"Kamu mencari siapa?"
Aku menggeser kembali pandanganku ke arahnya, "Member yang lain mana?"
"Ah, mereka. Pasti sedang berlari mengelilingi gedung."
Aku menggeleng yang diselingi tawa renyah,"Kapan mereka akan bertingkah seperti pria dewasa ya?"
"Kamu mau tahu kapan?" Aku mengangguk setengah yakin.
"Saat kamu melihat mereka menonton film yadong."
Kami berdua tertawa, oppa bahkan berulang kali bertepuk tangan karena sangking gelinya.
Tanganku terjulur ke depan, merapikan sedikit tatanan rambutnya.
"Jangan banyak gerak, nanti rambutnya kusut."
"Ah ... aku sudah tertular oleh Taehyung."
"Sekarang kamu malah lebih kekanakan darinya."
Dia tertawa kikuk, "Benarkah? Hehe."
Atensiku memperhatikan beberapa properti pada set untuk keperluan photoshoot mereka.
Sementara dia yang mencomot telur rollet buatanku. Bibirnya mengerucut dengan durasi kunyahan yang cenderung lambat.
Pipinya gembung, wajahnya serius dan mata yang beberapa kali mengerjap.
Sesekali ia menggoyangkan tubuhnya--ekspresi senangnya saat sedang makan.
"Enak," ujarnya, polos.
Kujejalkan tanganku ke dalam tas dan meraih sapu tangan.
"Oppa, bersihkan bibirmu." Dia mengangguk.
Seseorang berbaju dengan corak garis mendekati kami sembari tersenyum lebar.
"Noona, annyeong!"
Si suara minion, Park Jimin.
"Eoh, Jimin-ah. Senyummu sangat lebar, apa ada sesuatu yang sangat membuatmu senang hari ini?"
Dia mengangguk, menoleh ke samping dan kemudian tertawa lepas.
Ada apa dengan mereka? Ada sesuatu yang tidak aku ketahui?
"Hyung, haruskah aku bilang?"
"Hajima, Jimin-ah."
Oppa berbisik, hm ... pasti ada yang tidak beres.
"Ada apa? Cepat katakan padaku."
Pria kecil itu menyeringai, "Seokjin hyung, dia bertemu dengan Haneul noona kemarin."
"Haneul? Choi Haneul?" ulangku.
Dia mengangguk, sangat bersemangat.
Sementara pria di sampingnya tersenyum kikuk dengan tubuh tertunduk.
Tertangkap kau, Kim Seokjin!
"Dia semakin cantik, Noona."
"Lalu apa lagi?"
"Mereka tampak akrab."
Aku mengangguk sambil mencibir ke arahnya--Seokjin oppa.
Sebenarnya aku tidak cemburu. Sumpah! Sama sekali tidak!
Maksudku, aku dan Haneul, kami mempunyai hubungan yang baik. Dia gadis yang baik dan menyenangkan.
Tapi, untuk melewatkan momen 'menjaili member tertua' sangat rugi rasanya.
Park Jimin, kau sangat tahu tentang bercanda rupanya. Hihi.
"Sayang, dengar. Jangan percaya si pendek ini."
"Kau takut ya hyung? Haha."
"SIAPA BILANG?! AKU TIDAK TAKUT! SAYANG, KAU PERCAYA, 'KAN?"
Aku tidak menghiraukan ucapannya, justru kembali bertanya pada Jimin.
"Jimin-ah, kapan mereka bertemu?"
"Hmm ... dua hari yang lalu kalau tidak salah."
"Wah, baru-baru ini ternyata."
Oppa semakin tersudut, wajahnya sangat jelas kesal sekarang.
Desauan berat keluar dari hidungnya, ia juga menatap tajam pada Jimin.
Kim Seokjin, kenapa kau bisa terlihat menyeramkam sekaligus menggemaskan, ha?
Tahan ... aku tidak boleh gagal.
"Aku pergi dulu~"
"Ya! Park Jimin! Jangan lari! Dasar sial."
Kutahan lengan kanannya, dia berbalik dan mengusap ujung hidungnya sebentar.
"Sayang, jangan dengarkan Jimin yaa. Dia bohong."
"Benarkah? Tapi kenapa terlihat seperti kamu yang bohong?"
Dia tertawa keki sementara aku mengulum senyum.
"Oke, baiklah. Akan aku jelaskan, tapi kamu jangan salah paham, okay?"
Aku mengangguk.
"Kemarin aku TIDAK SENGAJA bertemu dia. Ya ... café pasti selalu ramai, 'kan? Dan aku bertemu dia."
Dia memandangiku sekilas lalu kembali melanjutkan ceritanya.
"Karena kami sama-sama sedang menunggu seseorang, jadi kurasa obrolan singkat tidak masalah."
"Kamu menunggu siapa?" sahutku.
"Orang yang tadi memprovokatif kamu," sungutnya, kesal.
Aku terkekeh pelan dan melipat tanganku di depan dada.
"Jadi ... dia semakin cantik?"
"Aninde!"
"Wah ... kamu pasti sangat merindukannya, 'kan?"
"Aninde!"
Astaga, tolong ingatkan aku dia pria dewasa yang berusia 25 tahun!
Jungkook saja kalah dibuatnya. Ya ... dalam urusan kekanakan seperti ini. Hihi.
"Pasti obrolannya juga sangat menyenangkan. Ya ... maksudku kalian kan punya hobi yang sama."
"Aninde! Aninde! Aninde!"
Tawaku meledak, begitu pun dia. Beberapa staff melirik kami dan kemudian menggeleng pelan.
Aku memegang perutku, sakit karena ini terlalu lucu.
"Ya sudah ... aduh ... hah ... kamu dipanggil tuh."
Dia mengangguk sambil masih terkikik.
"Aku pergi yaa."
Wajahku bersemu karena dia mengecup singkat bibirku sebelum pergi.
"Noona, wajahmu seperti kepiting rebus."
Aku menjetik dahi cassanova Bangtan ini dengan sedikit bertenaga.
"Diam kau, Park Jimin. Dasar tukang gosip."
×××
Ye, ye, yee~
Kebayang gak sii, mukanya jin waktu bilang "aninde!!"
Cute arfshskdnjx!!!!
Kakak sockjean93 gue pinjem nama yaaaa^3^
Apresiasi jgn lupa guys;)
Tysm♡♡♡♡♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Fluffy Bangtan //Bangtan Imagine//
RandomDia yang orang lain kira "The hottest group in Kpop" justru terlihat berbeda saat di depanku. Dia manis, lucu, baik dan terkadang menyebalkan. Tapi ada satu yang masih tampak sama, aku masih tetap menyukai kedua sisi dirinya. Sexy on stage and flu...