Reno membunyikan klakson berkali-kali. Namun, pengemudi mobil yang menghalanginya tak kunjung mengerti. Pengemudi yang hampir ia tabrak menurunkan kaca jendela, "Ah, ternyata seorang wanita." Reno menghela napas kesal. Ia menyembunyikan handgun dibalik hodie kemudian keluar dari mobil.
Reno menyilangkan kedua tangan di dada sambil bersandar pada kap mobil. Pengemudi itu pun turun dengan tergopoh-gopoh. "Maaf, saya nggak sengaja." Reno mendengkus kemudian menatap garang pada wanita di hadapannya.
Saat Reno menatap wajah wanita itu, ia tertegun. "Alea?" Ia mengamati wajah yang dikenalinya dengan seksama. Instingnya sebagai seorang dokter merasa Alea tidak dalam kondisi baik. Benar saja, ketika Reno hendak berbicara, Alea hampir terjerembab jika Reno tidak sigap menahannya.
Tim gama tengah berkumpul di markas menunggu kedatangan Reno yang tiba-tiba menghilang saat menjalankan misi. Tidak lama kemudian, Reno muncul dengan wajah kusut. Julian yang pertama kali menyadari kedatangannya menerjang Reno dengan sebuah pukulan yang berhasil ia tangkis. Chris cukup terlonjak dengan aksi Julian kemudian bergerak menahan Julian agar tidak kalap.
"What are you doing? Shit!" maki Chris.
"Tanyakan pada dia!" Julian melepaskan diri kemudian menunjuk Reno dengan kesal. Sarah bergeming mengamati ketiga kawannya. Ia mengembuskan napasnya kasar merasa sia-sia memaksa Prof.Gerald untuk segera mengijinkannya kembali ke dalam misi.
"Stop it, guys! Reno, we need an explain!" ujar Sarah kemudian duduk di sofa.
Chris menarik Julian agar duduk di sebelah Sarah. Reno menghela napas kemudian bergabung dengan teman-temannya.
Sarah menggeleng tak percaya, "You make a mistake again!" Sarah menyipitkan mata, "What happen?"
"I'm sorry."
"Its not about say 'sorry'. Its about our mission. You leave your team," potong Julian.
Reno menyandarkan punggungnya pada sofa kemudian memejamkan mata, "Sorry, tadi gue ketemu Alea. Dia pingsan di tengah jalan. Gue antarkan dia ke rumah sakit terdekat dan gue kehilangan target."
Sarah mengurut keningnya, "What happen with her?"
Reno kembali menegakkan posisinya kemudian menatap teman-temannya dengan menyesal, "I don't know. Setelah gue urus administrasi gue pergi."
"Gue nggak tahu harus ngomong apa." Chris mendesah kesal.
Julian melayangkan tinju di udara, "Gue pengen banget bikin lo babak belur."
"Harusnya lo bisa kirim SOS ke agen lain biar urus Alea."
Reno menatap Sarah gusar, "Yeah, i know. Entahlah gue terlalu terkejut."
"That doesn't sound like you!"
"Whats wrong with you?"
Reno menghela napas kasar kemudian meninggalkan tim gama tanpa sepatah kata.
Reno mengemudikan mobilnya kembali ke rumah. Ia ingin menyegarkan diri terlebih dahulu sebelum memikirkan langkah selanjutnya. Ia memarkirkan mobil kemudian masuk ke dalam kamar tanpa menyapa Cassandra yang sedang menekuri televise di ruang tengah.
Di bawah guyuran air dingin Reno semakin menyadari kesalahannya. Ia pantas menerima kekesalan tim gama karena kegagalannya sebagai seorang pemimpin. Seharusnya, ia bisa berpikir lebih tenang. Ah, rasa kemanusiaannya membuncah disaat yang benar-benar tidak tepat. Reno keluar dari kamar mandi kemudian mengganti pakaiannya. Celana bahan dengan sweater turtle neck navy membalut tubuhnya. Ia hendak keluar saat Cassandra mengetuk pintu kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] La Cosa Nostra
Acción"Kita berada dalam satu alur kehidupan dengan perbedaan jalan. Hitam dan putih yang berusaha saling mendominasi." -Reno Prananta Hermawan "Hanya ada benci yang mendarah daging dan tak akan sudut untuk berpaling." -Alea Moriz "Permainan ilusi sederh...