***
Aku tertawan oleh sorot mata yang begitu tajam menghanyutkan,
Mata itu merefleksikan si empunya,
bagai magnet yang menarik kuat hingga iris gelapnya,
ada apa didalamnya?
***
Gadis itu mematung di tempatnya, dengan tubuh yang bergetar, dan sebuah pistol yang masih dalam genggaman. Teriakan orang-orang tak cukup menyadarkannya pada apa yang baru saja terjadi, hingga tangannya diseret paksa dari kerumunan, menjauh dari keramaian yang ia timbulkan.
"jangan takut, sekarang kau aman bersamaku" orang yang menyeretnya tadi mengajaknya bicara untuk pertama kali. Ia seorang pria yang usianya mungkin tak jauh berbeda darinya, namun ucapan pria itu terdengar dewasa dan menenangkan. Kini mereka ada di mobil sedan milik pria itu, mobil BMW silver dengan kaca gelap yang terparkir agak jauh dari kerumunan.
"namaku Suho, siapa namamu?" pria itu berbicara sangat sopan sambil mengulurkan tangannya, yang dibalas dengan canggung oleh gadis yang duduk disamping kemudi
"Jessica Jung"
"Jessica-shi, kau mau ikut denganku?" Suho meminta ijin gadis itu, lalu senyumnya mengembang tatkala melihat anggukan singkat gadis disampingnya
***
Gadis bernama Jessica Jung itu tampaknya sangat terguncang, Ia bahkan terus menundukkan kepalanya dalam-dalam, rambut pirang sepinggangnya menjuntai turun menutupi hampir seluruh wajahnya, mungkin saja Ia menangis meski Suho tak mendengar suara tangis itu dari mulutnya. Walaubagaimanapun, gadis itu baru saja mengalami peristiwa tragis, terlebih karena diri gadis itu sendiri penyebabnya,sehingga Suho tidak mungkin langsung membawanya pulang. Ia memberhentikan mobilnya di pinggir pantai, membiarkan gadis itu menangis sepuasnya.
"ya, menangislah hingga kau puas, tapi setelah itu, kau harus melupakan kejadian tadi, oke?" Suho menatap gadis disampingnya dengan penuh pengertian.
Masih terbayang jelas diwajahnya saat tiba-tiba sebuah tembakan terdengar ditelinganya ketika ia sedang asyik menyeruput kopi hangat yang baru saja dipesannya di restoran tadi. Saat mendongak, Ia baru menyadari bahwa sebuah kejadian pembunuhan tengah terjadi di hadapannya. Seorang pria yang tidak dikenalnya sama sekali, telah tergeletak tak berdaya dengan darah berbau anyir yang merembes dari baju berwarna gelap yang dikenakannya, dapat dipastikan darah itu berasal dari peluru yang menembus tepat di dada kirinya.
Suho benar-benar terkejut, hingga Ia melihat bahwa penembak sang pria adalah seorang gadis muda. Ya, seorang gadis muda yang menutup sebagian wajahnya dengan topi dan kacamata, juga syal tebal yang melingkar dilehernya. Gadis itu masih menggenggam sebuah pistol di tangan dan bodohnya, Ia tidak nampak berusaha untuk melarikan diri meski orang-orang berteriak panik sambil menatapnya ketakutan. Ia malah mematung disana tanpa berbuat apapun, seolah Ia sendiri tidak mempercayai apa yang baru saja dilakukannya. Suho berpikir keras, menimbang-nimbang apakah Ia akan menolong gadis itu atau tidak, hingga tanpa berpikir lebih panjang lagi, Ia sudah berlari lalu menyeret gadis itu pergi.
Suho sengaja membuka jendela mobil di sebelah Jessica. Mungkin saja angin laut akan membuatnya lebih baik. Ia baru saja akan kembali membuka percakapan jika saja gadis itu tidak buru-buru berucap
"kenapa kau menolongku?" pertanyaan gadis itu lebih mirip seperti luapan kemarahan, atau keputusasaan. Ia berpikir sejenak, tidak tahu harus berkata apa
KAMU SEDANG MEMBACA
Till Death Do Us Part
Fanfiction"Sica-ya, jika aku sekarat dan tak mungkin bertahan hidup, aku ingin kau yang mengakhiri hidupku, janji?"Kris melingkarkan tangannya diperut Jessica lebih erat, membuat gadis yang berdiri memunggunginya itu tidak berbalik menatapnya. Kata-kata itu s...