Prajurit Lyoko Baru Bagian Kedua

262 16 2
                                    

Episode sebelumnya:
Pak Delmas duduk di sebuah kursi berbentuk lingkaran meratapi apa yang baru saja terjadi pada Sky yang mungkin mencerminkan masa lalunya yang kelam. Di hati kecilnya yang paling dalam dia mengatakan...

"Sky...... Kalau saja aku bisa menjadi dirimu."

.::||oo||::.

Matahari sudah tenggelam dan semua siswa mulai menyerbu kantin untuk makan malam. Para LW yang sudah duduk di tempat duduk yang biasa mereka duduki terlihat sedang makan semeja setelah siang yang konyol dialami oleh Jeremy, Ulrich dan Aelita sembari memikirkan Sky yang sampai sekarang dirawat di klinik sekolah

"Aku mulai khawatir dengan Sky," sahut Yumi.

"Iya, aku harap dia tidak depresi atas kejadian itu," sambung Aelita.

"Kalau saja..." ucap Jeremy dalam hati dengan perasaan kasihan sambil merenungi apa yang terjadi siang itu, siang yang paling mencekam yang harus dihiasi dengan noda aib yang harus terbongkar di depan publik. Mungkin semua guru akan mulai berbelas kasihan pada Sky layaknya seorang pengidap autis namun dia tahu apa yang sebenarnya Sky inginkan.

"Hai, Einstein. Janganlah kau murung. Aku juga tahu kau sedang memikirkan gadis itu, lagipula kita semua sebenarnya juga memikirkan gadis itu," Odd mulai cari perhatian.
"Iya Odd, aku juga tahu hal itu. Tapi kalau saja dia mengatakan itu padaku saat pertama kali bertemu dengannya di tempat itu mungkin aku bisa melindunginya," balas Jeremy.

"Haahh...!?" Para LW terkejut mendengar pernyataan Jeremy kalau dia pernah bertemu dengan Sky.

"Apa kau yakin?" Tanya Ulrich dengan nada ragu-ragu, "aku kira semua yang kau katakan di kelas itu bohong."

"Sebenarnya entah kenapa aku baru ingat hal ini," Jeremy seolah mendapat ingatan yang sudah lama hilang di kalbunya.

"Kalau begitu ceritakanlah!" Pinta Yumi.

Jeremy mendekapkan kedua tangannya seperti pose hendak menceritakan dongeng, lalu jeremy menceritakan pertemuan pertamanya dengan Sky.

.::oo::.

Saat itu saat misi pertama kita di sektor gurun...

Saat itu kalian semua hampir mati dimakan hiu di tengah samudra Pasifik...

.::oo::.

"Nah loh, tunggu dulu. Kok kamu tahu kami hampir mati dimakan hiu? Ditengah samudra Pasifik?" Potong odd sambil menatap tajam Jeremy.

"Odd! Janganlah dipotong. Gak sopan!" Bentak jeremy. Odd langsung terdiam setelah menerima bentakan itu dan situasi kembali normal. "Yaudah saya lanjutin..."

.::oo::.

Saat itu X.A.N.A. membawa kalian yang sudah tak berdaya ke tengah samudra Pasifik yang dipenuhi hiu-hiu yang lapar dan dia siap untuk melempar kalian.

Aku dan Aelita tidak dapat menonaktifkan menaranya karena alasan yang tidak diduga, maka pilihan terakhir kami adalah prosedur restart yaitu dengan mematikan dan menyalakan kembali superkomputer.

Dan untuk mencegah Aelita hilang untuk selamanya karena efek dari prosedur restart, aku terlebih dahulu menjalankan prosedur backup data materialisasi Aelita.

Namun X.A.N.A. menghalangi dengan mengancamku jika aku tidak membatalkan proses backup maka kalian akan mati. Awalnya aku melawan namun setelah X.A.N.A menunujukan kekuatannya aku mulai takut dengannya.

William saat itu sempat datang kemari dan menolong kami dengan pergi ke Lyoko namun...

.::oo::.

Code Lyoko: Revenge Of X.A.N.A (Indonesian Language) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang