Tim penjinak bom datang ke lokasi yang diberitahukan Julian. Acara lari pagi Reno, berganti dengan penyidikan. Julian bergegas ke markas pusat XSA sementara Reno pulang ke rumah untuk membersihkan diri. Ia menyusul Julian yang telah lebih dulu ke markas mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Saat tiba, di pelataran XSA. Reno melihat Julian berdiri bersidekap di dekat pintu masuk menunggunya. Ia memarkirkan mobil kemudian menghampiri Julian dan masuk bersama.
Setelah melewati serangkaian proses idetifikasi, keduanya berjalan menuju ruang pimpinan di lantai delapan. Keduanya keluar dari lift disambut langsung oleh seorang pria paruh baya yang kini menjabat sebagai pimpinan XSA. "Eagle, akhirnya kau datang juga." BigBoss menghampiri dan menepuk pundaknya memberi kode untuk diikuti. Mereka masuk ke ruangan pribadi BigBoss.
Pintu otomatis di belakang Tiger tertutup kemudian lampu ruangan meredup. BigBoss duduk di kursinya sementara Eagle berdiri mengamati layar yang menampilkan beberapa profil pejabat yang dikenalinya.
"Apa bisa kita mulai?" tanya Eagle kemudian mendaratkan bokongnya pada sofa empuk di sudut ruangan.
BigBoss mengangguk dan tersenyum miring, "Aku bersyukur, kau menemukan bom itu pada waktu yang tepat. Setidaknya, kau menebus kegagalan misimu semalam."
"Ah, itu lagi!" lirih Tiger nyaris tak terdengar.
"Apapun yang terjadi hari ini, silakan kau buat laporan tertulis dan letakkan di sini besok pagi." BigBoss menunjuk meja di hadapannya, "Ku rasa kalian bisa memulai misi kalian lagi."
BigBoss mengubah tampilan layar melalui pengendali yang dipegangnya, "Misi kali ini cukup rumit. Tapi aku yakin, kalian bisa menuntaskannya." Eagle mengamati sederet gambar kasus dan beberapa profil pejabat yang ia lihat di slide pertama. BigBoss mengeluarkan setumpuk berkas kemudian melemparkannya ke atas meja, "Ini data yang akan kalian butuhkan lengkap dengan soft copy." Eagle dan Tiger memeriksa berkas tersebut secara acak.
BigBoss berdeham, kemudian mengeluarkan beberapa lembar foto dari sebuah file terpisah yang dipegangnya.
Eagle mengenyitkan dahinya, " Foto siapa ini?"
"Mereka adalah para pelayan dari petinggi negara kita, mulai dari supir, tukang kebun, dan pelayan. Mereka dibunuh oleh orang yang masih belum diketahui identitasnya," ucap Bigboss sambil menjajarkan foto-foto korban.
"Mengapa mereka membunuh pelayan?" gumam Tiger.
"Alasan mereka masih belum diketahui, tapi dicurigai ini masih permulaan mereka. Rencana sesungguhnya adalah-"
Tiba-tiba ucapan BigBoss terinterupsi oleh seorang agen lain yang datang melapor. "BigBoss, ledakan tidak terjadi di taman. Ledakan terjadi di pusat perbelanjaan kota." Laporan agen tersebut membuat ketiga orang yang berada di dalam ruangan terlonjak.
"Sial!" geram Tiger.
Mereka bertiga mengikuti si agen pelapor lalu memperhatikan siaran langsung mengenai ledakan yang terjadi.
"Bom yang kita temukan hanya pengalihan." Eagle menggertakkan giginya menahan kesal.
"Kirim agen ke lokasi!" perintah BigBoss.
"Biar kami yang pergi ke sana!" pinta Tiger yang mendapatkan gelengan Big Boss.
"Kau dan Eagle tetap di sini. Ayo kembali ke ruangan!" BigBoss berjalan masuk ke ruangan mendahului mereka.
Detik jarum jam yang terus berputar sesuai orbit mengisi keheningan ruangan yang ditempati ketiganya. BigBoss terlihat menghela napas kasar kemudian berdeham.
"Pembunuhan yang terjadi selama ini memiliki rentang waktu, tiap tiga hari sekali akan ada korban yang terbunuh." Eagle dan Tiger mendengarkan penuturan BigBoss.

KAMU SEDANG MEMBACA
[2] La Cosa Nostra
Acción"Kita berada dalam satu alur kehidupan dengan perbedaan jalan. Hitam dan putih yang berusaha saling mendominasi." -Reno Prananta Hermawan "Hanya ada benci yang mendarah daging dan tak akan sudut untuk berpaling." -Alea Moriz "Permainan ilusi sederh...