"Kalau gue diberi satu permintaan, gue pengen dia menghilang dari muka bumi sekarang juga!" -Acha
********
'Brugh'
Badan Acha bertubrukan dengan dada bidang seorang cowok. Secepat kilat gadis itu mendongakkan kepalanya.
"Kalo jalan itu jangan nunduk! dibawah gak ada duit! " ucap Ken dengan ketus.
"Bisa gak sih, gak usah marah-marah!" dengus Acha sebal.
"Bisa gak sih matanya dipake?"
"Ish, lo bisa ga sih gak bikin gue naik darah sehari?"
Cowok itu hanya menggedikkan bahunya dan berlalu tanpa mengucap sepatah kata apapun.
"Terserah lo Ken, terserah lo!" gerutu Acha smbil mengacak acak rambutnya sendiri dengan gemas dan berlalu.
***
'Kriiiiiiiinngg,'
Bel pulang sekolah berbunyi, seketika dengan serempak mereka bersorak gembira. Memang bukan sebuah bunyi dengan sentuhan nada indah, tapi bunyi itu selalu menjadi bunyi yang ditunggu oleh anak sekolah.
"Ayok!" Ken menepuk pundak Acha dan membuatnya menoleh.
"Iya, sabar," dengan cepat gadis itu memasukkan buku-bukunya kedalam tas.
"Cepetan!" ucapnya ngegas dan hanya dibalas lirikan tajam oleh Acha.
Cowok itu tampak berjalan santai keluar kelas, Acha kemudian berlari dan mengikutinya dari belakang.
Mereka tidak jalan berdampingan, tapi dengan posisi depan belakang.Acha berjalan sambil menunduk mengikuti langkah kaki Ken tanpa melihat arah tujuan, saat ini pikirannya masih tertuju pada Abyan.
"Ets, ngapain lo?" Acha tersentak ketika ada dua tangan yang menahan pundaknya dari depan dan ternyata itu adalah tangan Ken.
"Ngikutin elo lah," jawab Acha santai tanpa memperhatikan keadaan sekitar.
"Lo mau ikut masuk? boleh," sahut Ken terkesan mengejek sambil mengarahkan pandangan Acha kesebuah tulisan besar.
'TOILET PRIA' tulisan itu terpampang nyata, jelas, padat dan akurat.
'Shit' Acha menganga melihat tulisan itu, ia menahan malunya setengah mati. Apalagi beberapa cowok yang baru keluar dari kamar mandi langsung menatapnya sambil ketawa-ketawa gajelas.
Cewek itu langsung membalikan badannya dan berjalan cepat menuju koridor.
"Kok gak jadi ikut masuk?" teriak Ken cukup keras membuat pipi gadis itu semakin memanas.
"Bego..bego..bego!" ia mengutuki dirinya sendiri sambil menepuk jidatnya terus menerus, pipinya memerah ketika mengingat hal bodoh yang barusan ia lakukan. Beberapa orang yang berlalu lalang menatapnya bingung
"Oke, tenang Cha! bersikap biasa aja. Gak ada yang merhatiin kekonyolan lo barusan kok," gumam Acha berusaha menghibur dirinya sendiri. Meskipun beberapa murid yang melihat kejadian tadi masih memandangnya sambil tertawa-tawa tidak jelas.
Dengan sigap Acha langsung mengeluarkan ponselnya--menyibukkan diri agar lupa dengan apa yang baru saja terjadi.
"WOI !!" Ken berteriak tepat di telinga Acha, membuat cewek itu kaget bukan main.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumi & Angin
Teen Fiction#869 in teenfiction [07-01-2018] Bumi & Angin . . . Ini bukan cerita alam atau semacamnya, ini cerita besar antara aku, kamu, dia dan mereka semua yang ikut terlibat didalamnya. Acha mengecap Ken sebagai pria menyebalkan dimuka bumi, sementa...