"Sahabat itu beda sama temen. Sosok sahabat itu sifatnya sebelas duabelas sama tai." -
M.Fattan Rizaldi****
"Eh guys, nanti sore ngerjain tugas Ma'am Erlina bareng kuy," ujar Mila yang tiba-tiba menggebrak meja Acha bermaksud mengagetkan, membuat yang berada disekitarnya pun serempak menoleh.
"Yuk lah, ajak-ajak yang lain juga Mil," sahut Malik bersemangat.
"Aku sih yes," ucap Acha meniru logat Anang Hermansyah yang menjadi ciri khasnya saat mejadi juri di Indonesian Idol.
"Lo berdua ikut kan ? Ken, Fat? pokoknya harus ikut!" ucap Mila yang terkesan memaksa.
"Ngikut aja kita mah, ya Ken?" sahut Fattan sambil menepuk pundak Ken yang masih sibuk dengan game diponselnya, cowok itu hanya berdehem tanpa paham apa yang sedang dibicarakan.
"San, Rif ikut kita ngerjain tugas Ma'am Erlina bareng yuk," teriak Mila nyaring membuat dua sejoli yang duduk satu bangku itu menoleh.
"Kapan? dimana? jam berapa? naik apa? pulangnya jam berapa?" tanya Rifa dengan sangat detail.
"Belom juga berangkat, udah nanyain pulang," celetuk Fattan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Tau yak si Rifa, nanti sore jam 5, di Rajamie aja, pada mau gak? lagi ada diskon loh," usul mila yang paling update jika berbicara tentang potongan harga.
"By the way itu cafe?" Maklum Acha termasuk tipe orang yang kalo udah nyaman sama satu tempat, ya ending-nya dia bakal ke tempat itu lagi dan lagi. Apalagi jika ditempat itu ada menu favorite-nya, membuat ia lupa bahwa disekitarnya masih banyak cafe yang menyediakan menu tak kalah lezat.
"Ya iyalah, yakali lapangan futsal," sahut Mila membuat Acha sontak menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan memamerkan deretan gigi putihnya.
"Biasa main dikobakan sih lo, jadi gak tau cafe, hahah" celetuk Fattan menimpali membuat suasanan seketika renyah.
"Ini bege Tan, dia kebiasaan makan nasi kucing pinggir jalan, yang lauknya ama teri doang," sahut Malik ikut menimbrung.
Malik dan Fattan memang selalu bisa membuat orang lain tertawa terbahak-bahak kadang sampai menangis dengan lawakan-lawakan yang mereka buat. Apapun bisa mereka jadikan topik untuk menghibur orang lain.
"Rajamie tuh cafe yang menu makanannya serba terbuat dari mie gitu loh," jelas Mila menerangkan dan Acha mengangguk paham.
"Oh, kok gue kesannya norak banget ya, hahah,"
"Wey Daf, ikut ngerjain tugas dari Ma'am Erlina di Rajamie yuk," seru Malik membuat Daffa langsung menghampiri arah suara.
Satu lagi spesies langka dan dilindungi di XII-IPS 4 , namanya Daffa Febrian , ia merupakan siswa yang memiliki tingkat ke-PeDean yang tinggi, kehidupannya pun selalu diembel-embeli dengan kata 'Sok' .
Sok ganteng, padahal enggak. Sok keren, padahal enggak. Sok imut, padahal amit. Sok asik, padahal garing. Sok bijak, padahal menjerumuskan. Intinya kata 'Sok' sudah seperti melekat pada diri cowok itu.
"Ayok, gue ikut,"
"Yaudah, nanti jam setengah 5 semuanya ngumpul disekolah ya, On time! awas jangan ngaret! Oya San, mending lo booking tempatnya dulu ya, kan rumah lo deket dari Rajamie," ucap Mila yang mengantisipasi adanya ngaret mode on.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumi & Angin
Teen Fiction#869 in teenfiction [07-01-2018] Bumi & Angin . . . Ini bukan cerita alam atau semacamnya, ini cerita besar antara aku, kamu, dia dan mereka semua yang ikut terlibat didalamnya. Acha mengecap Ken sebagai pria menyebalkan dimuka bumi, sementa...