Tears

582 83 14
                                    

Napasnya memburu menahan amarah yang sudah sampai ke ubun-ubun. Ia pikir Jungkook tidak sungguh-sungguh dengan ucapannya bahwa ia sudah berapacaran dengan wanita jalang itu. Tapi, saat pulang sekolah netranya menangkap pemandangan menyakitkan dari seberang jalan. Jungkook dan Krystal--- nama pacar Jungkook sekarang---- sedang berpelukan mesra. Terlihat jelas dari senyum semringah pemuda itu bahwa ia tengah bahagia. Ingin rasanya ia menarik Jungkook dan menampar si putri buruk rupa itu. Kelincinya yang malang telah tertipu maksiat si nenek lampir berwajah bak malaikat bersayap hitam. Tapi jika ia melakukan itu Jungkook pasti akan memakinya. Dia sudah bukan siapa-siapa lagi di mata Jungkook sekarang.

Ia berusaha menahan air matanya. Tapi itu sia-sia. Cairan asin itu mendesak keluar dari pelupuk matanya. Menuruni pipi putih mulusnya. Bersamaan dengan itu, petir menyambar. Seperti menyuruh kedua insan itu menghentikan kegiatannya. Ia sedikit tersenyum. Ia pikir Jungkook akan melepaskan pelukannya, ternyata ia salah. Jungkook malah makin mengimpit tubuh Krystal sambil membisikkan sesuatu yang tidak ia ketahui. Krystal tersenyum licik dan mengangguk sambil menarik kaus Jungkook, mengisyaratkannya agar lebih dalam memeluk tubuhnya yang sudah mulai basah akibat air mata sang awan di atas sana.

Ia mengerang frustrasi. Air matanya keluar makin deras. Ia akhirnya memutuskan pulang ke rumah daripada merasakan sakit hati yang lebih dalam. Ia tidak memedulikan bajunya yang sudah basah sekarang. Ia hanya ingin pulang dan menangis sepuasnya di kamar.

Somebody To You /j.j.kTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang