Sesampainya Zaefandra di apart, dia langsung mengerjakan semua tugas kantornya. Tetapi tiba tiba ada sebuah email.
From: justinbieber@icloud.com
"zae, aku membutuhkanmu sekarang. Kumohon datang ke kantorku sekarang juga"
Zae yang melihat email itu pun dengan santai bergegas ke kantor Justin.
Sepanjang perjalanan Zaefandra memikirkan email Justin. Apa yg terjadi pada lelaki itu, hingga dia harus mengiriminya email. Setau Zaefandra, lelaki itu memiliki banyak teman.
Zaefandra pun berfikir, kenapa dia dengan cepat bergegas ke kantor Justin. Bagaimana jika ini hanyalah prank, ataupun sebuah hal tidak penting.
‘Bodoh kau Zaefandra’ ucap Zaefandra dalam hati.
Setiba disana dia disambut sekertaris Justin. Dia diantar ke rooftop yang berada di lantai paling atas perusahaan Justin.
Disana dia melihat dua buah kursi khusus untuk dinner. Sebuah suasana yg sangat romantis, ditambah dengan kelopak mawar yang bertebaran dan juga beberapa lilin indah yg menyala.
Tiba tiba seorang berjas datang. Dia berlutut dihadapan Zaefandra.
"Zae, mungkin ini memang cara yang terlalu remaja bagi kita. Maaf kan aku yg tak bisa bersikap romantis seperti lelaki lainnya. Aku mengakui bahwa aku telah jatuh, jatuh dalam pesona mu yang dingin itu. Aku menyayangimu zae" ucap Justin.
Zaefandra masih terdiam, tak merespon. Baginya ini semua hanyalah mimpi. Seorang Justin yg memiliki banyak penggemar. Dia masih tidak bisa percaya sengan semua ini.
Zaefandra mulai tersadar, begitu pula Justin melanjutkan perkataannya.
"jadi, maukah kau menjadi kekasihku zae? " tanya Justin
Zaefandra pun secara tidak sadar menganggukkan kepalanya. Justin segera bangkit berdiri dan memasangkan kalung indah kepada Zaefandra. Selanjutnya dia memeluk erat tubuh Zaefandra.
Zaefandra tetap terdiam namun membalas pelukan Justin.
"ayo kita makan zae" ucap justin setelah mengakhiri pelukan mereka.
Mereka pun makan dengan tenang.
"Hon, bagaimana jika kau tinggal di apart ku?" tanya Justin.
"kau bicara padaku?" jawab Zaefandra sembari menunjuk dirinya sendiri.
"iya lahh, masa aku bicara dengan lilin hufftt"
"tidak mau." jawab Zaefandra tegas.
"mengapa? Bukannya kita sudah resmi berpacaran?" tanya Justin.
"Iya iya aku akan menginap semalam"
"Tidak tidak, maksudku itu kau tinggal disini bersama ku. Sampai kita menikah nanti."
"ohhh, baiklah" jawab Zaefandra pasrah.
"Hon, bagaimana jika kita menggunakan aku kamu??" tanya Justin tiba tiba.
"Kenapa tidak nama saja?" jawab Zaefandra.
"Maksudmu?"
"Ya seperti, zae ingin ke market. Justin tunggu dirumah sebentar ya" jawab Zaefandra dengan nada seperti anak kecil.
Jujur baru kali ini Zaefandra menunjukan sisi menggemaskannya itu. Bahkan semua orang menganggapnya nenek sihir berwajah Cinderella.
Zaefandra
Apa apaan ini. Apa yang terjadi padaku. Ini gila. Apa yang telah ku lakukan. Aku menyerah?! Dan menjadi lemah?!
Persetan dengan lemah. Aku sadar aku butuh seseorang yang bisa menemani hari hari ku. Aku butuh seseorang untuk menguatkanku akan semua ini.
Aku butuh seseorang untuk menjadi alasan aku berdiri kuat. Aku butuh Justin.
"haha apa kamu yakin zae? Hahaha wajahmu sangat menggemaskan ketika mengucapkan kalimat itu" ledek Justin padaku.
Kurang ajar.
"kalau tidak mau tidak perlu menertawakan. Diam."
"haha okey hon. Kita pake nama okey"
"so zae, mari pulang. Aku sangat lelah menyiapkan ini semua" ucap Justin setelah melihat makanan ku telah habis.
"alah, orang orang mu yang menyiapkan semua ini"
“eitsss, kau tidak tau betapa sulitnya aku menghapalkan kalimat tadi. Dan seberapa gugupnya aku mengucapkannya tadi”
KAMU SEDANG MEMBACA
(Fake)Goals Life
Fanfiction"Sore Zee" tiba tiba suara bariton mengintrupsi Zaefandra yang baru kembali dari Jepang. 'apa mau lelaki ini? Bahkan aku baru pulang dan masih sangat lelah untuk menghadapinya' "apa?" tanya Zaefandra cepat "Sinis sekali" gumam Justin, ya suara bari...