Part 9

149 8 0
                                    

Sudah 5 hari Zaefandra tidak berhubungan sama sekali dengan Justin.  Dia memblock semua akun milik Justin termasuk nomornya.

Justin merasakannya. Perasaan seperti kehilangan. Sesuatu yang berharga, mencoba untuk menjauhinya. Tapi dia tepis pikiran itu jauh jauh. Ini hanya karna aku sudah terbiasa dengan keberadaan Zaefandra, pikirnya.

Sekarang Zaefandra sedang berada di kantor. Tiba tiba Cammerty datang dan memberitahu nya bahwa ada peresmian boutique di Jepang. Jadi terpaksa mereka harus pergi meninggalkan London.

Tepat keberangkatan mereka, Justin yang muak akan semuanya datang ke kantor Zaefandra.

"Maaf Mr. Bieber, Ny. Zaefandra sedang ada urusan di luar negri" ucap salah satu resespsionis di sana.

"really?? Kapan dia akan kembali?" tanya Justin.

"hmmm, mungkin besok sore Mr" jawab perempuan itu.

"Bila dia sudah kembali, sampaikan bahwa aku datang dan segera hubungi aku" pesan Justin.

"Baik Mr. "

Justin pun meninggalkan gedung mewah itu dengan kesal. Di depan pintu keluar dia bertemu dengan Hount, adik Zaefandra.

"hei boy, long time no see" ucap Justin.

"Hey Just, what are you doing here?" tanya Hount.

"hanya berkunjung, how bout you?"

"me too, aku ingin mengunjungi Kak Zae"

"Owww, wanita disana bilang Zaefandra pergi ke luar negri dan baru akan kembali besok sore"

"owwww, baiklah aku akan kembali. Nice to meet you Just, see you later." ucap Hount lalu meninggalkan tempat itu dan disusul oleh Justin.

***

"Sore Zee" tiba tiba suara bariton mengintrupsi Zaefandra yang baru kembali dari Jepang.

'apa mau lelaki ini? Bahkan aku baru pulang dan masih sangat lelah untuk menghadapinya'

"apa?" tanya Zaefandra cepat

"Sinis sekali" gumam Justin, ya suara bariton itu milik Justin.

"Jika tidak ada keperluan silahkan keluar dari ruangan saya" ujar Zaefandra.

"Penting! Ini sangat penting! Mengapa aku tidak bisa menemukan kontak mu? Dan sosial media mu juga??" tanya Justin.

"Aku pikir kau memblokir ku" gumam Justin.

"memang" jawab Zaefandra

"why?" tanya Justin

"karna kontak mu tidak penting, jika urusan bisnis hubungi saja sekretarisku"

"Ze! Selama beberapa tahun ini aku mulai mengetahui beberapa sifatmu. Dan kau tidak bisa membohongiku kali ini. Pasti ada sesuatu yang kau rasiakan! Jawab aku Ze!" bentak Justin

"aku. tidak. suka. dibentak" ujar Zaefandra disertai penekanan disetiap kata. Zaefandra langsung melangkah pergi dari sana, tapi kalah cepat oleh Justin. Justin mengunci tubuhnya, dengan dua tangan yang bertumpu pada pintu. Perlahan tapi pasti dia mengunci pintunya.

"lepas" ucap Zaefandra dingin.

"katakan padaku, katakan padaku apa yang terjadi Zee" ucap Justin lirih

"Kau benar benar ingin tau?" tanya Zaefandra dengan senyum sinisnya.

"Katakan sayang" Justin mengatakannya tulus, sangat tulus. Karena dia sadar hatinya telah terpagut oleh satu wanita, Zaefandra.

Zaefandra pun menatapnya sinis, dengan senyum yang sangat amat sinis.

'mengapa sakit sekali?! Apa yang harus aku lakukan sekarang?! Aku ingin terus menahan perasaan bodoh ini! Tapi itu sangat menyakitkan' lirih Zaefandra dalam hati.

Masih setia dengan senyum sinisnya, Zaefandra tetap menutupi semua perasaannya.

'aku tak pantas untuknya, dia tak memiliki perasaan yang sama dengan apa yang ku rasa. Lupakan perasaan itu Zae! Dia pasti memasang tampang itu kepada semua wanitanya. Lupakan dia Zaefandra!!' seakan ada suara dari dalam hatinya yang meneriaki Zaefandra.

Zaefandra tak sanggup menahan semuanya, dia menjatuhkan dirinya. Dengan sigap Justin menahannya.

Justin menggendongnya ke sofa yang ada diruangan itu. Sekarang Zaefandra sedang bersender pada dada bidang milik Justin. Justin pun mengelus elus puncak kepala Zaefandra, berharap itu akan membuat Zaefandra melunak.

"Zee, tolong jangan melakukan itu lagi. Jangan menjauh dariku. Jangan melarangku untuk selalu berada di sekitarmu. Setidaknya sampai aku menyerah sendirinya" ucap Justin lirih.

'MENGAPA KAU BERKATA SEOLAH KAU MEMBUTUHKANKU?! SEAKAN KAU MENCINTAIKU?! ITU SANGAT MENYAKITKAN!! AKU TAU AKU HANYA SATU DARI ANTARA WANITAMU! bahkan kau tak pernah menganggapku sebagai wanita mu' ingin sekali Zaefandra berteriak seperti itu di hadapan Justin, tapi apa daya? Dia tak memiliki nyali sebesar itu untuk mengungkapkan perasaannya.

Zaefandra sudah sangat lelah sekarang. Dia hanya diam tanpa menjawab ucapan Justin.

"I love you Zee, so much." ucap Justin sangat pelan. Lalu ia mengecup singkat puncak kepala Zaefandra, didapatinya Zaefandra sudah tertidur pulas.

'pantas tak ada sahutan, untung saja dia tertidur. Kalau dia masih sadar pasti aku sudah mati sekarang' ucap Justin dalam hati.

(Fake)Goals LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang