***
Jikapun aku bisa memutar waktu, aku mungkin akan bahagia saat itu,
tapi jika aku menyadari tiada kau disisiku, hatiku terasa pilu
Dalam hidupku yang penuh dengan kesusahan,
kau adalah jejak yang kutapaki satu demi satu
Dengan pasti, sekalipun kau menuntunku dalam gelap hidupmu
***
Kris dan yang lainnya baru pulang pukul dua pagi, membawa hawa dingin akibat terlalu lama berada diluar. Mereka tidak bisa mencegah anak buah Kim Dong Ryul membawa Chen, sehingga mereka pulang dengan segurat lelah dan rasa bersalah. Jessica langsung menghambur memeluk Kris, kali ini ia tidak peduli pada gengsinya yang selangit, pada pikirannya yang selalu menyangkal bahwa ia begitu mengasihi pria dalam dekapannya, dan tak henti-hentinya merasa khawatir akan terjadi sesuatu padanya.
Kris membalas pelukannya, keduanya berdiam cukup lama tanpa ada seorang pun yang mengusik. Kris mengecup dahi Jessica dengan lembut, membuat getaran menggelikan di sekujur tubuh gadis itukembali muncul, menyisakan ketenangan luar biasa yang selalu disukainya. Seharusnya saat ini ia begitu bahagia, karena Kris baru saja menunjukkan kalau pria itu mencintainya pula, tapi rasa sedih justru mendominasi hatinya
"mianhamnida" Jessica kembali menangis, merasa bersalah karena segala yang terjadi adalah karenanya
Kris tidak mengatakan apapun, lalu setelah menghembuskan nafas panjang, justru ia yang berujar maaf "aku tidak bisa menyelamatkan pamanmu, Sica-ya, maafkan aku" katanya lirih, tapi Jessica mendengarnya dengan cukup jelas.
Gadis itu sontak menangis keras dalam pelukan Kris, memukul-mukul dada pria itu seolah-olah sedang menghukumnya, tapi Kris tidak keberatan. Ia biarkan gadis itu meraung-raung dalam pelukannya
Orang-orang melihat keduanya dengan iba, tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Suho melihat Kris begitu kesulitan menghadapi Jessica yang menangis hebat sambil memukul dada dongsaengnya itu berkali-kali, dengan sigap ia menangkap tubuh Kris yang hampir jatuh terhuyung ke belakang, dan membiarkan Baekhyun menahan Jessica.
"Sica nuna, jebal hentikan semua ini, Kris hyung sama sekali tidak bersalah, akulah yang tidak bisa diandalkan, akulah yang tidak bisa melindungi pamanmu" Baekhyun memohon, dengan perasaan bersalah yang begitu kentara.
Jessica jatuh terduduk, kedua tangannya menangkup wajahnya yang penuh air mata. Tidak, Baekhyun tidak bersalah, begitu juga Kris, jika ada yang patut disalahkan, maka ialah orangnya. Ia tidak marah pada orang-orang, ia marah pada dirinya sendiri. Ia kembali menyesal telah menjadikan Kris sebagai pelampiasan rasa dukanya yang mendalam.
***
Jessica sudah lebih tenang saat ia duduk dilantai ruang tengah, menyaksikan Suho yang dengan telaten mengeluarkan peluru dari lengan Kris, seolah pekerjaan itu sudah sering dilakukannya, sekalipun ia tidak pernah belajar tentang medis, karena jurusan yang ia ambil saat kuliah adalah IT.
Kris tidak mengaduh sakit, tapi Jessica melihat dahinya berkerut-kerut, dengan bibir yang digigitnya agar rasa sakit itu berpindah dari lengannya. Jessica justru lebih sakit melihatnya, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa selain menatapnya pilu.
Mereka terdiam cukup lama, hingga Kris menyadari bahwa Jessica sudah tertidur dengan posisi kepala bersender di sandaran sofa. Setelah yakin gadis itu benar-benar tertidur, Kris menatap Suho dengan mata yang nampak sayu. Suho menghentikan aktifitasnya menjahit luka Kris saat menyadari dongsaengnya itu menatapnya serius.

KAMU SEDANG MEMBACA
Till Death Do Us Part
Fanfiction"Sica-ya, jika aku sekarat dan tak mungkin bertahan hidup, aku ingin kau yang mengakhiri hidupku, janji?"Kris melingkarkan tangannya diperut Jessica lebih erat, membuat gadis yang berdiri memunggunginya itu tidak berbalik menatapnya. Kata-kata itu s...