bodoh! Kau bodoh Kang Seulgi!

Author POV

Sehun terbangun dari tidurnya, dia sedikit terkejut karena Seulgi tidak ada dalam posisi terakhirnya dia melihat Seulgi. Ponsel Seulgi pun masih setia di tempatnya sedari tadi. Sehun pun bergegas pergi mencari Seulgi.

Semua lorong, toilet, maupun halaman depan rumah sakit sudah Sehun jamah untuk mencari Seulgi. Tetapi Seulgi tak kunjung ditemukan oleh Sehun. Satu-satunya yang belum Sehun cari adalah di atap. Dengan buru-buru akhirnya dia pun menuju ke atap rumah sakit untuk mencari Seulgi.

***

Sesampainya di atap, mata Sehun mengedar mencari Seulgi, telinga Sehun menangkap suara isakkan seseorang, tanpa basa-basi dia pun mencari dari mana asal suara itu. Akhirnya Sehun bisa bernafas lega karena menemukan Seulgi duduk dengan memegang infusnya. Tetapi dari kejauhan Sehun melihat bahwa bahu Seulgi bergetar. Ternyata Seulgi sedang menangis, entah apa yang ia tangisi, Sehun pimun berjalan mendekatinya.

Seperti mendengar seseorang mendekati dirinya, Seulgi pun berucap "maaf ahjussi. Aku hanya ingin mencari udara segar. Baiklah aku akan kembali ke kamarku sekarang."

Sehun tak bisa menjawab apa-apa, Seulgi mengira bahwa Sehun itu adalah seorang keamanan rumah sakit yang akan menyuruhnya untuk kembali ke kamarnya.
Seulgi heran karena orang yang diajaknya berbicara tak merespon kata-katanya. Dia oun membalikkan badan dan betapa terkejutnya Seulgi saat melihat orang yang ada di hadapannya bukan ahjussi keamanan yang ia maksud, tetapi Oh Sehun..

Tbc~~

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang