Setelah seminggu lebih Acha menyandang status jomblo, ia sudah merasa lebih baik kali ini. Perlahan senyum manisnya mulai terukir kembali.
Ternyata putus dari Abyan tidak se-menyesakkan itu. Meskipun saat sendiri ia merasa sepi, namun gadis itu tetap bisa tertawa, makan, dan buang air besar dengan teratur.
"Chaaa, anterin ke kamar mandi yuk! Kebelet banget nih gue," rengek Mila sambil menarik tangan gadis yang ia maksud.
Acha menghela napas berat. Pergi ke toilet adalah rutinitasnya dulu, karena dengan alasan itu ia dapat melihat Abyan yang ruang kelasnya berdekatan dengan toilet. Tapi setelah hubungan mereka berakhir, toilet menjadi tempat yang paling Acha hindari.
"Males ah Mil, ajak yang lain aja,"
"Lo mau gue ajak siapa? Mereka semuakan lagi ke kantin."
Acha mengedarkan pandangannya. Yaps, tidak ada satupun siswi perempuan lagi selain dirinya. Saat bel berbunyi, biasanya para siswa akan berbondong-bondong menyerbu kantin.
"Ajak Rifky aja sana! atau gak si Ahmad tuh," tunjuk Acha dengan dagunya.
"Ih Chaaa ayuuuukk," Mila menarik paksa tangan Acha dengan kekuatan supernya, membuat gadis itu mendengus pasrah.
Disepanjang lorong gadis itu hanya menundukkan kepala, berharap tidak dipertemukan dengan spesies masa lalu bernama mantan--Abyan."Shit!" umpat Acha tertahan ketika tanpa sengaja sepasang matanya bertemu dengan mata Abyan.
Cowok itu berjalan lurus melewati Acha tanpa menoleh kearahnya. Sekarang, keduanya seakan kembali menjadi asing---tidak ada tegur sapa dan saling membuang pandang .
Ada kalanya seseorang membuat kita begitu yakin dengan sebuah perasaan. Abyan berhasil membuat Acha menaruh hati tanpa pikir dua kali sehingga gadis itu lupa, bahwa ada saatnya hati itu dipatahkan kembali."Cieee papasan sama MAN-TAN,"
"Ah rese lo!" Acha mempercepat langkahnya memasuki toilet dan disusul oleh Mila.
"Gakpapa kali, siapa tau bisa balikan," teriak Mila yang sudah menempati salah satu pintu toilet,sementara Acha menunggunya didepan pintu."Bodoamat! gue gak denger."
Gadis itu tersentak, saat seseorang yang baru saja keluar dari salah satu pintu toilet itu menyentuh bahunya.
"Cha boleh ikut gue bentar?"
Nadien membawa Acha keluar dari toilet, gadis yang diajaknya pun menurut walau masih diselimuti kebingungan.
"Cha? Masih sayang sama pacar gue?"
Acha mengerutkan dahinya, "Siapa? Raka?" tebaknya.
"Iya Raka. Lo masih sayang sama dia? "
"Kata siapa? Salah orang kali,"
"Gakpapa, gue nanya aja. Ada yang bilang, kalau lo putus sama Abyan karna mau balikan lagi sama Raka dan supaya gue balik juga sama Ken. Ya gue bingung, sempet kesel juga," ucap Nadien dengan nada semakin meninggi.
Acha menghela napas panjang, "Gue? Balik sama Raka? MITOS!! Gue putus dari Abyan emang ada masalah, gak ada niatan mau ngerebut cowok orang kok, apalagi balik ke mantan yang modelnya kaya dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumi & Angin
Teen Fiction#869 in teenfiction [07-01-2018] Bumi & Angin . . . Ini bukan cerita alam atau semacamnya, ini cerita besar antara aku, kamu, dia dan mereka semua yang ikut terlibat didalamnya. Acha mengecap Ken sebagai pria menyebalkan dimuka bumi, sementa...