High Hopes-7

41 6 0
                                    

Hubungan Alya dan Kenzie berjalan seperti biasa sampai bulan ke-6 ini.

Mereka semakin mendekat, bahkan tak jarang kaum hawa yang iri dengan kedekatan Alya dan Kenzie yang sudah bagaikan kekasih.

Hubungan Alya dan Farhan pun mulai dekat, dikarenakan Farhan yang selalu mencecari Alya dengan berbagai obrolan. Dari mulai penting sampai tidak penting.

Tak jarang Kenzie kesal dibuatnya, karna seringkali Farhan datang merusak suasana ketika Kenzie sedang bersama Alya.

Dan disinilah mereka, tepat di rooftop sebuah caffe di Jakarta. Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, mereka sengaja datang pukul malam karna dari atas sini, mereka dapat melihat pemandangan sebuah kota Jakarta ketika malam hari.

"Al"

"Hmm?"

"Lo pernah pacaran ga?"

"Gapernah, tapi suka sama orang sih pernah. Kalo lo?"

"Kalo gue sih ud--"

"Oiyaa gue lupa, orang kaya lo mana mungkin belom punya mantan"

"Apasih, mantan gue juga cuman 8 kok. Gak sebanyak yang lo pikirin"

"Astagaa itu banyak, coba sebutin siapa aja namanya, trus berapa lama pacarannya, trus pertama kali lo pacaran kelas berapa? Coba jelasin"

Kenzie tersenyum manis, bahkan sangat manis menurut Alya. Senyum yang terbit dibibir Kenzie bagaikan bulan sabit ditengah gelapnya malam bagi Alya.

"Lo perhatian sama gue" ucap Kenzie seraya mencubit pipi Alya.

"Engga!"

"Iyaa"

"Engga!"

"Iyaa Alya"

"Engga! Apaansih. Gue cuman nanya kalo gamau dijawab yaudah" ucap Alya merajuk.

"Dihh ngambek nihh?"

Alya hanya diam menanggapi pertanyaan Kenzie, kemudian Kenzie mendekati Alya.

"Gak dijawab nihh? Okedehh gapapa"

"Paansi brisik"

Bahkan disaat Alya ngambek seperti itu, ia terlihat lucu. Dengan wajah yang ditekuk dan bibir yang mengerucut. Dan Kenzie menyukai itu.

"Yaudadeh, Kenzie mintaa maaf yaa. Dimaafin ga?"

"Gak!"

"Ihh kok gitu sihh?"

"Biarin"

"Yakin gak dimaafin?"

"Gak!"

"Yaudahh peyukk duyuu sinii" ucap Kenzie dengan suara sok unyu kemudian merangkul Alya.

"Apaansih, jijik tauu" balas Alya seraya mencoba melepaskan rangkulan Kenzie, meski tau bahwa pipinya sudah seperti kepiting rebus.

"Ciee blushing!"

"Hah? Engga"

"Jangan blushing"

Alya hanya menautkan kedua alisnya, pertanda bahwa ia bingung dengan ucapan Kenzie.

Kenzie pun membalikkan tubuh Alya agar menghadap tubuhnya. Kemudian tangannya mulai mengelus pipi Alya secara pelan-pelan.

"Lo lucu, kalo lo blushing lo tambah lucu. Dan gue gamau orang lain dapetin itu. Karna gue gapernah mau berbagi milik gue sama sekali" jelas Kenzie.

Alya hanya bisa terdiam, lidahnya terasa kelu mendapat pernyataan tersebut dari Kenzie. Andai Kenzie tau bahwa Alya selalu deg-degan bila berdekatan dengan Kenzie.

"Mm-maksudnya?"

"Gue tau lo ngerti. Gue tau lo paham. Dan gue tau lo tau maksud gue"

"Gue--"

"Lo tau apa yang paling susah buat gue?"

"Apa?"

"Menjelaskan lo, adalah hal tersusah bagi gue. Karna lo terlalu rumit tapi lo juga istimewa"

"Gombal"

"Gue serius, gue gak nembak lo, gue gak maksa lo, dan gue gak minta jawaban lo. Tapi gue mau ngasih tau lo sesuatu kalo misalnya gue udah terlalu jatuh sama lo, bahkan rasa ini terlalu beda dari biasanya, dari awal ngeliat lo pas hujan gue udah mulai tertarik sama lo. I know you know me as a playboy. But trust me i've change because you. Bilang gue bullshit terserah lo, tapi sekarang gue tau hati gue milih siapa" ucap Kenzie panjang lebar dengan senyuman kecil dan itu cukup membuat Alya terdiam.

"Gu-gue gatauu"

"Gue gak maksa lo, gue cuman mau ngutarain rasa gue aja. Gue terima apapun jawaban lo, lo bisa jawab kalo emang udah tau gimana perasaan lo sekarang ke gue"

"Gaperlu, gue udah tau jawabannya"

"Gue harap itu jawaban terbaik lo. Dan gue" ucap Kenzie cemas.

"Gue juga suka sama lo"

"Serius gue gapapa kalo lo gasuka sama gue"

"Gue emang suka sama lo, karna hati gue"

"Jadi?!" tanya Kenzie antusias.

Alya hanya terkekeh pelan melihat wajah Kenzie yang sangat berbahagia.

"Jadi kita pacaran yaa"

Alya hanya mengangguk pelan, kemudian Kenzie mencium pipi Alya sekilas.

"Maaf kalo lancang cium-cium" ucap Kenzie, terlihat pipinya yang merona.

"Kenziee blushingg ciee"

"Jadi gapapa kalo misalnya aku cium kamu?"

"Ha? Aku-kamu?"

"Iyaa mulai saat ini aku-kamu atau panggil nama yaa"

Dan sekarang justru pipi Alya yang merona.

"Kenapa Alya lucu kalo blushing. Jadi mau gigit"

"Eh?!"

"Hehehe becanda kok"

Pada malam ini, tepat tanggal 8, jam 9, dan bulan ke-10. Mereka resmi menjadi sepasang kekasih.

Namun tiba-tiba hape Alya bergetar dilihatnya mamanya mengiriminya pesan.

Mama: Alya dimana? Udah jam 9 nihh. Jangan lupa besok kemo pertama kamu, semangatt;)

Alya meneguk salivanya, jujur ia takut. Tapi Alya juga belum siap untuk bercerita kepada Kenzie, ia tak mau mengganggu moment mereka untuk sekarang saja, dan juga takut Kenzie meninggalkannya nanti. Alya semakin mengeratkan genggamannya yang dibalas tak kalah eratnya oleh Kenzie.

Dalam indahnya taburan bintang, dan terangnya bulan, mereka saling bergenggam satu sama lain seakan tak mau terpisah. Langit menjadi saksinya.

Namun mereka lupa, bintang yang indah dan bulan yang terang berada dilangit yang gelap dan jauh. Perlahan tapi pasti, bintang dan bulan akan hilang dan diganti oleh matahari dipagi hari nanti.

Dan perjalanan mereka baru saja dimulai.

¤¤¤

Haaiii...

Part ini emang gaje banget tau kok he, abis gmn yahh orang gbs buat scene romantis gt, jadi seadanya deh.

Oiyaa jangan lupa dong votenya jangan jadi silent reader okee hehe;)

Kalo gitu makasih, sampai jumpa di next chapter.

*28-11-16*

High HopesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang