"Jangan sekali lagi kau putar bola mata cantikmu ini." tunjuk Justin ke arah mata Zaefandra. Zaefandra pun reflex memutar kembali bola matanya.
Membuat Justin bertambah kesal. Ide jahil terlintas dikepala Justin. Dengan cepat Justin mencium kedua mata Zaefandra. Mata Zaefandra terbelak kaget. Zaefandra pun pergi tanpa berbicara satu katapun.
Justin tau bahwa Zaefandra sedang marah. Diapun mengejar Zaefandra dan menggendong Zaefandra ala bridal style.
Mall
"Kau ini mau mencari apa sih?! Kita sudah mengitari mall ini berkali kali! aku sudah cukup lelah dengan pemotretan tadi!" Cecar Zaefandra marah.
Dia, Zaefandra. Sudah mulai merasakan rasa itu. Rasa kecil yang membuncah semakin besar. Kedekatannya dengan Justin selama ini sudah membuatnya jatuh dalam pesona lelaki tampan itu.
Tak bisa dia memaksa dirinya untuk tidak jatuh, sangat sulit. Bahkan dia sudah mencoba berkali kali untuk bersikap ketus dengan lelaki itu. Tapi semua sia sia, Justin selalu sabar dan membalasnya dengan godaan.
Entah apa lagi yang harus Zaefandra lakukan.
"Maaf." ucap Justin sambil menunduk dan melihat kearah Zaefandra.
Zaefandra pun hanya mendengus melihat sikap kekanak kanakan Justin.
"Tau tidak--"
"tidak" jawab Zaefandra cepat, bahkan sebelum Justin menyelesaikan pertanyaannya.
"Aku itu sedari tadi mencari hatimu. Aku juga sudah mencari kemanapun tetapi belum menemukannya. Dan aku belum lelah untuk itu. Tapi ada nanti saatnya aku akan lelah, Ze." ucapan Justin membuat jantung Zaefandra mencelos. memikirkan Justin akan pergi dan menjauh darinya.
Zaefandra juga berfikir, dia tidak boleh egois. Jika memang pilihannya memang tidak memilih Justin, dia harus rela kehilangan Justin. Suatu pilihan yang sulit.
"Ayo Ze kita pulang" ajak Justin yang melihat Zaefandra melamun.
'Apa aku salah bicara? Dia kan sudah biasa ku goda, masa hanya kata kata rayuan bodoh itu membuat dia melamun. ah biarlah.' pikir Justin.
Justin pun menggenggam jari jemari Zaefandra.
□ □ □ □
Zaefandra
"Kau ini mau mencari apa sih?! Kita sudah mengitari mall ini berkali kali! aku sudah cukup lelah dengan pemotretan tadi!" cecar ku pada nya."Maaf." jawabnya. Aku tak bisa melakukan apapun ketika dia sudah berkata 'maaf'.
Beribu-ribu kali ku suggest diriku untuk tidak terjerat pada pesonanya. Tetapi apa daya? dia selalu bisa membuatku luluh. Walaupun sangat sulit berpura-pura bahwa aku tidak tertarik padanya. Sejujurnya, ku akui aku sudah jatuh pada pesonanya.
Dia yang selalu memiliki segala cara untuk membuatku luluh. Dia yang sangat pandai menggoda. Dan dia juga yang sangat mudah membuat ku merasakan sesak yang teramat.
"Tau tidak--"
"tidak" jawabku cepat.
"Aku itu sedari tadi mencari hatimu. Aku juga sudah mencari kemanapun tetapi belum menemukannya. Dan aku belum lelah untuk itu. Tapi ada nanti saatnya aku akan lelah, Ze." ucapnya.
Memang selama ini aku masih menutup rapat diriku darinya. Dia yang selama ini selalu menggoda ku dengan segala rayuannya. Tetapi baru kali ini kudengar dia seolah mengatakan bahwa dia menyukaiku. Aku tidak mau besar kepala atau terlalu percaya diri. Karna yang ku tau dia selalu menggoda siapapun gadis yang ada di sekelilingnya.
Membayangkan bahwa suatu saat nanti dia tidak lagi ada bersama ku, maksudku dia tidak lagi ada di keseharianku. Dia tak lagi mengirimiku pesan pesan menjijikan itu. Walaupun itu sedikit berlebihan. Aku bisa salah tingkah dibuatnya.
Membayangkan itu benar benar akan terjadi membuat hatiku sesak. Tetapi aku tidak boleh egois. Aku sadar, aku tidak ingin membuka hatiku tuk siapapun. Itu artinya aku harus rela kehilangan dia suatu saat nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Fake)Goals Life
Fanfiction"Sore Zee" tiba tiba suara bariton mengintrupsi Zaefandra yang baru kembali dari Jepang. 'apa mau lelaki ini? Bahkan aku baru pulang dan masih sangat lelah untuk menghadapinya' "apa?" tanya Zaefandra cepat "Sinis sekali" gumam Justin, ya suara bari...