BAB 1

64 7 2
                                    

Semenjak Dion datang lagi, Selly bersama dengan Sella, kembarannya selalu berangkat sekolah dengan Dion.

Ada rasa senang sekaligus gugup yang menyelinap dalam hati Selly ketika harus berada di dekat Dion. Seperti sekarang ini. Dia pulang sekolah berdua bersama Dion. Sementara Sella, dia sedang pergi bersama pacarnya.

"Mau makan dulu?" Tanya Dion datar.

"Enggak usah" jawab Selly dengan berhati-hati agar suaranya tidak terlihat kalau ia sedang gugup.

Entah sejak kapan perasaan Selly kepada Dion yang awalnya hanya sebatas teman kemudian berpindah menjadi lebih. Selly sendiri merutuki perasaannya yang jatuh kepada orang yang menurutnya tidak tepat.

Bukan karena sifat Dion ia menganggapnya tidak tepat. Tapi karena status mereka yang bisa dibilang friendzone. Dan belum lagi tentang perbedaan yang terletak di antara keduanya. Semakin membuat Selly merasa pusing dengan perasaan yang dimilikinya.

"Udah punya pacar kayak Sella?" Tanya Dion tiba-tiba.

Pertanyaan Dion membuat Selly langsung tertegun. Dia jadi teringat dengan drama korea yang sering ditonton oleh kembarannya. Biasanya setelah si cowok berkata seperti itu, dia akan menembak sang cewek.

"Enggak"

'Karena orang yang aku mau buat jadi pacarku cuma kamu Di. Hanya kamu yang ada di hatiku' batin Selly.

Dion tersenyum masam. "Enak kali ya punya pacar."

'Emang enak. Apalagi kalau pacarnya itu orang yang emang kita harapkan' Selly membatin lagi.

"Gimana kalo gue punya pacar Sel?"

Selly tersentak dengan pertanyaan yang dilontarkan Dion. Pertanyaan yang diajukan oleh Dion sungguh benar-benar tidak dapat diduga oleh Selly. Entah kenapa perasaannya menjadi semakin terasa sesak saat Dion menanyakan itu.

"Yah terserah kamu. Kan kamu yang jalanin" jawab Selly dengan suara yang agak serak.

"Pengen punya pacar tapi belum ada yang pas. Cariin dong!"

Lagi-lagi perkataan Dion membuat Selly mengerjakan matanya. Terasa sangat panas. Panas di mata karena ingin menangis dan panas di hati karena perkataan Dion.

"Cari sendiri aja"

"Nggak bisa gue nyari pacar" jawab Dion singkat.

Dahi Selly mengernyit. "Kan banyak yang ngejar-ngejar kamu?"

"Mereka ngejar karena liat fisik gue doang. Nggak tulus. "

Jawaban Dion membuat Selly ingin berkata jujur kalau sebenarnya Selly mencintainya dengan tulus tanpa memandang fisik yang ada pada diri Dion.

"Sok tahu" sahut Selly.

"Emang bener"

"Sok tahu ih"

"Emang bener ih"

Selly mendengus. "Pasti adalah yang tulus. Contohnya a.." Selly langsung membungkam mulutnya ketika ia menyadari kalau ia hampir saja keceplosan.

DIFFERENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang