Jimin : Idol (#3)

3.3K 332 14
                                    

Aku menutup jendela kamar karena udara malam yang semakin menusuk tulang.

Awalnya memang segar, namun semakin lama dibiarkan tubuhku semakin mengigil.

Jimin akan menangis saat tahu kalau aku sakit. Jelas ini bukan ide yang baik. Hihihi.

Tanganku masih tergantung pada bingkai jendela, lantas tersenyum karena mengingat tentang kemenangan Daesang untuk Bangtan.

Jiminku, para member dan staff Bighit pasti sedang berpesta sekarang.

"Teamwork makes dream work."

Tanpa sadar aku menyuarakan pikiranku. Aku saja senang apalagi mereka.

Drrt.

"Oh? Jimin? Apa dia baru saja menelpon?"

You've got one missed call from SmollJim.

Tolong ingatkan aku kalau dia adalah top idol kepunyaan Korea! Bukannya menelpon, dia malah ... ah lupakan.

Kurebahkan tubuhku ke atas kasur empukku, menggoyangkan ujung kakiku sambil bersenandung kecil.

Klek.

Aku tersentak dan segera memegang tongkat baseball pemberian appa. Untuk pertahan diri. Begitu kata beliau.

Seseorang baru saja membuka pintu apartement-ku.

Darahku berdesir kencang, seakan dapat meledak dari kepalaku kapan saja saat orang tadi mengetuk pintu kamarku.

"Sayang, letakkan tongkat baseball-nya. Ini aku."

Desahan panjang lolos dari bibirku, setelah lima menit menegangkan tadi.

Aku membuka pintuku dengan gerakan cepat, " Kamu membuatku ketakutan!"

"Siapa suruh tidak menjawab telponku?"

"Missed call," selaku.

"Iya, iya. Itu maksudku."

Jimin menarik tanganku menuju ruang tengah. Dia membuka kotak pizza--yang sedari tadi ia tenteng--di atas meja dengan semangat sesaat setelah kami duduk.

 Dia membuka kotak pizza--yang sedari tadi ia tenteng--di atas meja dengan semangat sesaat setelah kami duduk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau makan sendiri? Atau perlu disuapkan?"

Aku tersipu. Jelas.

"Jawab aku, Sayang. Aku akan memperlakukanmu dengan sangat spesial hari ini."

"Ohh, jinjja?" Jimin mengangguk.

"Feed me, juseyong."

Jimin mengisap ibu jarinya karena saus pizza yang tertinggal setelah memasukkan potongan kecil ke dalam mulutku.

Dia tersenyum manis, memberikan satu suapan juga untuknya.

"Kamu tidak ikut pesta?"

"Ikut. Tapi aku pulang lebih awal."

"Kenapa?"

"Tentu saja untuk bertemu denganmu."

Park Jimin, kau memang yang terbaik. Dia sangat tahu apa yang diinginkan wanita.

Sering kali hanya dengan mata sipitnya yang menatap hangat ke arahku sudah membuat wajah bulat ini menghangat.

Apalagi saat dia tersenyum dan melakukan skinship lainnya, bisa mati aku kalau saja tidak mencoba meredam sendiri rasa yang sering membuat perutku geli dan terlilit.

"Jimin."

"Hm?"

"Kamu 'kan sedang diet."

Jimin--dengan pipi yang menggembung karena pizza--tersenyum tanpa dosa ke arahku.

Lengkungan bak bulan sabit pun tampak di wajah tampannya.

Aku sangat suka cara dia tersenyum. Terlebih senyum itu memang untukku.

"Jangan bilang pada manager hyungnim ya (y/n)."

"Berani bayar berapa?"

Dia berpikir sebentar.

Aku rasa dia memang berpikir keras untuk yang satu ini. Mulutnya bahkan terbuka sedikit, membuatku menahan tawa karena geli.

Aku menggeser posisi dudukku mendekatinya, mengatupkan bibirnya sambil bertopang dagu.

"Cepat jawab aku, Park Jimin."

Dia memutar badannya ke arahku, lantas menyeringai.

"Bagaimana dengan...."

To be honest, jika saja dia akan meminta "itu" aku akan dengan senang hati memberikannya.

Aku tidak akan menolaknya lagi.

"Apa?" tanyaku tak sabar.

"Hmm ... susu pelangsing! Kamu sedang dalam diet ketat, 'kan?"

Rahangku seakan terjatuh, expectation vs reality. Sedikit kecewa memang, tapi di lain sisi aku juga merasa lega.

Akhirnya Jiminku tidak byuntae lagi!!

"O-oh, baiklah. Aku setuju," jawabku.

"Tidak, tidak. Aku bercanda."

"Hm?"

"Ayo ke kamar! Aku akan bayar di sana."

Dugaanku salah.

Dia masih sama. Jiminku masih sama.

×××

Maaf banget update-nya lama, mana part-nya pendek lagi.
Maaf banget guys >< /kayak ada yg baca aja/

Tapi, apresiasinya jangan pelit-pelit guys:))

Jangan sungkan jg buat kasih kritik dan sarannya yaa.

Kalau sempet, main juga lah ke workku yang satunya lagi eheh. Makasii :D

Fluffy Bangtan //Bangtan Imagine//Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang