Manir sang nenek pun tak kuasa menahan air matanya saat membaca surat yg cinta tulis diseuntaian kertas putih itu. Manir hanya mengeluarkan air mata tanpa bersuara sedikitpun. "Haruskah cinta seperti ini sepanjang hidupnya tuhan, yg selaalu merindukan orang tuanya. Entah sampai kapan semua penantian cucuku berakhir, atau kan selamanya seperti ini" kata manir sambil membelai rambut cinta. Matahari sudah mulai tenggelam itu artinya sudah mulai meranjak malam, manir pun lekas memanggil cinta untuk makan malam, karna tadi siang cinta tak makan sedikitpun. "Cinta sayng" kata manir sang nenek smbil memanggil cinta dari ruang makan. "Iya nek, tunggu sebentar" kata cinta sambil turun dan menuju keruang makan. Diruang makan cinta terlihat lemas dan lesu, wajahnya tak seperti biasanya, kini wajah cinta cemberut seperti terlihat banyak beban. Nenek manir pun lekas menanyakan kepda cinta sang cucu. "Kamu knpa nak" kata manir sambil menaruh nasi dipiring cinta. "Gapapa kok nek" kata cinta. "Kamu yakin, soalnya wajah kamu terlihat pujat nak, apa kamu sakit?" kata manir khawatir. "Entahlah nek, tpi aku sedikit pusing dan gak enak badan gtuh nek, mungkin gara-gara pulng skolah aku hujan-hujan kali nek" kata cinta sambil memegang kepalanya. Lalu manir pun memegang kepala cinta dan benar saja cinta badannya panas. "Waduh,,, badan kamu panas cin" kata manir khawatir. "Ayoo makan dlu, terus minum obat" kata manir sambil menaruh lauk ke piring. "Tunggu yah nenek mau ambil obatnya dulu" kata manir sambil meniggalkan cinta dan mengambil obat. "Hadeeuh,,, heboh bgt sih, pdhal cma panas kya gni doang" kata cinta sambil makan. Manir pun datng dengan membawa obat panas untuk cinta. "Makanannya diabisin dong cin, ntar klo udh selsai makannya, lngsung minum obat" kata manir menaruh obat panas untuk cinta. "Oyah satu lagi, klo bsok badn kmu mash panas, kmu gak usah mask dulu yah, ntar biar nenek yg telpn kesekolah kmu" kata manir sambil membereskan piring. "Apaan sih nek, aku gakpapa kok, pokoknya aku bsok hrus masuk soalnya kan bsok ada ulangan harian nek" kata cinta sambil memegang obatnya. Cinta pun meminum obat yg diberikan oleh neneknya. "Tapikan klo kamu kenpa-knpa gmna, pokoknya klo sampe kmu bsok mash panas, kamu gk bolh masuk skolah dlu" kata manir. "Terserah nenek aja deh" kata cinta sambil pergi menuju kamarnya. "Dasar anak itu keras kepla sama seperti ibunya" kata manir sang nenek. Dikamar cinta, cinta pun merasa kalau dirinya baik-baik saja, walupn ia pun merasakan sedikit pusing, tpi tetp saja ia tak mau mendengarkan ucapan neneknya, karna bagaimana pun sekolah itu penting menurt dirinya. Waktu sudah menjelang malam, sudah menunjukan pukul 22.00 wib, cinta pun selesai dari beljrnya dan bergegas menuju kamar lalu tidur. Matahari pun sudah muncul dan sudh menunjukan pukl 06.00 wib yg artinya cinta segera bergegas bersiap-siap untuk sekolah. "Nenek,,, nenek" kwta cinta sambil turun menggendong tas kesayangannya. "Aduh nenek kmna sih, aku pnggil-panggil kok gak ada sahutannya" kata cinta duduk dimeja makan. Lalu berapa menit kemudian manir sang nenek pun datng. "Eh,, cucu nenek sudh bgun toh" kata manir sambil membawa belnjaan dapur. "Lalah,,, sudh rapihnya, tunggu yah nenek buat sarapan dulu" kata manir sambil menaruh sayuran dan aneka bljaan dapur lainnya. "Iyaa nek" kata cinta sambil mengikat sepatunya. "Oyah kamu memangnya sudh mendingan panasnya" kata manir sambil membuat nasi goreng special untuk cinta. "Sudh dong nek, buktinya aku sudh ceria lgi" kata cinta sambil loncat-loncat. "Heeemm,, dasar cucuk nenek yg ini palng bisa aja" kata manir, sambil menaruh nasi goreng kepiring. Cinta pun tertawa kepda neneknya, "yaaah,,, nasi gorng lagi" kata cinta sambil duduk. "Iyaa sayang kan mepet waktunya" kata manir sambil duduk. "Hehe,, oke deh" kata cinta sambil melahap masakan neneknya.