PROLOG

124 12 2
                                    

"Ada murid baru masuk kelas IPS. Anjir dia cogans" teriak salah seorang murid ketika berada di depan pintu.

Selly yang tak tertarik dengan gosip baru itu hanya terdiam. Memilih untuk melanjutkan belajarnya.

Dengan tergopoh-gopoh Rindy, sahabat Selly dia masuk ke dalam kelas. Dan menghampiri Selly.

"Lo tau—" ucapnya dengan nafas yang tersenggal-senggal.

"Nggak" jawab Selly singkat.

Rindu berdecak sebal. "Gue ngomong belum kelar kali Sel"

"Terus?" Tanya Selly.

"Ada murid baru"

"Udah tahu" Respon Selly.

Lagi-lagi Rindu berdecak sebal. Sangking sebalnya, hingga ia menjitak kepala Selly. Dan Selly meringis kesakitan .

"Jangan potong gue lagi" tegas Rindy.

Selly mengangguk patuh. "Oke"

"Ada murid baru masuk sekolah sini. Dia masuk di kelas yang sama kayak kembaran lo" terangnya.

"Lha terus?" Lagi-lagi Selly memotong ucapan Rindy.

"Pengen banget rasanya gue lakban tu mulut lo biar kagak nyablak terus." Ujar Rindy dengan gemas.

Selalu menghembuskan napasnya. "Makanya langsung intinya aja"

"Murid baru itu temen SMP kita dulu, Dion. Dia balik lagi ke sini" jelas Rindy dengan semangat.

Dion. Nama itu yang selalu terbayang-bayang di benak Selly. Terakhir ketemu dia sejak kelas delapan dahulu. Dan itu artinya, sekitar satu setengah tahun Selly tidak melihatnya. Mengingat Selly sekarang yang sudah memasuki kelas paling junior SMA dan sudah masuk ke dalam semester dua.

DIFFERENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang