Part 2

406 15 0
                                    

Zaefandra POV

"Miss ada tamu yang ingin bertemu, tetapi belum memiliki janji. Namanya Mr. Hount" tiba-tiba seseorang masuk ke ruanganku.

Hount mau apa dia kesini? Bukannya sekolah! Menyusahkan saja!

"Suruh saja masuk" jawabku pada sekertarisku, vina.

Yap, sekarang aku berada dikantor, bukan di rumah sakit. Aku lagi mengecek laporan keuangan yang tiba-tiba menghilang. Ya bukan jumlah yang besar, tetapi aku tetap memperhatikan itu. Aku memang tiap hari di rumah sakit, tapi aku hanya menangani pasien yang benar-benar membutuhkanku. Kan memang banyak dokter yang ada dirumah sakit, bukan hanya aku saja. Oh iya jadi lupa, kembali ke permasalahan kehilangan uang itu. Uangnya hilang 100 juta, bilq ku tahu siapa yang mengambilnya akan ku masukkan dia ke kandang beruang kut--

TOK TOK TOK

Isshhh ganggu saja aku lagi membuat perhitungan juga! Huffttt...

"Masuk!" Kataku dari dalam, iyalah dari dalam memang dari mana? Ishh kenapa aku jadi suka berbicara dalam hati sih?

Lalu muncullah sebuah makhluk tinggi memakai kain putih dan napak! Hah?

"Kenapa kau melihatku seperti itu kak?" Oh ternyata sirusuh hount.

"Kau bertambah panjang saja! Oh ya ada apa? Kalau tidak penting lebih baik kau pergi!" Usirku

"Isshh... Kau ini kak! Kakak ku yang mukanya seperti sendok setelah dicuci, aku ingin meminta uang!"

Isshhh, anak ini selalu saja.

"Sana mintalah pada indukmu! Memang kau siapaku, hah?"

"Ishh... Kakak!" Ya, dia itu sangat manja. Seenaknya meminta uang memang aku mengenalnya? Huffttt

"Mau minta uang? Tapi ada syaratnya!" Kataku, ahahhaha. Aku memiliki ide cerdas. Heh! Tanpa memiliki ide aku juga sudah cerdas.

"Apa syaratnya? Akan kupenuhi" uacapnya riang.

"Okay ada dua pilihan!"

"Cepat katakan!" Ishh tidak sabaran sekali anak ini.

"Pilihan pertama, kau boleh bekerja menjadi OB disini dan digaji 1 setengah juta per bulan. Bagaimana? Gaji OB disini hanya 1 juta loh, mau tidak?" Kataku sambil tersenyum evil

"Enak saja, masa sudah setampan ini menjadi OB! Pilihan kedua deh!"

"Pilihan kedua, itu...."

"Cepat katakan!"

"Kau dan keluargamu tidak boleh menemui ku" syarat yang berat bagiku, namun mereka sudah mencampakanku. Dan dulu itu permintaan terakhirku.

"Why?" Tanyanya sedih, jangan tertipu fandra! Dia seperti itu untuk membuat kau menyerahkan hartamu kepada keluarganya!

"Tinggal pilih saja susah sekali!" Kataku datar, menahan sesak didada yang dari tadi menyerangku.

"Aku memilih pilihan pertama"

"Pilihan bodoh! Mengapa tidak memilih yang kedua? Untuk apa kalian menemuiku? Apa susahnya untuk tidak menemuiku? Toh kalian sudah menganggapku Mati!" Ku keluarkan sudah perasaan yang kutahan enam tahun ini. Hount malah memelukku. Aku berusaha untuk keluar dan berhasil, ya mungkin karna faktor perbedaan umur kami. Bahkan aku tidak mengetahui berapa umurnya sekarang. Ya sudah lah tidak penting.

"Nah, ambil ini dan pergi! Kau tak perlu bekerja!" Kataku sambil memberikan 10 juta padanya. Dia masih diam, apa yang dia lakukan?

"Apa yang kau lakukan? Kau sudah mendapatkannya, sekarang pergilah! Apa yang kau tunggu?" Dia masih diam

"Apa itu kurang?" Tanya ku sambil mengambil 10 juta lagi, dasar! Satu keluarga sama saja, hanya bisa mengemis.

"Apa setelah ini kau tak akan membiarkan kami menemuimu?" Akhirnya dia membuka suaranya, kukira tadi dia seketika bisu.

"Yap, benar sekali" jawabku

"Mengapa? Kalau begitu aku tidak akan menerima uang ini!" Tanyanya lesu, pintar sekali dia berakting. Dasar

"Terima uang ini! Kau dan keluargamu yang pergi atau aku yang pergi?" Jujur aku tidak berniat pergi, mungkin aku memiliki sebuat ide.

"Tidak, aku tak mau menerima kalau kau pergi!"

"Kalau begitu kau dan keluargamu tak boleh menemuiku!"

"Aku tidak mau!" Jawabnya sambil berteriak
Isshhh... Aku tak suka diteriaki!

"Keluar!" Kataku tegas, dia menggeleng cepat. Isshh... Aku kehabisan akal bila berbicara dengan anak ini.

"Lalu maumu apa, hah?"

"Aku ingin selalu bertemu denganmu, aku meminta uang kesini hanya untuk menemuimu. Menurutmu memang papah pelit sekali hingga tidak memberiku uang? Itu hanya akal akalan ku saja untuk bertemu denganmu!"

"Pintar sekali berakting ya? Siapa yang mengajarimu?" Tanyaku

"Aku tidak berakting, kak!"

"Terus apa, hah?" Tanyaku sambil berteriak, aku muak dengan semua ini.

"Bisa kau pulang? Aku ingin menenangkan pikiranku!" Kataku memelan, tidak berteriak seperti tadi.

"Baiklah" akhirnya...

2 jam kemudian

Oh iya aku ada jadwal memotret hari ini, ahhkk... Karna anak itu aku jadi ketiduran, mana tinggal setengah jam lagi waktuku.

Akupun segera merapihkan penampilan kacauku dan berangkat menuju tempat pemotretan.

Aku pun masuk ke taman yang tertulis dialamat berkas itu. Hell

Ternyata aku akan memotret mereka?

(Fake)Goals LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang