Cerita 9 - Kejutan

377 13 0
                                    

Saat ini pukul lima sore. Matahari perlahan mulai tenggelam dan langit pun mulai berubah kecoklatan.

Aku memasukkan pedang John ke dalam sarungnya dan berjalan terhuyung-huyung dengan penuh keringat ke rumah. Aku masuk dan segera duduk lemas sambil menyelonjorkan kaki di kursi ruang tamu. Kali ini aku benar-benar lelah. Aku jadi mengenang masa-masa pulang dari kantor setelah lembur, aku selalu duduk seperti ini.

"Ah!"

John yang baru saja keluar dari dapur sambil membawa apel yang sudah dimakan sebagian sedikit terkejut melihatku.

"Akhirnya kamu selesai juga."

"Iya, yah."

Sepertinya ia terkejut bukan karena melihat sesuatu yang aneh, tapi karena akhirnya melihatku sudah selesai latihan pedang sihir yang menurutnya memakan waktu sangat lama. Meskipun aku rasa masih dalam kurun waktu yang wajar untuk berlatih sihir. Biasanya aku berlatih sihir sekitar tiga jam sehari, dan kali ini pun kurang lebih sama. Ya sudahlah, tak perlu dipikirkan terlalu dalam.

"Sekarang, mana janjinya, yah?"

"Iya, iya, Gils. Ayah ceritain."

Setelah 'kejadian Gatot Kaca' itu, aku meminta John untuk menceritakan kisah tentang Gatot Kaca. Aku berharap bisa menemukan petunjuk tentang dunia asliku dengan mendengarkan kisah lelaki gagah tersebut. Tapi John bilang bahwa ia akan menceritakannya setelah ia selesai memperbaiki jendela-jendela yang pecah dan retak karena 'kejadian Gatot Kaca' tadi siang. Meskipun awalnya ia ingin mengawasiku latihan agar tidak merusak rumah lagi, tapi karena sudah terlanjur rusak akibat Gatot Kaca, John memutuskan untuk membetulkannya terlebih dahulu dan meninggalkanku berlatih sendiri. Jendela-jendela yang pecah pun sebenarnya tidak benar-benar diperbaiki. John hanya menutupi jendela-jendela itu dengan kayu yang dipaku ke dinding agar angin atau hujan tidak masuk ke dalam rumah, karena untuk membeli kacanya ia harus ke kota yang jaraknya cukup jauh. Ini hanya sementara.

John kembali ke dapur, mengambil apel yang lain, lalu melemparkannya kepadaku.

"Nih, biar kamu seger lagi. Lumayan juga kan ada cemilan sambil dengerin cerita ayah."

"Yey! Apel!!"

Ia lalu datang dan duduk disampingku.

"Oke, jadi gini... Hmm, sebenernya sih nggak banyak yang bisa diceritain soal Gatot Kaca. Kenapa? Karena Gatot kaca sendiri itu orang yang misterius. Bahkan nggak ada yang tahu dia datang darimana dan tinggal dimana."

John memulai ceritanya dengan terkesan ragu. Ia menatap ke langit-langit rumah sambil mengelus dagunya perlahan. Di dalam hati aku pun berprasangka kalau cerita ini tidak akan sesuai harapanku. Tapi aku tetap ingin mengetahuinya.

"Eh? Terus kenapa orang-orang bisa tahu tentang dia?"

"Orang-orang cuma tahu dia karena dia terkenal suka datang ke kota-kota yang ada penyihir hebatnya. Biasanya dia datang ke kota itu sambil membawa barang-barang yg cuma bisa didapat dari monster-monster kuat kayak 'tulang Troll', 'sisik Naga', dan sejenisnya untuk dikasih ke penyihir-penyihir itu. Tapi, ketika penyihir itu ditanya tentang Gatot Kaca, tidak ada seorang pun yang menjawabnya. Akhirnya semua orang menganggap itu adalah 'uang tutup mulut' untuk penyihir tersebut agar mereka tidak menceritakan apapun soal Gatot Kaca. Monster-monster yang ia buru itu biasanya bukanlah monster yang sembarangan bisa dibunuh oleh orang biasa. Makanya, dia dianggap sebagai salah satu orang terkuat di Venus."

"Oh... gitu ya."

"Kenapa? Kok kayaknya nggak puas?"

"Ah, nggak kok. Biasa aja. Makasih ya, yah, udah diceritain."

Kehidupan KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang