Namjoon : Vacation

3.5K 355 34
                                    

Menang lotre siapa yang tidak senang? Hadiahnya liburan pula. Seperti aku dan Oppa sekarang, dia baru saja menang lotre dan mendapatkan hadiah liburan ke Busan untuk dua orang.

Hadiah dari agensi sebenarnya.

He's definitely lucky man.

He's definitely lucky man

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yang, come on. Jangan diam di situ."

Aku menggeleng sambil membenarkan bentuk sanggul rambutku. "No, bajuku tipis. Kalau kena air sudah pasti langsung kelihatan."

Resikoku sebenarnya.

Sudah tahu akan pergi ke pantai, aku malah memilih blouse biru muda berbahan kain tipis sebagai atasan.

Dan lagi, seandainya aku punya kemampuan menghapus ingatan seseorang, aku akan menghapus semua memori tentang video dewasa di pikirannya.

Sudah kodrat lelaki menonton film ini, begitu katanya.

Sinting.

"Kelihatan apanya?"

Aku mengerutkan bibir saat melihat seringaian dan lesung pipinya itu. Dia mendekatiku dan memegang pinggangku.

"Kenapa pakai baju tipis huh?"

Dia berbisik dengan matanya yang memandangku teduh. Tidak bisa kujelaskan bagaimana rasanya sekarang. Menatap balik saja aku tidak bisa.

Dia selalu mengintimidasiku dengan semua kelebihan yang dia punya. Membuat aku semakin ... mencintainya.

Hah ... aku mulai terdengar norak.

Kudorong badannya ke depan saat ia menarik pinggangku. Cih ... dia berniat menjailiku sekarang.

"Ya!"

"Yang, kamu kenapa? Kok aku didorong?"

"Makanya jangan genit."

Dua ujung bibir kepunyaannya tertarik, membuat seulas senyum menawan dan jangan lupakan dimple-nya itu.

"Canda yang."

Aku hanya cemberut saat dia menarik pinggangku dari samping saat kami berjalan seiringan.

"Jangan cemberut ah yang. Jadi semakin cantik soalnya."

Dia menyandarkan kepalanya di atas kepalaku. Hah ... andai aku lebih tinggi darinya.

"Oppa," panggilku.

Dia menjawab tanpa menoleh. "Hmm?"

"Saat ada di depan wanita lain, apa Oppa seperti ini juga?"

Dia menarik tanganku mendekati bibir pantai, tak menggubris pertanyaanku.

Apa memang benar?

Aku merunduk, memandang air yang kembali surut dan menyisakan pasir pada telapak kakiku.

Tanpa sadar, mataku berair. Aku menghapusnya dengan segera saat airnya telah sampai di pipiku.

Lagi dan lagi. Aku selalu berusaha menyangkal semua prasangka burukku tentang Oppa. Aku ingin mempercayainya layaknya sepasang kekasih lain.

Tapi pekerjaan yang mengharuskannya untuk selalu berinteraksi dengan semua orang kembali membuatku ragu.

Dia seorang penulis lagu. Ya ... walaupun baru memulai karir, tapi dia sudah banyak mendapat pujian dan sambutan hangat dari para agensi artis.

Apa tidak ada agensi yang hanya menaungi artis pria?

Dia bisa saja berubah, bisa saja berbalik meninggalkanku dan beralih ke wanita lain. Bisa saja, 'kan?

"Yang," bisiknya tepat di telingaku, membuatku tersentak.

"Kamu nangisnya kok kejer banget?"

Buru-buru aku menyeka pelupuk mataku dan berusaha meredam sesenggukan.

"Aku tidak apa-apa."

"Bohong."

Sepasang tangan dari belakang melingkar di pundakku, menariknya ke belakang dan membuat dadanya bersentuhan langsung dengan punggungku.

Oppa meletakkan dagunya pada ruang antara pundak dan leherku. Dia berbisik, "Tidak akan ada tempat untuk orang lain, (y/n)."

"Di depanmu, aku menjadi Kim Namjoon apa adanya. Pria dengan banyak kekurangan yang berani mencintai salah satu makhluk Tuhan yang begitu indah seperti kamu."

"Dan akan menjadi Rapmonster, the badass song writer di depan orang lain yang tidak mengenal dan mengetahui aku sebaik kamu."

"I promise, ini akan jadi terakhir kalinya kamu menangis dan merasa sedih."

Aku menangkup wajahku. Bukan ingin menahan tangis, tapi malah menahan tertawa. Tadi itu sedikit menggelitikku. Jujur saja, lelaki pervert seperti dia berubah jadi romantis.

Sangat tidak bisa dipercaya.

"Ah ... aku sudah tahu, kamu pasti tertawa."

"Nooo."

Aku berbalik ke belakang saat dia melepas pelukan tadi. Aku menarik lengan bajunya dan mengecup pipi kanannya.

"Thanks Oppa."

Jangan lagi. Seringainya itu ... apa tidak bisa hilang dari wajahnya?

"Aku tidak menerima kecupan di sini," ujarnya menunjuk bekas kecupanku di pipinya tadi.

"Jadi Oppa mau di bagian mana?" godaku.

"Hmm, kamu yakin akan melakukannya di depan publik?"

Aisshh, memang tidak ada yang mengenal sifat menyebalkannya yang satu ini. Ya ... hanya aku.

×××

Gatau mau ngomong apa ni hehe /yaudah sih/

Eh btw di mulmed fotonya muncul gak? Di gue soalnya nggak._.
Kok gitu yaa? Wp error apa gimana? Kasi tau gue yaa soal foto di mulmed:(

Spam komen gapapa kok guys, gue suka bgt sama komenan kalian. Sering ketawa2 sendiri pas bacanya.

Jadi yaa gitu ... komen dan votenya ditunggu loh. Tekan bintaaang, gak bakal gue gigit kok:))

Kalau cuma baca, ntar oppa yang gigit :'v

Kalau ada typo atau EBI yang salah kasih tau gue yaa:))


Oh yaa, semangat terus buat vote Bangtan di MAMA sama Daesang yaa!! TEAM WORK MAKES DREAM WORK!!

See you in next chapter♡♡♡

P.s : Next chapter gue pengen gaet bangPD wkwk gadeng canda:))

Fluffy Bangtan //Bangtan Imagine//Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang