"Yang seseorang butuhkan bukan dia yang tau segalanya tentang cinta. Tapi dia yang tau segalanya tentang kesetiaan."
-Acha*****
Gadis itu melemparkan tasnya secara asal--merebahkan badannya dikasur dan menatap langit-langit kamar, sesekali mengecek ponselnya dan meletakannya kembali secara asal.
Tok..tok..tok
Acha langsung beranjak dari kasurnya dan bergegas membukakan pintu.
"Iya mah, ada apa?"
"Itu ada Abyan diruang tamu, temuin gih," ucap Anna yang tak lain adalah mama Acha.
Gadis itu mengerutkan keningnya, menatap Anna datar.
"Ngapain sih? suruh pulang aja ah, Acha males," sahut gadis itu dan kembali merebahkan badannya dikasur.
"Kalian berantem lagi?" Anna mengikuti putrinya dan kemudian ikut duduk disamping Acha.
"Setiap ada masalah, masalah apapun itu, coba di bicarain baik-baik. Setiap hubungan itu gak akan ada yang lurus-lurus aja. Kalau yang satu sedang jadi api, maka salah satunya harus jadi air. Kalian itukan sama-sama udah dewasa, coba selesaikan masalah dengan pikiran terbuka,"
Nasehat Anna membuat Acha menghela nafas berat, gadis itu kemudian mencepol rambutnya dan beranjak dari tempat tidurnya sebelum mamanya berceramah semakin panjang lebar. Anna mengikuti langkah Acha dari belakang.
Gadis yang masih mengenakan seragam putih abu-abunya itu perlahan menuruni anak tangga, melangkahkan kakinya malas menuju ruang tamu.
Benar saja, cowok yang juga masih mengenakan seragam sekolah itu sudah menunggu disana. Acha kemudian ikut duduk disofa--bersebelahan dengan Aby disana.
"Yaudah, ibu tinggal dulu ya," ucap Anna yang dibalas anggukan sopan oleh cowok disamping Acha itu, Anna berjalan kembali menuju dapur karena tidak ingin mencampuri urusan anak muda.
Keheningan terjadi beberapa saat sebelum akhirnya pria berwajah maskulin itu membuka percakapan.
"Cha, mau kamu gimana sih? kita mau tetep lanjut atau udahan? jujur, aku capek akhir-akhir ini kita sering berantem terus," ucap Aby menatap Acha lekat-lekat.
Gadis itu hanya tersenyum simpul. Acha menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan.
"Gini ya, kamu fikir aku juga gak capek sama hubungan kita yang makin gak jelas? aku juga capek By. Kamu suka asik main terus gak inget aku, aku maafin. Kamu gak ngabarin aku karena kamu terlalu sibuk dengan dunia kamu, aku ngertiin. Kita jarang jalan layaknya orang pacaran, aku terima. Mau kamu gimana lagi? itu masih kurang buat kamu?" sahut Acha sementara cowok itu hanya bungkam menatapnya datar.
"Oya, William Shakespeare pernah bilang, Don't waste your love on somebody who doesn't value it, Jangan sia-siakan cintamu pada seseorang yang tidak menghargai itu,"
Acha menghela nafas berat sebelum melanjutkan kata-katanya ,
"Awalnya aku gak ngerti makna quotes itu, tapi makasih kamu udah buat aku ngerti hari ini,"
Cowok itu hanya mematung, bibirnya mendadak membisu.
"Mending kamu pulang, aku mau istirahat," lanjut Acha sambil bangun dari sofa dan beranjak pergi kembali ke kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumi & Angin
Teen Fiction#869 in teenfiction [07-01-2018] Bumi & Angin . . . Ini bukan cerita alam atau semacamnya, ini cerita besar antara aku, kamu, dia dan mereka semua yang ikut terlibat didalamnya. Acha mengecap Ken sebagai pria menyebalkan dimuka bumi, sementa...