High Hopes-4

60 12 1
                                    

"Pokoknya mama gamau yahh kamu kayak gini lagi, nanti kalo kamu kenapa-napa gimana??" omel Tania.

Sedari pulang tadi, Tania menceramahi Alya habis-habisan.

"Iyaa ma, maafin Alya. Namanya juga lupa"

"Lupa mulu alesannya, dulu kamu juga bilangnya lupa. Emang kamu gamau sembuh hah?!"

"Astagaa mama, yakalii Alya gamau sembuh pasti mau lahh"

"Makanyaa nurut jangan ngebantah. Kalo udah jam nya minum obat yaa minum, gaada acara lupa-lupa"

"Iyaa mamakuu yang bawel"

"Bawel juga tandanya mama sayang sama kamu, mama gamau kamu kayak dulu lagi. Mama gamau kamu ninggalin mama nanti mama sama siapa?"

Mendengar suara mamanya yang lirih itu, lantas Alya segera memeluk mamanya erat.

"Alya gaakan kenapa-napa mah, lagipula masih ada abang sama papa kan yang bakalan ngejaga Alya"

"Tapi mereka tinggalnya lumayan jauh, gak kayak mama yang deket sama kamu. Jadi kalo ada apa-apa kan mama yang jadi khawatir, tapi tenang selama ada mama Alya akan aman"

Mendengar perkataan mamanya yang sedikit bergurau, Alya jadi teringat ucapan Kenzie waktu itu.

"Pos satpam lumayan jauh, kalo ada apa-apa dia gabisa sedetik sampe, gak kaya gue yang udah disebelah lo, jadi lo aman sama gue"

Mungkin perkataannya beda, hanya saja intinya sama. Sama-sama ingin melindungi Alya.

Eh? Kenapa jadi mikirin Kenzie? Korslet nih otak gue. Batin Alya.

"Kamu kenapa geleng-geleng gitu? Gapercaya mama bakalan jagain kamu?"

"Bukan ma, Alya percaya lah. Udah yaa Alya keatas dulu mau mandi"

"Iyaa yaudah sana, nanti jam 8 jangan lupa turun buat makan malem"

"Iyaa ma, yaudah Alya keatas yaa"

Kemudian Alya pun pergi menuju kamarnya yang berada dilantai dua.

¤¤¤¤¤

Alya menatap pigura foto keluarga sewaktu ia berumur 3 tahun. Disitu terlihat dirinya yang sedang meloncat dengan seorang bocah laki-laki dan dipegangi oleh seorang lelaki dan wanita.

Ia kangen dengan masa-masa itu, dimana ia yang selalu bisa bermain dengan abangnya, dan bercanda dengan papanya. Setiap hari.

Sekarang Alya hanya tinggal berdua bersama mamanya, mama dan papanya sudah 2 tahun lebih bercerai, tepatnya ketika Alya baru kelas 10.

Walaupun bercerai, mama dan papa Alya masih sering berhubungan bahkan tak jarang mereka menyebut sayang-sayang.

Alya sendiri pun bingung, ketika ia bertanya kepada mamanya. Mamanya berkata bahwa mama dan papanya itu masih saling cinta namum takdir berkata lain mereka ditakdirkan untuk berpisah.

Tapi sebulan sekali mereka semua; Alya, Tania, papanya alya yaity Faris, dan abangnya Alya yaitu Aldy akan melaksanakan Q'time family layanya keluarga asli.

Berulang kali Alya dan abangnya menyuruh orangtua mereka agar rujuk saja. Tapi Tania menolak alasannya.

"Pernikahan bukan sesuatu yang mudah diputus dan disambungkan. Pernikahan itu sakral gabisa dimain-mainin dengan cerai terus rujuk"

Sedangkan alasan Faris adalah.

"Lagipula kita nyaman dengan status kita seperti ini, mungkin kita memang tidak lagi saling terikat dengan ikatan pernikahan namun kita masih tau hati kita punya siapa. Dan juga kalo status kita seperti ini, kita jadi bisa leluasa berteman dengan lawan jenis. Coba kalo masih terikat pernikahan, pasti mau deket sama lawan jenis harus berpikir dua kali bahkan berkali-kali"

Dan Alya tau, bahwa cinta memiliki caranya sendiri untuk menunjukkan kepada orang yang dicintanya.

Contohnya yaa seperti mama dan papanya.

Tidak saling terikat namun saling mencintai.

Tidak memiliki hubungan namun saling menghubungi.

Mereka bebas, namun mereka juga masih menjaga.

Alya dan Aldy tidak masalah dengan itu, asal keluarga kecilnya masih bisa berhubungan baik. Mereka menerimanya.

¤¤¤¤¤

Alya sedang tidur-tiduran dikasurnya seraya memainkan hape, jam sudah menunjukkan pukul 10 malam namun dirinya belum juga merasa ngantuk. Padahal biasanya jam segini ia sudah tertidur ataupun OTW tidur tapi, tidak untuk hari ini.

Pengaruh obat kaliyaa? Eh tapi kalo pengaruh obat harusnya tidur dong bukan malahan susah tidur. Batin Alya.

Tiba-tiba hapenya bergetar, dilihat ada sebuah panggilan dari nomor tidak dikenal.

0856789xxxxx

Hah? Nomor siapa nihh?

Diangkatnya telepon itu dengan ragu-ragu.

"Halo?"

Terdengar suara sapaan seorang cowok disebrang sana.

"Iyaa haloo... ini siapa yaa?"

"Hayoo siapa, coba tebak masa lupa sih"

"Serius ini siapa, kalo cuman main-main gue matiin aja d--"

"Eeehh tunggu, ini gue Kenzie masa lupa sih?"

Seketika Alya bangun dari posisi telentangnya menjadi duduk tegap.

"HAH?! kok lo bisa dapet nomor gue?"

"Gapenting, yang menting disave yaa nomor cogan, daan jangan lupa jam 6.10 gue tunggu didepan. Dahh goodnight jangan tidur malem-malem yah"

Seakan mendapat sihir, mata Alya sekarang sudah berat. Padahal belum 5 menit tadi matanya masih 100 watt.

Sekarang Alya tau, kenapa dirinya tidak bisa tidur dan siapa orang yang mengganggu pikiran Alya sedari tadi.

Dia,

Kenzie.

¤¤¤

*24-10-16*

High HopesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang