"Duduk!"
"Sayang, bukan aku yang merusak army bomb-mu."
"Aku bilang duduk!"
Hoseok menghempaskan bokongnya dengan segera sementara aku bersedekap di hadapannya.
Mataku menyipit, menatap tajam ke arahnya yang kini hanya terduduk diam dengan bibir segitiganya.
"Sayang, dengar. Aku bahkan tidak tahu menahu tentang army bomb-mu itu."
"Sudah jelas-jelas aku meletakkannya di atas kasurmu!"
"Tapi aku tidak melihatnya sama sekali!"
"Hoseok-ah, kamu membentakku?"
Tetap tidak mengaku ternyata. Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, army bomb-ku hancur, berderai, tak terbentuk lagi di atas kasurnya.
Aku ulangi, DI ATAS KASUR JUNG HOSEOK.
"Di kamar itu hanya ada kalian bertiga. Tidak mungkin orang lain yang merusaknya!"
Rasanya kesal sekali melihatnya yang tetap merasa tidak bersalah, dia membuatku tampak seperti yeochin yang buruk.
Ya, bertengkar hanya karena sebuah lightstick.
Tapi itu spesial!
Pemberian BangPDnim saat tahu tentang hubungan kami dua tahun yang lalu. Dia bilang aku harus menjaga dengan baik, dan lihatlah sekarang.
Aku melanggar janjiku. Kekanakan, memang. Karena aku bukan tipe orang yang menganggap remeh pemberian seseorang.
"Astaga, aku bersumpah. Bukan aku yang merusaknya."
Klek.
"Hoseoki hyung~"
"Ya, Taehyung-ah. Kau meninggalkan celana dalammu di toilet lagi!"
Itu mereka. Jimin dan Taehyung.
"Kalian...." cecarku.
"Eoh? (Y/n) noona? Kapan kau ke sini?"
"Duduk. Di situ." Aku menunjuk sofa--yang diduduki Hoseok--dengan semangat yang lebih berkobar.
Tiga tersangka sudah kudapatkan. Haha.
"Ada apa noona?" tanya Jimin, polos.
"Diantara kalian, siapa yang merusak army bomb-ku?"
"Bukan aku!"
Mereka berdua menjawab serentak, membuatku sedikit tersentak--yang tentu saja tidak akan kuperlihatkan.
Bisa hilang aura garangku.
"Kenapa aku merasa kalian juga berbohong ya?" desisku bersama dengan mataku yang ikut menyipit.
Taehyung mengankat sebelah tangannya dan berseru, "Bukan aku noona! Aku tidak berbohong!"
"A-aku juga! Bukan aku!"
Hoseokku tetap cemberut sementara dua temannya sudah mengangkat tangan mereka dengan wajah yang dibuat se-dramatis mungkin.
"Hmm, baiklah. Terlalu tidak mungkin kalian berdua akan tega merusaknya, 'kan?"
Mereka mengangguk, antusias.
Sungguh, maknae line selalu bisa membuatku percaya pada mereka.
Polos dan sedikit kekanakn mengingatkanku pada Yugyeom--adikku.
Keduanya pergi dengan berisik. Aku juga tidak terlalu jelas tentang obrolan mereka.
Bahasa itu hanya mereka yang paham.
"Kamu membiarkan mereka pergi? Bisa saja pelakunya di antara mereka."
"Tidak, tidak mungkin," ujarku, santai.
Hoseok menghela nafasnya, frustrasi.
Dia memilih diam, karena tahu kalau dia membantah hanya akan memperpanjang masalah.
Hobie, maafkan aku. Huhu.
"Ya sudah, jadi kamu tetap menuduhku karena merusak army bomb itu?"
Suaranya merendah, membuatku tak sampai hati untuk mengangguk.
Terdiam, tak menggerakkan kepalaku sedikitpun.
"Maaf karena aku tidak bisa menjaga army bomb pemberian BangPDnim."
Dia mengelus puncak kepalaku dan tersenyum kecil.
Aku menggigit bibir bawahku, menahan rasa bersalah dan tidak menatapnya sama sekali.
Dasar bodoh, tidak mungkin Hoseok yang merusaknya! Dia tidak akan seceroboh itu!
Kumaki diriku sendiri.
Klek.
"Hoseok-ah ... oh? (Y/n)? Kapan kau datang kemari?"
"Baru saja. Kenapa mencariku?"
"Bisa bantu aku untuk rekaman?"
"Baiklah." Hoseok berbisik di telingaku, "Aku tinggal sebentar ya?"
Aku mengangguk kecil.
"Ah, matda! Hoseok-ah, kemarin aku tidak sengaja menginjak army bomb di kasurmu."
Opps.
"Apa itu punyamu?"
Aku bisa merasakan bulu kudukku meremang. Hoseok pasti sedang menatap garang padaku.
Astaga, bagaimana aku bisa lupa kalau Rapmonster adalah penghancur barang-barang di dorm?!
"I-iya punyaku. Kau duluan saja, aku mau menyelesaikan urusanku sebentar."
Tersangka sialan itu mengangguk dan menutup pintu kamar kembali.
Meninggalkan aku dan Hoseok di sini. Hanya berdua.
"Kenapa diam?" tanyanya.
Aku meliriknya sedikit dari poniku, takut-takut.
"Aku...." Ujung hidung kugaruk pelan untuk menghilangkan gugup.
"Masih menuduhku?"
Kepalaku terangkat karena dia mencubit pipiku dan meregangkannya dengan lebar.
"Sakhwi!" (Sakit)
"Dengar, urusan kita belum selesai," ujarnya, bersemangat.
Oh, tidak.
Mati aku.
×××
Kalau ada typo kasih tau yaa.
Apresiasinya jangan lupa guys><
♡♡♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Fluffy Bangtan //Bangtan Imagine//
RandomDia yang orang lain kira "The hottest group in Kpop" justru terlihat berbeda saat di depanku. Dia manis, lucu, baik dan terkadang menyebalkan. Tapi ada satu yang masih tampak sama, aku masih tetap menyukai kedua sisi dirinya. Sexy on stage and flu...