Prolog

121 19 6
                                    

Hujan turun deras, menyisakan hawa dingin disekitarnya.

"Al, gue pulang gapapa?"

"Gapapa Rin udah, lagian kasian nenek lo tuh udah nunggu dirumah pengen ketemu cucu"

"Sorry banget yahh, hari ini bener-bener gabisa kasih tebengan"

"Santai aja kali Rin. Udeh ah sono lu"

"Yaudah kalo gitu daahh"

Menit ke menit mulai berlalu, siswa-siwi pun mulai berjalan menerobos hujan.

Tapi tidak dengan perempuan ini, ia merasa lebih baik menunggu dibandingkan menerobos hujan.

Perlahan badannya mulai kedinginan, telapak tangannya mulai bergesekkan memberikan kesan hangat, sesekali ia memeluk dirinya sendiri.

Yang ia takutkan hanya satu, penyakitnya kambuh karna hawa dingin, dan tidak ada yang menolong. Itu bisa berakibat fatal.

Ya tuhan tolong jangan sekarang.

"Belom balik?"

Perempuan tersebut mendongak untuk melihat siapa lelaki disebelahnya.

"Eh? Belom"

"Gak mau nerobos hujan?"

"Gak"

"Kenapa?"

"Gapapa"

"Mau bareng gue?"

Perempuan tersebut berjengit kaget, pasalnya ia tidak mengenal lelaki disebelahnya.

"Gausah, makasih"

"Yaudah kalo gitu, nihh"

Lelaki tersebut memberikan sebuah payung.

"Buat lo, takut nanti udah kemaleman dan hujan belom berenti"

"Tapi nanti lo gi--"

"Gue naik mobil kok, kalo gitu duluan yaah"

Dan lelaki itu pun pergi menuju tempat mobilnya terparkir.

Sang perempuan hanya menatap payung berwarna biru dongker ditangannya.

Jederrr..

Tiba-tiba petir muncul diikuti suara menggelegar dari langit.

Sang perempuan menutup kedua telingannya, takut.

Dan secara tiba-tiba sang lelaki kembali.

"Kok balik lagi?"

"Ada petir"

"Lah? Kan naik mobil. Apa hubungannya?"

"Karna lo"

"Kok gue?"

"Ya kalo gue balik, lo sama siapa? Mana hujannya lebat trus petir. Orang-orang juga udah pada balik, liat aja nohh"

Perempuan tersebut pun mengedarkan pandangannya, dan benar saja tidak ada siapapun.

"Ada satpam kok, lo kalo mau balik gapapa"

"Pos satpam lumayan jauh, kalo ada apa-apa dia gabisa sedetik sampe, gak kaya gue yang udah disebelah lo, jadi lo aman sama gue"

Perempuan itu pun bingung. Ia dan lelaki tersebut saja tidak saling mengenal, bagaimana bisa lelaki tersebut melindunginya.

"Btw, gue Kenzie. Kenzie Gavino"

"Alya Querannia. Panggil aja Alya"

¤¤¤

*21-10-16*

High HopesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang