Episode sebelumnya:
X.A.N.A. dipaksa mundur setelah kehilangan kekuatannya dan tak lama setelahnya cahaya putih kembali menyelimuti dan mengembalikan waktu seperti semula. Anehnya, di waktu ini Sky terlihat baik-baik saja dan sedang tertidur di kamar asramanya.Sebuah misteri baru saja mencuat ke permukaan, siap untuk dipecahkan bagi siapapun yang setia.
.::||oo||::.
Suatu hari, para LW dan Sky sedang mengikuti kelas IPS dan nampak serius memperhatikan apa yang disampaikan oleh seorang guru yang juga merupakan guru BP di Kadic. Adapun materi yang disampaikan adalah tentang makhluk sosial. Sang guru menjelaskan bahwa sebagai makhluk sosial tidak ada manusia yang benar-benar bisa hidup sendiri dan tidak ada manusia yang tidak pernah atau tidak memerlukan orang lain di kehidupannya.
Sky teringat pada sesuatu, sesuatu yang sangat penting di hidupnya sampai-sampai dia melamun dan mulai tidak memperhatikan.
Sang guru menghampiri Sky yang sedang melamun, "Sky, apa kau baik-baik saja?" Tanya sang guru saat menepuk bahu Sky.
Sky terkejut karena ada yang menepuknya, "umm.... maaf pak," Sky mengucek kedua matanya, lalu ia melanjutkan, "aku baik-baik saja."
"Apa kau yakin? Dari nada bicara dan raut wajahmu aku menduga kalau kau punya masalah, iyakan?" Tanya sang guru seolah dia bisa membaca pikiran orang.
"Tidak pak! Aku hanya mengantuk karena tidur larut malam," elak Sky.
"Ya sudah, kalau kamu punya masalah apapun itu mungkin kita bisa bicarakan di kantorku," tutup sang guru.
Sky hampir saja ceplos mengumbar aibnya itu, biarlah guru-guru dan para LW saja yang mengetahui kelamnya kehidupan masa lalunya ini. Sky menarik napas panjang tak lama kemudian lalu kembali mengalihkan pandangannya ke buku tulis berwarna hijau di mejanya.
.::oo::.
Kringgg....
Bel terakhir sudah berbunyi dan seperti biasa para siswa langsung pergi ke kantin namun Sky masih melamun di tempat duduknya memikirkan sesuatu yang tidak diketahui siapapun kecuali dirinya sendiri. Dekapan tangannya, raut wajah dan aura akan rasa sengsara membuat pandangan Jeremy teralihkan ke arah Sky yang hendak pergi ke kamarnya.
Jeremy yang merasa prihatin akan kehidupan masa lalu Sky mencoba untuk menenangkannya dengan mengingatkannya, "Sky, sudah mau senja nih," sahut Jeremy sambil mennepuk pelan bahu Sky.
Sky pun kaget dan lagi-lagi ia mengatakan kalau dia baik-baik saja. Jeremy tidak bisa langsung mempercayai apa yang keluar dari mulutnya lantaran Sky mengucapkannya dengan tergesa-gesa, pertanda kalau itu bukan jawaban yang jujur. Saat ditanyakan sekali lagi apa yang terjadi padanya Sky diam saja.
"Sky, kita pergi ke kantin. Kita makan sama-sama ya," Jeremy melancarkan percobaannya yang ketiga untuk membujuk Sky namun jawaban yang ia terima terbilang agak menyinggung.
"Nanti aku nyusul..."
Senyum kecil yang terkesan dipaksakan terpampang di wajah Jeremy, Jeremy hanya bisa diam saja dan langsung pergi ke kantin untuk makan malam meninggalkan gadis berambut ungu itu.
Di kantin Jeremy yang sedang mengambil makanan sudah ditunggu oleh para LW yang lain yang sudah sedari tadi menyantap makanan mereka, "woy, dari mana aja lo Einstein?" Tanya Odd setelah menghabiskan kentang tumbuknya
"Itu biasa... si Sky," Jeremy menjawabnya pelan, "mungkin dia punya hal lain yang ia disembunyikan," pikir Ulrich.
"Aku juga tau itumah, tapi masalah apa lagi?" Jeremy menggaruk rambutnya karena tambah bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Code Lyoko: Revenge Of X.A.N.A (Indonesian Language) [COMPLETED]
Science FictionHighest story's rank achievement: #45 in Sci-Fi. Date achieved: Friday, 25 November 2016 Ini terjadi saat para Prajurit Lyoko menikmati waktu bebas mereka dari Lyoko dan X.A.N.A namun secara tiba-tiba seseorang atau sesuatu menyebabkan superkomputer...