"Oppa, apa belum sampai juga?"
"Belum."
"Aah ... jauh sekali."
Kudengar kekehannya dari belakang, apa dia sedang mengerjaiku?
Oppa terlihat aneh setelah dua minggu kami tidak bertemu. Dia sibuk, jadi komunikasi hanya bisa lewat ponsel. Entah apa yang terjadi dua minggu lalu, karena hari ini dia sangat aneh.
Saat di perjalanan tadi tidak biasanya dia diam, mendengarkan lagu dari radio sebagai pengisi keheningan. Dia hanya mengangguk, menggeleng dan tersenyum menanggapi ceritaku sedari tadi.
Dan sekarang, ia menutup mataku dan menuntun pada tempat yang aku tak tahu pasti kapan sampainya.
Duk.
"ALAMAK!"
"Oppa, are you alright?"
"I'm okay. Lanjut lagi jalannya."
"Kamu jatuh ya? Tersandung apa?"
Sebenarnya aku menahan hasrat tertawaku. Aku bisa membayangkan dengan sangat jelas wajahnya, seperti Bang Sihyuk ahjussi kehilangan wig-nya. Kocak.
"Okay, mulai dari sini kamu harus berjalan lurus yaa. Aku tidak akan menutup matamu lagi."
Sleeping mask yang menggantikan tangannya kini.
"Nooo! Kalau aku jatuh bagaimana?"
"Tidak sayang, jalannya mulus kok."
Mulai kuangkat tanganku, meraba sesuatu kalau-kalau menghalangi jalanku.
Berjalan dengan mata tertutup membuatku harus mengira dan menerka kemana arah kakiku melangkah. Kepalaku mulai sedikit pusing jadinya.
Dan jadilah aku yang terduduk-- atau bisa kusebut terjatuh dengan posisi terduduk, bokong menjadi bagian yang terlebih dulu mencium jalan.
Tak bisa kutahan lagi, tawa yang sedari tadi kutahan meledak karena suara melengking oppa yang sangat menggelitik telinga.
"OMO!!!"
"Aku tidak apa-apa oppa. Calm down, okay."
"AAH ... JANTUNGKU. AIGOO JANTUNGKU. AIGOO (y/n) KAMU BENAR TIDAK APA-APA?"
Oke. Sekarang dia terdengar seperti ibu yang khawatir dengan anaknya.
Kuangkat ibu jariku ke atas untuk meyakinkan dia yang sudah panik. Kembali aku berjalan dan kali ini lebih hati-hati.
"Stop. Kamu sudah sampai. Sekarang buka."
Kukucek mataku yang pandangannya tampak menggelap karena terlalu lama ditutup, mengerjapkan sesekali untuk membiasakannya lagi dengan cahaya.
Balon. Hoseok oppa berdiri sambil memegang balon yang jumlahnya ... sepuluh buah mungkin.
"Surprise."
Suaranya terdengar lebih gentle, jantungku berdebar sebagai akibatnya.
Ini dia, sosoknya yang aku rindukan selama dua minggu ini.
"Maaf karena membuatmu harus selalu sendiri. Dua minggu yang berat pasti."
"Tidaaak. Aku baik-baik saja. Oppa punya tanggung jawab untuk pekerjaan. I admit it."
Dia tersenyum, begitu pula denganku. Dia semakin tampan dengan paparan cahaya matahari pagi.
Dia memelukku, membawaku dalam rengkuhan terlembutnya dan berbisik, "Happy sunday, sayang."
×××
Feelnya dapet gaaak??
Aku kok ngerasa tulisannya kurang feel yaa? :(
Ato emang gaada sama sekali:(
What do you think guys?
Komennya yaa, butuh bangeet:"
Makasii:")
KAMU SEDANG MEMBACA
Fluffy Bangtan //Bangtan Imagine//
RandomDia yang orang lain kira "The hottest group in Kpop" justru terlihat berbeda saat di depanku. Dia manis, lucu, baik dan terkadang menyebalkan. Tapi ada satu yang masih tampak sama, aku masih tetap menyukai kedua sisi dirinya. Sexy on stage and flu...