***
Aku bisa melihatnya, sebuah tatapan lembut yang sarat akan rasa cinta.
Tapi aku tidak akan pernah yakin selama kau masih bergeming,
sedikitpun tidak bersimpati.
Aku bisa melihatnya, jauh di dalam lubuk hatimu, ada aku.
Meski desirannya laksana angin menyapu debu,
begitu tak tampak, nyaris hilang dari pandangan
***
Suho baru saja memperoleh informasi tentang pria yang dibunuh oleh Jessica beberapa waktu lalu. Pria itu, ternyata anggota geng musuh bebuyutannya yang paling berbahaya. Dulu Suho pernah bilang akan menanyakannya sendiri pada Jessica, namun hingga detik itu, Ia bahkan belum memberanikan dirinya untuk bertanya langsung perihal kejadian itu pada Jessica. Ia takut Jessica yang telah berusaha keras untuk melupakan peristiwa itu kembali mengingatnya.
Saat Suho menceritakannya pada Kris, dongsaengnya itu terkejut bukan main. Kris bahkan terlihat begitu marah
"kenapa kau membawanya kemari, hyung?!" Kris meluapkan seluruh emosinya, namun sedetik kemudian langsung menyesali perbuatannya, karena yang Ia bentak adalah hyungnya sendiri. Seumur hidupnya, baru kali ini Ia membentak hyungnya. Suho sudah seperti kakak kandungnya sendiri, Ia menghormati hyungnya itu sehingga sekalipun tidak ingin berbuat kurang ajar padanya.
Suho masih duduk di sofa satu-satunya di ruangan itu tanpa bergeming. Ia tidak tahu harus berkata apa. Ini semua memang salahnya, karena kebodohannya. Ia tahu Kris sebenarnya sangat menghindari terlibat dengan Kim Dong Ryul dan anak buahnya, karena permusuhan mereka hanya akan menghancurkan geng.
"maafkan aku" katanya kemudian. Ia meminta maaf karena telah membuat geng terancam, tapi dalam hatinya, ia tidak pernah menyesal membawa Jessica Jung bergabung dengan geng. Jika pun waktu dapat diputar kembali, ia yakin akan melakukan kebodohan yang sama
Kris tampak berpikir cukup lama, lalu menyimpulkan "beritahu gadis itu kalau nyawanya terancam"
Suho membelalakkan matanya, seolah tidak percaya pada apa yang baru saja didengarnya "kenapa? Bukankan lebih baik kalau ia tidak tahu? Kita hanya perlu mengawasinya, jadi ia tidak perlu ketakutan sepanjang hari"
"sudah jelas dia tahu kalau dia membunuh, seharusnya dia tahu apa akibatnya. Dengar hyung, kalau bukan karena dirimu, aku pasti sudah mengusirnya" Kris menenggak air mineral di meja, menyembunyikan perasaan khawatirnya, tapi kedua manik mata Suho menangkapnya. Kata-kata itu pastilah tidak berasal dari lubuk hatinya, karena yang Suho tahu, Kris tidak akan tega mengusir Jessica, terlebih gadis itu sudah dianggap bagian dari keluarga sekarang.
"Kris, kupikir kau sudah menganggap dia bagian dari kita?" Suho ingin meyakinkan dirinya sendiri, bahwa Kris memang tidak benar-benar berada pada pemikirannya untuk mengusir Jessica
"dia selalu berbuat ceroboh, hyung, akan lebih baik jika Ia tahu Ia sedang diincar" ucapan Kris membuat Suho terdiam cukup lama. Memang benar apa kata dongsaengnya, lebih baik jika Jessica tahu orang-orang tengah mengincarnya, toh gadis itu tidak perlu ketakutan karena dirinya aman bersama mereka. Jawaban Kris membuat hatinya lega, karena yang diyakininya ternyata tidaklah salah. Dongsaengnya itu rupanya peduli pada Jessica.
"kau benar, aku akan memberitahunya" kata Suho akhirnya. Ia bermaksud meninggalkan Kris saat pria itu kembali bersuara
"jaga dia, hyung"
Suho menoleh, menampakkan senyuman lebar meski tidak terlihat oleh dongsaeng yang kini tengah memunggunginya, menghadapkan dirinya pada pohon-pohon rindang yang tumbuh di luar jendela ruangannya yang cukup besar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Till Death Do Us Part
Fanfiction"Sica-ya, jika aku sekarat dan tak mungkin bertahan hidup, aku ingin kau yang mengakhiri hidupku, janji?"Kris melingkarkan tangannya diperut Jessica lebih erat, membuat gadis yang berdiri memunggunginya itu tidak berbalik menatapnya. Kata-kata itu s...