OVE And DESIRE
(Seasion 2) Part 19 & 20 / 69 - 70(FIKSI DEWASA)
Author : Wahda Paridhi Sharma Akdhaparijatlovers (On Facebook)
....................................................
"A.....ada........ada seseorang yang memasuki tempat ini dan mungkin berhasil memberikan barang-barang itu ke tangan anak-anak. Maaf, Nyonya, aku kalah cepat darinya.........," sesal Carlotta seraya menutup wajahnya, menangis. Kejadian sesaat lalu masih sangat membekas di benaknya.
"APA MAKSUDMU?" Jalal sedikit mengguncang bahu Carlotta.
Sejumlah pelayan saling tatap, terlebih Anne. Pengasuh itu heran mengapa dirinya tak tahu apapun, dan Carlotta juga tak mengatakan apa-apa meski ia sempat bertanya.
"KATAKAN DENGAN JELAS, ADA APA? APA YANG TERJADI SELAMA KAMI PERGI?" Jalal membentak. Carlotta bergetar.
"Tu....Tuan, aku tidak bisa menjelaskan dengan pasti, karena kejadian itu sangat cepat. Akupun masih tidak mengerti bagaimana bisa.......,"
Jalal mengangkat satu tangan, menghentikan penjelasan Carlotta yang tak berguna baginya. Bibirnya terkatup rapat, memendam amarah.
"Jodha.......," Salima merangkul adiknya yang diam tertegun.
Jalal berkesempatan untuk meminta para wanita dan anak-anaknya masuk, "Kak, tolong temani Jodha ke kamar. Kalian istirahatlah, aku yang akan me........,"
"Tidaakkk!!" Jodha nyaris menjerit. Jalal dan anggota keluarga lainnya tampak keheranan.
"Sayang, tidak ada apa-apa, tidak ada sesuatu yang harus ditakutkan, hmm? Semuanya baik-baik saja," Jalal mengayun Jodha di pelukannya, "Kau sudah sangat lelah, istirahatlah."
"ISTIRAHAT...., ISTIRAHAT...., KENAPA KAU SELALU BERSIKAP SEOLAH-OLAH TIDAK TERJADI APA-APA, HUN?" Jodha histeris.
Jalal semakin tak mengerti dibuatnya. Istrinya terlihat bersikap berbeda dari biasanya.
"Ssshhh!" Jalal menggendong Jodha yang melemah, "Aamijaan, Ibu, bawa anak-anak ke kamar mereka. Dan kalian (para pengasuh & pelayan), pastikan lagi dengan sangat teliti semua pintu terkunci!"
Ia segera membawa Jodha ke kamar usai mengutarakan perintah. Hamida sigap mengajak Meenawati, Aram, Salima serta ketiga cucunya untuk menuju kamar besar.
"Aku rasa kita harus tinggal dalam satu kamar yang sama untuk sementara, karena keadaan disini tidak seperti biasanya. Kekhawatiranku sama seperti yang Jalal rasakan sekarang. Biarkan dia mengatasinya dengan baik. Ayo, Ibu Meenawati!"Meenawati mengangguk, memahami. Mereka bekerjasama untuk membawa kembar, Prabu serta Ara yang baru terjaga dari tidurnya, ke kamar keluarga super besar, dimana ruangan itu langsung terhubung ke beberapa area penting mansion.
"Dadi-jaan, Dadi-maa, sebenarnya ada apa? Apa yang terjadi pada Mommy?" Prabu cemas. Tangannya meremas tangan Hamida yang menggandengnya seraya mendongak ke wajah Meenawati, meminta jawaban.
Hamida hanya tersenyum, dan menggeleng lemah, begitupun Meenawati. Keduanya bingung bagaimana cara menjelaskan pada keingintahuan anak itu, karena mereka juga masih belum sepenuhnya mengerti dengan apa yang telah terjadi. Ini seperti teror di tengah-tengah kebahagiaan mereka. Terlepas dari ketakutan mereka akan bahaya yang bisa saja datang, Hamida tetaplah merasakan adanya aroma mencekam di istana anak dan menantunya ini. Ia berpikir seseorang yang tak diinginkan akan mengusik ketenangan keluarga kecil putranya. Entah siapa...........
* * *
"Ayo, berbaringlah!" Jalal membantu Jodha untuk merebahkan diri di bed mereka.
"Tidaakk! Jelaskan padaku apa yang sebenarnya terjadi, atau aku akan mencari tahu sendiri!" ancam Jodha seraya ingin bangkit dari bed. Jalal menahannya. Tatapannya tersirat tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE And DESIRE (Seasion 2)
FanfictieKehidupan telah bermuara..... Kini, kembali berlanjut meniti dalamnya arti dari kehidupan tersebut. Jalaluddin Mohammad Akbar bersama istri tercintanya telah mengisi surga mereka. Pulau pribadi, terpisah dari hiruk-pikuk negara mereka, India, meneta...