Part 5 - Dissapointed

170 26 7
                                    

"Bibi!"

Panggilan cukup keras yang keluar dari bibir Allene membuat Shilla menolehkan kepalanya ke arah gerbang dan mendapati seorang wanita paruh baya dengan seragam baby sitter berjalan mendekat. Ia memberi senyuman pada Allene, menandakan bahwa dialah yang bertugas menjaga Allene.

"Selamat sore, Miss!" sapa wanita itu. Shilla membalas sapaan itu ramah.

"Allene, tidak mau kenalkan Miss dengan 'Bibi'kamu ini?" tanya Shilla pada Allene. Kepala kecil Allene menganggukkan kepalanya.

"Miss, this is Bibi Ira. Bibi this is Miss Shilla" ucap Allene pada akhirnya. Kini tangan Ira terulur menjabat Shilla yang tentu saja dibalas dengan sama ramahnya oleh Shilla.

"Non Al sering loh cerita tentang Miss" ujar Ira. Shilla menaikkan alisnya penasaran.

"Oh ya? Cerita baik saya harap"

"Tentu Miss. Non Al bilang suka diajar oleh Miss. Dan ini Dylan ya pasti?" tanya Ira. Shilla menganggukkan kepalanya. Dengan Ira bisa mengenali Dylan yang berdiri di sebelah Shilla menandakan kalau Allene memang sering bercerita banyak tentang sekolah dan mungkin dirinya dan Dylan.

"Sudah lama saya ingin ketemu Miss dan Dylan. Katanya Non Al jadi semangat sekolah sejak kenal kalian. Tapi ternyata kita baru bisa ketemu sekarang ya, Miss" timpal Ira. Shilla tersenyum mengangguk. Ia melirik Allene yang tengah berbicara dengan Dylan, mengabaikan kedua wanta dewasa itu.

"Iya beruntung tadi Dylan ingin menemani Allene sampai dijemput. Padahal biasanya Dylan paling semangat pulang sekolah. Tapi ini dia rela nunggu Allene dijemput" ujar Shilla sembari terkekeh kecil.

Biasanya memang jam kerja dirinya selesai jam 3 sore. Sementara sekolah Dylan selesai pukul 2 siang. Jadi biasanya Dylan akan menunggu hingga jam kerja Shilla berakhir di ruang kerja Shilla. Akan tetapi hari ini Dylan rela menunggu 2 jam lebih lama demi menunggu Allene dijemput. Sekolah itu pasalnya memberikan jasa day care hingga pukul 5 untuk anak-anak seperti Allene yang memang orang tuanya bekerja sehingga mempercayakan penjagaan anaknya hingga pukul lima sore sebelum mereka menjemput.

"Non Al baik kan Miss di sekolah?" tanya Ira penasaran. Dia merawat Allene sejak ia masih bayi jadi ia menyayangi anak itu seperti anaknya sendiri.

Shilla tersenyum simpul. "Baik, Bi. Hanya memang Allene belum memiliki banyak teman. Sepertinya karena faktor bahasa Allene. Dia di rumah memang terbiasa dengan bahasa Inggris ya, Bi?" tanya Shilla. Ira menganggukkan kepalanya.

"Saya jadi baby sitter non Al sejak non Al masih bayi, sejak Bapak masih tinggal di Singapura. Jadi memang sejak bayi non Al lebih familiar dengan bahasa Inggris, Miss"

"Sama sekali tidak diajarkan bahasa Indonesia?"

"Ga bisa dibilang begitu juga, Miss. Bapak juga sering kok ngajarin bahasa Indonesia. Apalagi sejak 2 tahun lalu Bapak memutuskan balik ke Indonesia. Tapi ya, mungkin karena dari lahir sudah biasa dengan bahasa Inggris jadi non Al agak susah mengerti bahasa Indonesia, mungkin" terang Ira. Shilla menganggukkan kepalanya. Paham betul bahwa masalah kecerdasan bahasa anak memang terbentuk sejak mereka bayi. Dan pada beberapa anak memang memiliki kelemahan di sana.

"Kalau boleh tahu bibi sudah berapa lama kerja sebagai pengasuh Allene?"

"Sejak seminggu setelah non Al lahir. Bapak langsung mempekerjakan saya setelah kepergian Mom non Al" ucap Bibi Ira. Senyuman getir ia keluarkan.

Masih teringat dalam benak wanita paruh baya itu bagaimana nelangsanya ayah Allene kala itu. Ditinggal meninggal oleh istri dan harus mengurus buah hatinya seorang diri.

The Supporting RoleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang