"Nekad bener nih kalo beneren maba yang buat surat ini, harus kita kejar sampe dapat. Kalo perlu ngak ada yang boleh pulang sampai ada yang ngaku siapa yang menulis surat ini".
Aku menoleh mencari siapa yang membicarakan perihal surat ku yang telah ditemukan oleh para senior kampus. Ah,,,kemalangan yang menimpaku ini sungguh diluar dugaan. Aku bahkan gemetar saat meninggalkan aula dan mengikuti mayang ke arah kantin. Sial benar nasibku semenjak hari pertama disini.
"Rend lu kenapa sih? Pucat amat? Masih malu gara-gara habis tidur tadi?". Mayang melirikku sambil menjilat eskrim nya. Kupikir dia berusaha mempengaruhiku bahwa betapa nikmatnya eskrim yang sedang dia jilati itu.
Bukan gara-gara tidur. Tapi malu. Malu karna suratku, suratku...bagaimana ini..aduhh tuhan, mukjizatmu. Tolonglah aku.Apa aku pura-pura sakit aja ya? Iya sepertinya rencana pura-pura sakit akan berjalan lancar. Muka ku kan agak pucet. Diseremin air dikit di bagian dahi dan leher agar keliatan keringetan, bibir ngak usah dibasahin agar keliatan kering. Nah sempurna tuhh. Aku bisa kabur.
"May, sepertinya aku ngak enak badan nih, aku mau pulang duluan aja deh. Ngak bisa ngejar materi yang lain. Nga papa aku ngak lulus ospek deh. Jangan besok ngak masuk kuliah". Kilahku pada mayang. Sambil berpura-pura lemah, dan memijit kepalaku, yang memang mulai berdenyut senut senut.
"Eh, serius lu sakit rend? Udah deh..pulang aja kalo gitu. Ngak usah ikut lagi bentar gue anter lu minta ijin ke senior, gimana?"
"Ide bagus may, sekarang aja deh. Mumpung anak-anak ngak banyak ngumpul di aula".
Tak lama setelah mayang menghabiskan eskrim dan makanannya, kami kembali berjalan menuju aula dan mendekati kumpulan orang-orang berjas merah yang kuketahui adalah jas almamater kami, dan itu pasti senior dan kumpulan panitia. Aku merasa familiar dengan beberapa wajah diantaranya karena sering memandu kami bebrapa hari ini selama memasuki kampus.
Ketika kami hampir dekat dengan kerumunan senior yang sedang berbincang-bincang, aku mendengar mereka berkata sambil tertawa.
"Yang jelas, gue yakin mahasiswa baru yang nulis surat ini pasti ngak tahu siapa dwi sasono, kita aja kalo lewat didepan dia masih nunduk-nunduk. Eh ini maba berani nulis surat cinta. Gue yakin ini akan jadi pertujukan terhebat sepanjang kampus ini berdiri".
Seorang senior yang yang hanya memakai sendal jepit sebagai alas kakinya pun berujar.
"Iya min, aku juga berkeyakinan sama. Pasti tu maba lagi panas dingin. Kali aja sekarang pura-pura pingsan atau pura-pura sakit, hahahhahaha".
Aku terbatuk-batuk. Intensitas debaran jantungku meningkat lima kali lipat kurasa. Sepertinya mereka belum menyadari keberadaanku dan mayang. baguslah. Aku berniat ingin membatalkan rencanaku pura-pura sakit. Ngak mungkin kalo begini keadaanya. Aku pasti ketahuan.
Lalu kudengar lagi senior wanita berambut ikal berucap.
"Sekarang kita harus memantau. Kalau-kalau ada maba yang ngak hadir dimateri selanjutnya nanti, nah itu patut dicurigai".
"Betul sel. Aku sepakat kita harus mengawal surat itu sampai ditemukan pelakunya. Minimal ini target yang harus kita selesaikan sebelum bina aksi nanti".
Aku menelan ludah, gugup. Sial. Sepertinya aku berniat menggandeng tangan mayang berbalik dan memutar arah dan tak jadi berbicara dengan mereka. Tapi terlambat. Kudengar mayang memberi salam dan berucap ke senior.
"Maaf kak, sepertinya teman saya sakit. Dia pucat dan keringatan. Sepertinya badannya panas dingin. Mungkin takkan bisa mengikuti materi lagi kak".
Sial mayang, terlambat gue,
Hanya butuh waktu beberapa detik untuk mereka memperhatikan kami dan saling melirik dan mencoba mengerti maksud kedatangan kami. Aku tak mempunyai waktu banyak aku harus meyakinkan mayang bahwa aku masih bisa tinggal sampai materi terakhir.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bulir cinta Dwi Renda
RomanceDwi sasono amran. Berbeda dengan kakaknya eka perwira amran. Dwi Pria ramah, perhatian, teduh, penuh kasih sayang dan sungguh menjadi daya tarik tersendiri bagi wanita disekelilingnya.Dia seolah tak peduli dengan keadaan sekitarnya. Baginya dunia te...