Cerita 8 - Pahlawan

271 16 1
                                    

Hari ini langit cerah.

Setelah kemarin hujan selama seharian penuh tanpa henti, hari ini cuaca kembali cerah. Langit hanya dihiasi oleh sedikit awan putih yang melayang perlahan tertiup angin dan matahari yang terus menyinari padang rumput di depan mataku. Meskipun tanah dan rumput masih terlihat basah, tapi tidak sampai menjadi lumpur yang mengotori sandalku. Cuaca hari ini benar-benar membantu untuk mencerahkan hati yang sedang kelam.

Bukannya aku curhat, tapi cuaca hari ini seperti mendukung suasana hatiku yang ceria setelah depresi karena dua kali merusakkan rumahku. Meskipun salah satunya hanya pagar rumah, tetap saja itu bagian dari rumahku.

Ngomong-ngomong soal rumahku, lantai dua yang kurusakkan kini sudah kembali normal. John membetulkannya hingga sampai terlihat seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Hanya interiornya yang berbeda, karena semuanya harus dibuat dari awal. Ya, sepertinya di dunia ini tidak ada yang menjual perabot rumah. John memanggil tukang kayu untuk membetulkan rumah dan membuat perabot-perabot yang baru. Pagar rumahku pun sudah kembali normal. Tanah yang berlubang sudah tertutup kembali dan rumputnya pun sudah tumbuh lagi. Ini sudah bulan ketiga sejak pertama kali aku bisa mengimbuhkan api ke pedang milik John.

Sejak kejadian itu, Lisa kembali melatihku lagi. Ia melatihku mengendalikan kekuatan saat mengeluarkan sihir dengan batu sihir. Awalnya ia meminjamkan tongkat sihir miliknya untuk aku pakai sementara. Setelah aku mulai bisa mengendalikan kekuatanku, aku kembali berlatih dengan pedang milik John.

Aku belum memiliki tongkat sihir sendiri. Lisa tidak mau membelikan tongkat sihir untukku karena aku masih terlalu kecil. Ia berjanji akan membelikanku tongkat sihir ketika aku sudah lulus sekolah. Lagipula, tongkat sihir milik Lisa ialah tongkat yang lebih cocok dipakai oleh penyihir putih. Panjangnya hanya sekitar 20-25 cm dengan batu sihir kecil di ujung gagangnya. Karena aku bisa menggunakan sihir hitam maupun putih, yang ia janjikan akan dibeli untukku ialah tongkat yang bisa digunakan untuk semua jenis sihir. Tongkat ini biasanya panjangnya sekitar 1,5 m dengan batu sihir di ujungnya.

Selama dua setengah bulan aku belajar mengendalikan kekuatanku bersama Lisa. Sebenarnya aku hanya perlu mengurangi manaku saat mengeluarkan sihir, tapi ini memakan waktu yang cukup lama. Bagian yang sulit adalah membiasakan diriku untuk menggunakan batu sihir. Selama setahun aku selalu menggunakan sihir tanpa batu sihir, karena itu aku sudah terbiasa dengan seberapa besar mana yang aku perlukan untuk mengeluarkan sihir sesuai keinginanku. Tapi kini aku harus membiasakan diri mengurangi mana yang aku keluarkan. Setelah aku mulai terbiasa mengendalikan mana saat menggunakan batu sihir, ketika aku mencoba mengeluarkan sihir tanpa batu, aku kebingungan kembali harus membiasakan diri lagi. Hal ini terus berlanjut selama kurang lebih dua bulan.

Pada akhirnya aku menemukan cara mudah untuk mengendalikan manaku. Aku menghitung kapasitas manaku sendiri dan menganggapnya memiliki takaran dalam angka seperti di game-game yang dulu sering aku mainkan. Aku mengeluarkan sihir tanah dengan mana paling sedikit yang bisa aku keluarkan. Mengapa tanah? Karena aku rasa benda yang padat dapat lebih mudah dilihat ukurannya dibanding lainnya.

Mana paling sedikit yang bisa aku keluarkan berhasil membuat batu seukuran kerikil kecil. Aku mengingat-ingat jumlah mana ini, dan menganggap ini adalah 1 mana. Jika aku menambahkan mana dengan jumlah yang sama, batunya akan menjadi dua kali lebih besar. Dengan kata lain, 2 mana. Dengan perhitungan ini, aku membiasakan diri menambah dan mengurangi manaku satu per satu. Setelah terbiasa, aku mulai membiasakan diri untuk menambah dan mengurangi mana dalam kelipatan lima, sepuluh, dan seterusnya. Dibandingkan harus mengira-ngira jumlah yang perlu aku keluarkan, cara ini lebih mudah untukku.

Dalam seminggu aku berhasil menguasai cara mengendalikan mana sesuai yang aku inginkan dan dengan takaran yang tepat. Kini aku juga tahu kapasitas maksimal manaku ialah 35.673. Untuk mengeluarkan sihir tingkar Dasar, tubuhku secara otomatis mengeluarkan 2% mana, dengan kata lain 714. Itu angka yang sangat besar. Jika kugunakan sihir tanah, 714 kali lebih besar dari ukuran batu kerikil bukanlah sesuatu yang kecil. Jika aku menggunakan sihir angin yang tidak padat dan tidak memiliki ukuran yang pasti, pasti terlihat jauh lebih besar. Pantas saja rumahku rusak sangat parah waktu itu. 35 ribu juga bukanlah angka yang kecil, kalau dalam RPG, ini setara dengan karakter level 70 ke atas. Aku memang jenius. Hahaha...

Kehidupan KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang