You POV
Aku merapikan semua peralatan alat tulis dan memasukkannya ke dalam tas. Beberapa buku materi kutenteng karena terlalu berat.
Aku menghela napas dan berjalan keluar kelas. Dosen killer benar-benar membunuh mood-ku hari ini.
Beruntung kelas bubar lebih cepat dari biasanya karena beliau yang tiba-tiba ada urusan.
Langkahku gontai, wajahku lesu dan mood-ku sangat buruk. Wajahku seolah memasang peringatan 'awas anjing galak'.
Biasanya, jam segini Jimin masih di kampusnya. Karena itu, aku memutuskan untuk pulang sendiri saja dan berjalan kaki sebagai pilihannya.
Atensiku fokus pada jalanan, tak memandang pada pejalan kaki lainnya. Membuat beberapa orang tak sengaja tertubruk olehku.
"Maaf," ujarku lesu.
Tiba-tiba sepasang sandal alligator yang sangat familiar berhenti tepat di depanku. Aku mendongak, mendapati seorang pria dengan sweater hitam, celana cream selutut dan tas sandang hitam menatapku lamat.
"Hari ini kamu pulang cepat ya?" tanyanya.
Aku menatapnya malas tanpa menjawab pertanyaannya. Aku menggedikan bahu seraya memiringkan sedikit kepalaku. Dia mengambil alih buku yang tadi kutenteng dan memasukkan ke dalam tasnya.
"Sayang, kamu kenapa?"
"Hanya lelah," jawabku singkat.
Dua ujung bibirnya tertarik ke atas, membuat lengkungan manis pada bibir dan matanya.
Dia menempelkan dua jari telunjuknya pada dua sudut bibirku dan menariknya pelan.
"Smile~"
Melihat senyum lebarnya membuatku tertular dan ikut tersenyum. Dia terkekeh dan mengusak halus puncak kepalaku.
Aku mengerucutkan bibirku dan mengamit lengannya. Bergelayut manja sembari berjalan.
"Tidak mau cerita?" tanyanya.
"Hah ... badmood karena dosen killer," pungkasku.
Dia mengambil telapak tanganku, mengaitkan jari-jari kami dan mengayunkannya pelan.
"Jadi kamu mau kemana hari ini?
"Pulang saja."
Kami kemudian masuk ke mobilnya yang diparkir pada badan jalan dan Jimin duduk di kursi kemudi.
Selama perjalanan aku hanya memandang jalan dari kaca samping, menatap pelataran toko serta pohon di pinggir jalan. Mataku pun bergerak sejalan dengan laju mobil.
Kulirik Jimin dari mata samping, ia tampak fokus menyetir mobil. Tanpa melepas tanganku. Dia masih saja betah mengelus punggung tanganku dengan ibu jarinya.
Suasana yang terlampau nyaman ini, membuatku tanpa sadar perlahan terlelap.
_____
"Hmm," erangku.
Astaga, ada apa dengan tubuhku? Kenapa rasanya pegal semua? Kuregangkan sedikit tubuhku dan membuka mata perlahan.
Aku terkejut saat memandang keluar dari kaca mobil. Ini sudah malam. Kuraih ponselku sambil menguap.
Hah.
Bukan malam lagi, pagi tanpa matahari. 02.00 A.M, pagi buta sudah.
Aku menoleh dan melihat Jimin tertidur dengan posisi bersedekap yang bersandar pada kaca mobil.
Aku mengusap pelan pipinya yang membuatnya terjaga.
"Sudah bangun?" tanyanya dan aku mengangguk.
"Ayo keluar, aku ingin memperlihatkan sesuatu padamu," ujarnya.
Kami berdua pun turun dan aku dibuat tercengang oleh pemandangan yang terpampang.
"Jim, sejak kapan Seoul punya taman bunga sebesar ini?"
Dia merangkulku dari samping dan berujar, "Kita di Ilsan, Sayang."
"Di Ilsan?!"
Dia mengangguk dengan senyum tanpa dosanya. Seoul-Ilsan bukan jarak yang dekat untuk ditempuh.
Aku mengerjap tak percaya ke arahnya. Dia terkekeh dan mencubit pipiku.
"Cutie," sahutnya.
"Kenapa kamu membawaku kemari? Ilsan 'kan jauh dari Seoul?!"
"Supaya mood-mu membaik."
"Hah?"
"Karena kau sangat suka dengan bunga, makanya aku bawa kemari."
Aku tersenyum haru dan langsung memeluknya, sekaligus menyembunyikan fakta bahwa aku sedang menangis.
"Jangan menangis lagi," ujarnya, mengecup keningku sebelum melepas pelukan kami.
Dia mengusap pipiku yang basah dan tersenyum lembut. Aku mengangguk dan ikut tersenyum.
"Thanks Jim."
"Untuk sayangnya aku, apa saja akan aku berikan."
"Cih, so cheesy~"
Dia tertawa geli dan kembali merangkul pundakku.
"Besok kamu tidak punya jadwal kuliah, 'kan?" tanyanya dan aku menggeleng.
"Sama, aku juga tidak ada. Jadi kita istirahat di sini dulu ya~"
"Di mana?"
"Di mobil bisa atau kau mau di ... penginapan?"
Aku mendengus saat melihat seringainya. "Byuntae," ujarku menepuk perutnya.
Tapi, bermalam satu hari di Ilsan tidak ada salahnya menurutku.
×××
Jams here!!
Yang lagi badmood moga imagine gue bisa jadi moodbooster buat kalian yaa:)
Thanks for vomment guys:))
Happy Friday eberibadeehh!!
#vommentnya jangan lupa
#biar mimpiin oppa♡♡♡♡♡♡♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Fluffy Bangtan //Bangtan Imagine//
AcakDia yang orang lain kira "The hottest group in Kpop" justru terlihat berbeda saat di depanku. Dia manis, lucu, baik dan terkadang menyebalkan. Tapi ada satu yang masih tampak sama, aku masih tetap menyukai kedua sisi dirinya. Sexy on stage and flu...