Mengenalkan karya amatir yang telah dibukukan. Agar menjadi pertimbangan teman-teman untuk membelinya. stok tidak banyak ya.
Bagi yang telah memesan minggu kemrin, insyaalah dikirim semua senin ya.
****
"Sal, aku harus cepat-cepat bergegas nih, kalo nggak mau telat."
"Cie.. yang lolos sampai tahap akhir. Selamat ya.. Rend. Kalo kamu yang terpilih, jangan lupa traktir uang kos setahun ya."
"Huh, itu bukan traktir. Membunuh namanya.."
Renda melenggang pergi secepat kilat saat terakhir kali memeriksa tampilannya. Semoga kali ini ia beruntung. Terakhir kali ia bekerja di salah satu stasiun tivi swasta, ia dikeluarkan karena tetap memberitakan kasus pelecehan yang dilakukan anak pemiliki televisi tempat ia bekerja.
Entah mengapa menjadi seorang penyiar televisi menjadi obsesi baginya. Profesi sebagai jurnalis seakan menjadi kegilaannya setelah berhasil lulus di sebuah kampus ternama di Jogjakarta. Ia kerap kali bekerja serabutan mencari pengalaman serta magang di beberapa stasiun televisi. Baru setahun yang lalu ia resmi menjadi penyiar berita petang, akhirnya harus kandas bersama rekan satu timnya yang hampir sama gila dengannya dalam mencari berita. Semua akibat berita yang ia paparkan itu.
Semoga ia tidak ditolak kali ini. Ini sesi wawancara terakhir, setelah sebelumnya Renda melewati prosedur dari panitia seleksi. Ia yakin bisa bersaing dengan yang lainnya. Setahunya, ada hampir dua puluh peserta yang lolos kualifikasi, dan yang diundang untuk mengikuti sesi wawancara akhir hanya tujuh orang, setelah sesi penilaian dalam menyiarkan berita. Dan ia termasuk di dalamnya. Hanya, di antara enam nama yang ia baca, tak ada satu pun nama yang ia kenal.
Pakaian yang dikenakannya saat ini, simple. heels, setinggi tujuh sentimeter, kemeja abu tua yang sederhana, terdapat bis merah di pergelangan dan di leher baju serta rambut panjangnya yang dikuncir rapi ke belakang. Saat membawakan berita di stasiun tivi swasta tempatnya bekerja ia memang mendapatkan banyak pengalaman karena tak jarang, Renda turun langsung mencari berita.
Setelah berhasil melewati kemacetan Jakarta, Renda mulai memastikan kembali penampilannya. Kaca kecil yang selalu ia bawa di dalam tasnya, menjadi benda yang paling membantunya saat ini. Ya, dalam dunia jurnalisme, kerapian dan penampilan adalah hal yang paling menunjang bagi profesi yang digelutinya saat ini. Tampil menarik adalah keharusan.
Pintu lift berbunyi menandakan ia telah sampai pada sumber kegelisahannya. Terlihat beberapa pegawai stasiun televisi, berjalan tergesa-gesa melewatinya. Meski stasiun ini belum cukup lama beroperasi dengan nama barunya, sebelum mengganti nama, stasiun televisi ini termasuk yang lama melintang di dunia pertelevisian, meski acara yang disuguhkan masih seputar berita, film dan dunia fashion . Pemilik baru stasiun televisi ini, berhasil menghilangkan icon lama yang sebelumnya melekat padanya. Menghadirkan acara-acara yang bermutu, berita langsung dari tempat kejadian dan sangat memperhatikan dunia pendidikan. Hingga kini, NewTV, berhasil membawa angin segar serta era baru dunia pertelevisian.
Bukan hanya itu saja. Satu-satunya yang membuat Renda nekat mencoba adalah saat stasiun televsi ini dikabarkan menolak undangan meliput kegiatan para anak pesohor negeri dalam memamerkan koleksi-koleksi mereka. Tentu saja Renda tahu, ia memiliki banyak telinga yang sanggup berbagi informasi dengannya.
Dengan perasaan tak menentu bercampur ragu, Renda pun bertanya kepada orang yang kebetulan lewat di sampingnya. Sebenarnya ia sudah diberitahu letak ruangan itu beberapa hari yang lalu. Firasatnya berkata, bertanya akan memudahkan dirinya mencapai ruangan itu dengan cepat. Tak lama setelah mendapatkan jawaban, Renda pun bergegas menuju ruang wawancara yang dimaksud.
![](https://img.wattpad.com/cover/34046484-288-k842038.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulir cinta Dwi Renda
RomanceDwi sasono amran. Berbeda dengan kakaknya eka perwira amran. Dwi Pria ramah, perhatian, teduh, penuh kasih sayang dan sungguh menjadi daya tarik tersendiri bagi wanita disekelilingnya.Dia seolah tak peduli dengan keadaan sekitarnya. Baginya dunia te...