Alya berlari tergopoh-gopoh menuruni anak tangga rumahnya, saat bangun tadi ia melirik jam yang sudah menunjukkan pukul 6 lewat 5 Hanya butuh waktu 10 menit untuk ia bisa bersiap-siap.
Dan sekarang disinilah dia, dimeja makan dengan mamanya yang sedang mengoles roti.
"Ma, Alya berangkat dulu yaa"
"Ehh sarapan dulu, ini susu sama rotinya dimakan"
"Aku bawa aja deh yaa ke sekolah" kemudian Alya mengambil sepotong roti seraya meminum susunya hingga setengah gelas.
"Alya berangkat ya ma, daahh" ucap Alya kemudian mengecup pipi mamanya sekilas.
Setelah itu ia bergegas menuju pintu utama rumahnya, dilirik jam dipergelangan tangannya sudah menunjukkan pukul 6.20
Setelah sudah benar-benar siap, ia segera membuka pagarnya. Dan benar saja Kenzie sudah menunggu.
Kali ini, Kenzie memakai motor sport berwarna hitamnya. Dengan balutan hoodie berwarna merah maroonnya.
"Maaf telat, udah nunggu lama banget?"
Bahkan suara nafas Alya yang tersengal-sengal itu bisa terdengar.
"Engga kok, baru sekitar 10 menit an palingan. Gimana berangkat sekarang?"
"Astagaa iyaa ayoo"
Kemudian Alya langsung meloncat ketempat duduk bagian belakang.
Dan dalam satu tarikan gas pun motor sudah melaju.
¤¤¤¤¤
Beruntung sekali mereka, karna memakai motor jadi mereka dapat sampai cepat ke sekolah. Mengingat jalanan yang tadi ramai memungkinkan mereka akan telat kalo berangkat pake mobil.
Alya pun melepaskan helm yang terpasang dikepalanya, "Makasihh yaa"
"Iyaa sama-sama"
"Yaudah gue ke kelas yaa"
Baru hendak melangkahkan kakinya, tangannya ditahan oleh Kenzie, "Rambut lo berantakan"
Dan Kenzie merapihkan rambut Alya secara lembut, menciptakan desiran aneh didalam darah Alya, jantungnya berpacu dua kali, dan serasa ada kupu-kupu terbang didalam perutnya.
"Dahh ke kelas sana, belajar yang rajin yaa"
Bagai sepasang kekasih, mereka menjadi tontonan murid-murid. Ada yang menatap iri, senang, dan biasa saja.
Alya pun bergegas memasuki kelas ketika bell sekolah berbunyi.
Diikuti Kenzie yang berjalan dibelakangnya dengan tangan yang dimasukkan kedalam saku celananya, tas yang hanya dipasang dibahu kanannya, dan juga rambutnya yang acak-acakkan menambah kesan hot.
Hampir semua kaum hawa memandang Kenzie dengan tatapan memuja.
Kemudian Kenzie masuk kedalam kelasnya, dilihat kedua sahabatnya yang sedang bermain panco.
"Hoii jaman maen panco" ucap Kenzie kemudian duduk dibangku dengan satu kaki naik keatas meja.
"Ini nii temen lo sok-sok an punya otot. Badan kek mumi krempeng aje sok ngajakin gue tanding" ucap Hanif, sahabat Kenzie.
KAMU SEDANG MEMBACA
High Hopes
Teen FictionKenali Alya Querannia, salah satu siswa Bintang Harapan. Anaknya baik, pintar, polos, dan cantik. Hidupnya biasa saja, terkesan datar dan sepi. Ia bukan anak famous yang terkenal dimana-mana ataupun punya kenalan sana-sini. Sahabatnya cuman satu, Ka...