Hening menyelimuti mereka, yang terdengar hanyalah suara AC dan deru knalpot mobil.
Alya enggan memulai percakapan, lagipula ia tidak tau harus berbicara apa.
Sedangkan Kenzie terlalu bingung kenapa dirinya memaksa agar Alya pulang bersamanya.
Salahkan tangannya yang menarik tangan Alya dan juga bibirnya yang berbicara seperti itu.
Sungguh masing-masing mereka sangat benci dengan suasana canggung seperti ini.
"Al"
Yang merasa terpanggil namanya pun menoleh, "Kenapa?"
"Omongan gue tadi siang, gausah dipikirin"
"Gue gak mikirin, ngapain juga"
"Kirain lo mikirin, btw muka lo pucet. Sakit?"
"Gak, jam berapa sekarang?"
"Jam 5 kurang 5. Kenapa?"
"Bisa minggir ke indomaret dulu gaa?"
"Ha ngapain?"
"Yaudah turunin gue di indomaret aja"
"Oke! Kita minggir ke indomaret"
Terlihat sekitar 10 meter dari mereka ada sebuah indomaret.
"Gue ke dalem dulu, lo kalo mau pulang juga gapapa. Makasih tumpangannya"
"Gue tungguin dimobil"
"Terserah, jangan ngedumel kalo gue lama"
"Iyeiye bawel gaakan"
Dan Alya pun masuk ke indomaret, sesampainya didalem indomaret ia segera menelpon mamanya.
"Halloo Alya kenapa sayang?"
"Ngg... ma Alya lupa minum, masih bisa ga kalo sekarang?"
"Astagaa Alya kamu ini kok susah yaa dibilangin, kemarin juga kamu gak minum kan?"
"Eh-ha? Kata siapa Alya minum kok"
"Bohong! Mama cek isinya waktu kamu mandi, dan cuman berkurang satu seharusnya kan dua"
"Iyaa maaf, kemarin Alya lupa pikiran Alya cuman gimana sampe rumah soalnya hujan. Jadi gimana mah bisa ga kalo sekarang minumnya?"
"Mama tanya om Ferdy dulu bisa ga, nanti mama kabarin"
"Okee kalo mama udah nanya, langsung kabarin aku yaa"
"Kamu dimana sekarang? Udah jam 5 juga kok belom sampe?"
"Aduhh mama bawel, Alya lagi di indomaret mampir bentar. Oiya Alya juga pulang sama temen Alya jadi, mama gausah khawatir oke"
"Gimana gak khawatir. Udah bentar tunggu mama mau telpon om Ferdy"
Kemudian sambungan terputus.
Tak lama Tania menelpon Alya kembali.
"Halloo ma jadi, gimana?"
"Boleh kata om Ferdy, tapi jangan keseringan telat minum apalagi 'sampe gak minum'. Takut tubuh kamu nolak nanti malah bahaya"
"Okee kalo gitu, yaudah Alya tutup yaa"
"Pulang langsung kerumah, gaada acara kemana-mana"
"Iyaa ma, yaudah Assalamualaikum"
Dan sambungan pun terputus lagi.
¤¤¤¤¤
Alya menatap wajah Kenzie yang tertidur, apa selama itu ia di dalem indomaret sampe-sampe Kenzie tertidur.
"Ganteng yahh gue kalo tidur"
Sontak Alya memelototkan matanya, wajahnya merah padam menahan malu, malu kepergok sedang mengamati wajah Kenzie.
Segera ia memalingkan wajahnya kearah luar.
"Gausah buang muka gitu"
"Brisik, udah cepet jalan keburu maghrib"
Tiba-tiba Kenzie memajukan tubuhnya, hingga jarak mereka hanya kurang dari sejengkal saja.
Otomatis tubuh Alya menengang kemudian ia menahan nafasnya, pertama kalinya ia berdekatan dengan cowok sedekat ini. Bahkan sama abangnya sekalipun.
"Gausah tegang, cuman mau makein seat bealt kok"
Untuk kedua kalinya, wajah Alya sudah memerah menahan malu. Kemudian ia mendorong bahu Kenzie keras.
"Gue bisa make sendiri"
"Hahaha muka lo lucu kalo blushing gitu" ucap Kenzie seraya mengacak-ngacak rambut Alya gemas.
Kemudian mobil pun mulai melaju kembali.
Sekitar waktu 10 menit mereka telah sampai dirumah Alya.
"Masih inget aja rumah gue"
"Iyalah baru kemaren gue nganterin masa udah lupa, lagian rumah gue gak jauh kok dari sini"
"Haiya? Dimana emangnya??"
"Di Perumahan Emerald Residence"
"Astagaa itu mah deket, gue dulu sering lhoo kesanaa"
"Ngapain?"
"Main sama temen gue"
Yang gue cinta, dulu. Batin Alya melanjutkan.
"Kapan-kapan lah mainn"
"Boleh, yaudah kalo gitu gue masuk dulu yaa. Btw makasihh tumpangan hari ini dan kemarin"
Alya pun keluar dari mobil Kenzie, kenzie pun membuka kacanya.
"Iyaa sama-sama"
"Mau masuk dulu?"
"Gausah deh, keburu maghrib. Kapan-kapan ajadeh yaa"
"Ohh okedeh, hati-hati"
"Oiya besok gue jemput mau gak?"
"Hah? Ngapain? Gausah ngerepotin gue bisa kok sendiri"
"Jam 6.10 gue tunggu disini. Daahh"
Mobil Kenzie pun melaju hingga beberapa saat menghilang.
"Dia nyebelin, tapi nyenengin juga" gumam Alya.
¤¤¤
Haaii...
Tau kok kalo ceritanya gajelas, aku juga pusing gimana biar bisa bikin cerita ini jadi jelas dan bagus.
Tapi gapapa lahyaa namanya juga usaha, hasilnya gimana urusan nanti.
Betewe boleh dong vomentnya hihiww;)
Kalo gitu makasih yang udah voment ditunggu next nya yaa dan tetap setia membaca High Hopes~
Daahh see youu♡
*24-10-16*
KAMU SEDANG MEMBACA
High Hopes
Teen FictionKenali Alya Querannia, salah satu siswa Bintang Harapan. Anaknya baik, pintar, polos, dan cantik. Hidupnya biasa saja, terkesan datar dan sepi. Ia bukan anak famous yang terkenal dimana-mana ataupun punya kenalan sana-sini. Sahabatnya cuman satu, Ka...