***
Diantara segala keindahan dari gelap dan terang,
Aku menatap dirimu dalam diam,
Mengira-ira setiap isi pikiranmu yang tak dapat diterawang.
Di dalam gelapnya malam, kutemukan hatimu yang beku.
Dengan cahaya remang, kuterangi dirimu dalam cinta dan ketulusan.
***
Pagi itu, angin musim dingin masih berhembus, salju masih bertebaran dimana-mana, memenuhi pandangan dengan warna putih bagaikan kapas. Jessica hendak keluar untuk memenuhi paru-parunya dengan udara pagi, namun karena diluar terlalu dingin, Ia justru membuat susu hangat untuknya dan untuk Suho yang pasti sudah bangun. Ia yakin Kris pun sudah bangun, mengingat pria itu memang tidak pernah tidur terlalu lama, hanya dua jam perhari, namun Ia tidak mau repot-repot membuatkannya minum sebelum pria itu yang menyuruh.
Ketika sedang sibuk membuat susu hangat di dapur, tiba-tiba suara berat yang dikenalnya mengagetkannya "hei, buatkan aku susu hangat"
Jessica menatap Kris yang masih mengenakan pakaian santai, kaos oblong berwarna putih yang pas di badan dan celana panjang berbahan kain yang pasti digunakannya untuk tidur semalam. Ia tidak bisa memungkiri bahwa Kris tampak seksi dengan pakaian kasual semacam itu, terlebih rambutnya yang acak-acakan sehabis bangun tidur membuatnya semakin mempesona.
"hei, hentikan caramu memandangiku dengan tatapan mesum seperti itu" entah sudah berapa kali Kris memergokinya memperhatikan diri pria itu lekat-lekat, namun Ia mencibir, tidak rela jika Ia harus mengakuinya
"maaf ya, aku tidak mungkin menatapmu begitu, lagipula, apa menariknya dirimu?"
Kris tersenyum remeh, lalu dengan penuh percaya diri menjawab "kau tanya apa menariknya diriku? apa kau buta? sudah jelas setiap inci tubuhku sangat menarik, terutama bagi gadis sepertimu"
Jessica tidak terima dengan ucapan Kris "gadis sepertiku? memangnya aku gadis seperti apa?"
"tentu saja gadis yang mudah tertarik pada pria tampan" Jawab Kris enteng, tidak peduli pada tatapan Jessica yang menyiratkan kemarahan, Ia malah dengan santainya kembali menyuruh gadis itu "cepat buatkan aku susu coklat"
Jessica dengan kesal menuangkan air panas pada gelas yang telah diisinya dengan susu coklat dan sedikit gula, hingga tidak sengaja mulutnya berteriak karena air panas mengenai tangannya "aww"
"bodoh!" Kris mengumpat, namun dengan sigap membantu gadis itu mengambil alih teko berisi air panas yang dipegangnya, lalu menarik tangan Jessica yang terkena air panas dan meniupnya dengan lembut, sementara Jessica masih merintih kesakitan, tidak menolak perlakuan Kris pada tangannya
"tunggu sebentar" Kris meninggalkan dapur, lalu kembali dengan cepat, tangannya sudah membawa pasta gigi yang diambilnya dari kamar mandi. Saat Kris mengulurkan pasta gigi itu ke tangan Jessica yang tidak sakit, gadis itu justru tampak kesal
"kau tidak berniat mengoleskannya di tanganku yang sakit?"
"kenapa harus aku?" Kris membuat Jessica tambah kesal. Padahal gadis itu berpikir bahwa Kris akan berbaik hati mengoleskan pasta gigi itu ditangannya dengan hati-hati, lalu Ia akan dengan senang hati berterimakasih, namun Ia sadar bahwa pria kaku seperti Kris tidak akan melakukannya. Akhirnya, Ia hanya mendengus sebal dan merebut pasta gigi itu, dengan gusar mengobati sendiri lukanya sementara Kris tanpa rasa bersalah mengaduk susu coklatnya.
"terima kasih karena kau sudah repot-repot mengambilkan pasta gigi" Jessica berkata dengan tampang kesal yang belum hilang sembari mengibas-ngibaskan tangannya agar pasta gigi itu cepat kering, namun lagi-lagi Kris yang tidak peka itu menanggapinya dengan santai

KAMU SEDANG MEMBACA
Till Death Do Us Part
Fanfiction"Sica-ya, jika aku sekarat dan tak mungkin bertahan hidup, aku ingin kau yang mengakhiri hidupku, janji?"Kris melingkarkan tangannya diperut Jessica lebih erat, membuat gadis yang berdiri memunggunginya itu tidak berbalik menatapnya. Kata-kata itu s...