"Anak-anak hari ini kalian kedatangan murid baru yahh... mari masukk" perintah pak Darsa ke seorang murid.
Kemudian murid tersebut masuk diiringi sebuah senyuman.
"Perkenalkan nama saya Farhan Putra. Terserah kalian mau manggil saya apa, saya pindahan dari sekolah Tunas Jaya. Senang bertemu dengan kalian, saya harap kita bisa menjadi teman. Terimakasih"
"Yaa baiklah, ada yang ingin bertanyaa?"
Beberapa anak perempuan ingin melontarkan pertanyaan, namun buru-buru disela oleh pak Darsa, "Pertanyaan yang penting khusunya"
Dan mereka pun mengurungkan niatnya untuk bertanya.
"Yaa kamu boleh duduk"
Dan Farhan pun memilih bangku kosong tepat disebelah kiri Alya.
"Okee buka buku kalian halaman 134 kemudian kalian baca, sehabis itu kalian kerjakan halaman 156 soal PG nomor 1-25 sama essay nya 5 soal. Selesaikan hari ini juga!"
Semua murid pun mulai berkutat dengan bukunya masing-masing, kecuali Alya.
Pikirannya melayang-layang ke kejadian saat ia bersama Kenzie tadi.
Tak sadar bahwa seulas senyuman telah terbit dibibir Alya. Dan seseorang disebelahnya tak sengaja melihat senyuman itu, dan seseorang itu mulai jatuh cinta dengam senyum Alya.
¤¤¤¤¤
"Okee kalian boleh pulang, dan kalian mengerjakan tugasnya sesuai kelompok yang saya bagi tadi. Silahkan kerjakan bersama-sama tugasnya, kalo saya tau ada yang gak kerja. Siap-siap kalian dapat nol"
Selesai berkata seperti itu, bu Sari keluar dari kelas diikuti beberapa murid yang remed.
"Tuh guru tugas mulu sihh elahh"
"Tau baru aja kemaren selese tugas, sekarang udah tugas lagi. Jatuh cinta die lama-lama ama tugas"
Melihat satu sahabatnya yang tidak menimbrung omongan mereka seperti biasanya, Hanif dan Alvin pun saling berintetaksi lewat bahasa isyarat.
"1"
"2"
"3"
"
TIKUSSSSSS!!!!" teriak mereka berdua ditelinga Kenzie.
"AAAAAAAAA"
Kenzie pun keluar kelas seraya berlari-lari ketakutan, baginya tikus adalah hewan terlaknat karna bentuknya yang jelek. Jahat memang.
Alvin dan Hanif hanya bisa tertawa ketika melihat sahabatnya berlari ketakutan.
"Tuhh orang sama tikus aja kaya ngeliat setan"
"Namanya juga orang takut gim--"
"Aahhh"
Dubrakk....
Terdengar bunyi orang terpeleset diujung koridor.
"HAHAHAHAHA" tawa mereka lepas melihat Kenzie yang sudah tengkurep disana.
Mereka pun berlari kesana dengan sisa tawa mereka.
"Ehh broo ngapain lu tengkurep? Haha"
"Sialan lo. Bantuin gue bangun"
Tepat saat Hanif mengulurkan tangan dan Kenzie sudah separuh bangun, Alya datang.
"Lhoo Kenzie kenapa??"
Dubrakk...
Dan bokong Kenzie sukses mencium lanta ketika Hanif melepaskan cengkramannya.
"ADAWWWW... sakit anjirr"
"Sini gue bantuin" ucap Alya dengan tangan yang sudah menarik Kenzie.
"Makasihh yaa"
"Iyaa sama-sama gue balik duluan yaa. Daah"
"Eeehh tunggu lo balik aja sama gue"
"Gausah deh makasih, lagian tadi pagi lo udh jemput gue takut ngerepotin"
"HAAAAHHH? JEMPUT?" kaget Hanif dan Alvin mendengar pernyataan Alya.
"Oiyaa Al, kenalin dua babu gue. Alvin sama Hanif"
"Ehh suek songong bener lu kita dikata babu"
"Biarin Vin biarin. Kita jejelin aje tikus ntar pas dia tidur"
"Ehh lo berani gitu, balik tinggal nama lo yaa"
"Ampunn bang"
Alya pun hanya bisa terkekeh geli melihat pertengkaran mereka.
"Alya Querannia, panggil aja Alya" ucap Alya sembari tersenyum ramah.
"Hanif Zidane, panggil aja Hanif"
"Kalo gue Alvin Mahendra, panggil aja Alvin"
"Yaudahh tunggu disini yaa, gue mau ke kelas dulu ambil tas. Abis itu baru kita balik, okeee?"
"Uhmm okedeh"
Kenzie pun berlari ke kelasnya untuk mengambil tas. Sedangkan kedua sahabatnya masih setia disitu karna memang tasnya sudah dibawa.
"Lo kenal deket banget yaa sama Kenzie?"
"Gak sih, baru sekitar 2 harian kok"
"Tapi udah lama saling kenal?"
"Engga juga, gue aja gatau kalo dia Kenzie yang sering diomongin temen-temen gue"
"Lo berarti special buat dia"
Sontak kedua pipi Alya bersemu merah. Mendengar kata bahwa ia special bagi seorang Kenzie.
Namun otaknya seperti memberi perlawanan.
Gak! Mana mungkin gue special. Ngarep. Batin Alya.
Alya pun tersenyum paksa, "Haha gamungkin lah gue aja baru kenal sama dia. Masa iya gue special"
"Kalo emang lo special buat gue gimana?"
Tanya Kenzie ketika sudah datang.
"Eh? Ayookk pulang" ajak Alya mengalihkan pembicaraan.
"Lo blushing dan gue suka cara lo ngalihinnya. Engga deng gue suka apapun tentang lo"
"Gomball recehh"
"Romantis kampungann"
"Brisik nihh kaliann" kesal Kenzie karna kedua sahabatnya telah merusak suasana.
Dan mereka pun tertawa bersama sembari berjalan kearah pagar sekolah.
Tanpa mereka ketahui, disisi kanan ada seorang perempuan yang melihat kejadian tersebut dengan raut wajah penuh kebencian.
"Liatt aja lo cewek kampung!" desis perempuan tersebut.
Sedangkan disisi kiri ada seorang lelaki yang melihat kejadian tersebut dengan tersenyum kecut.
"Padahal gue love at first sight sama lo" ucapnya seraya tersenyum miris.
¤¤¤
Haii...
Maaf kalo jelek ceritanya, karna nulisnya juga asal sesuai yang keketik. Oiyaa kalo ada typo coment ajaa yaa, votenya jugaa jangan lupa yaa. Makasihh;)
*27-10-16*
KAMU SEDANG MEMBACA
High Hopes
Teen FictionKenali Alya Querannia, salah satu siswa Bintang Harapan. Anaknya baik, pintar, polos, dan cantik. Hidupnya biasa saja, terkesan datar dan sepi. Ia bukan anak famous yang terkenal dimana-mana ataupun punya kenalan sana-sini. Sahabatnya cuman satu, Ka...