Chapter 2

736 44 2
                                    

***

Dalam hidupku yang berliku, aku mengenal sebuah tempat yang jauh dari keramaian.

Aku bertemu orang-orang baru, juga denganmu yang bersorot mata tajam.

Dalam hidupku yang berliku, aku mengenalmu.

Tidak peduli walau kau hadir di hadapanku dengan penuh kebencian,

dimataku, kaulah jiwa yang menyentuhku dengan kehangatan.

***

Suho menghentikan mobilnya di pinggir pantai, jauh dari keramaian, dan yang pasti, jauh dari pandangan Kris Wu. Jessica sudah menghadapkan tubuhnya kearah Suho, bersiap mendengar jawaban atas pertanyaan besarnya selama ini

"Sica-ya, seharusnya aku tidak melakukan ini, kau tahu kan bagaimana Kris?" Suho masih begitu ragu, mulutnya sudah terbiasa tertutup pada hal-hal yang bersifat pribadi dan rahasia.

"arasseo yo. Oppa, percaya padaku, aku tidak akan mengatakannya pada siapapun" Jessica meyakinkannya, dengan dua mata yang seakan penuh pengharapan

"sebenarnya, kenapa kau ingin tahu? Lebih baik jika kau tidak tahu apa-apa, akan lebih mudah bagimu" Suho menasehatinya. Kini Jessica bertanya pada dirinya sendiri, memangnya apa yang membuatnya ingin tahu tentang kehidupan dan masa lalu seorang Kris Wu?

"oppa, aku ingin lebih mengenalnya, aku ingin tahu bagaimana hidupnya, dia tidak akan memberitahukannya padaku" Jessica adalah gadis yang keras kepala, bujukan Suho tidak akan mempan padanya

Suho menghela nafas panjang sebelum memulai ceritanya, cerita tentang Kris Wu, pimpinan sekaligus sahabat yang sudah seperti seorang dongsaeng baginya. Jika saja Ia tidak menganggap Jessica bagian dari geng, bahkan meski ditodong pistol sekalipun Ia tidak akan mengatakan sepatah katapun tentang privasi dongsaengnya itu.

Kris tidak pernah menceritakan apapun tentang dirinya, tapi Suho bukan orang sembarangan, ialah informan penting bagi geng, ia tahu masa lalu seluruh anggota geng, terlebih Kris, karena ia sudah hidup cukup lama bersama dongsaengnya itu. Ia yakin, foto wanita paruh baya yang dimaksud Jessica itu memang ibu kandung Kris karena Ia juga pernah melihatnya saat Kris memegang foto itu beberapa tahun yang lalu. Wanita itu entah masih hidup atau sudah mati, tapi Kris tidak akan pernah mengusiknya lagi, mereka sudah berpisah saat Kris berusia dua belas tahun. Wanita itu, meninggalkan Kris di rumah ayah kandungnya yang sudah beristri lagi, sehingga Kris memutuskan untuk pergi dan memulai hidup sebatang karanya.

"lalu dimana ibunya sekarang, dan ayahnya?"

"aku tidak pernah tahu kabar ibunya, dan terakhir kali yang kutahu, ayah dan keluarga barunya pindah ke New York, memulai hidup baru mereka tanpa Kris. Aku rasa, ayahnya sudah tidak peduli padanya" entah mengapa, ucapan Suho menohok hati Jessica. Diam-diam, ia merasa begitu simpati pada pria yang selalu bersikap dingin itu.

"aku tidak menyangka hidupnya begitu sulit, oppa. Jika tidak ada kau yang menolongnya, bagaimana hidupnya?"

"siapa bilang aku menolongnya? Walau dia terlihat begitu egois, sebenarnya, dialah yang menyelamatkan hidupku" Suho tersenyum kecil, mengingat-ingat kembali ketika pertama kali ia bertemu dengan Kris, mungkin itu juga alasan mengapa Ia dengan nekat menyelamatkan Jessica waktu itu.

"Dulu, aku baru saja kedapatan mencopet di bis, orang-orang memukuliku, aku sudah pasrah dipukuli habis-habisan, tapi Kris yang melihatnya langsung menarik tanganku dan mengajakku berlari, ke markas, tempatnya tinggal selama ini. Markas itu milik kakeknya, bekas gudang yang sudah tidak lagi dipakai dan tidak terurus. Dari situ kami berpikir, mungkin gudang yang luas itu bisa dijadikan tempat usaha, tapi kami membutuhkan banyak sekali dana, sedangkan warisan kakek Kris sudah banyak dipakai untuk hidupnya sejak berpisah dengan orang tuanya, sehingga kami meminjam pada rentenir dan mempertaruhkannya di kasino. Kris sangat cerdas meski masih muda, kau tahu, saat itu Ia baru lima belas tahun, tapi Ia main dengan begitu baik, sehingga dalam semalam kami bisa mengumpulkan hampir lima puluh juta won. Itu tidak main-main karena yang dikalahkannya bukan orang-orang sembarangan, sebagian besar dari mereka pengusaha cukup ternama, orang-orang asing yang suka bersenang-senang di kasino atau mafia kelas kakap. Merekalah yang memperkenalkan kami pada bisnis gelap ini"

Till Death Do Us PartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang